Dita terpaksa menikah dengan pria CEO lumpuh dan dikenal impoten, menggantikan kakak nya Dora yang kabur bersama dengan Ricardo, pacarnya.
Dita tidak menyangka kalau suaminya adalah pria tampan dan tidak impoten seperti kabar yang beredar.
Dora menyesal telah kabur bersama dengan kekasih nya setelah mengetahui kalau calon suaminya yang kini menjadi suaminya Dita adalah pria sempurna sesuai kriteria nya.
Ikuti cerita lengkapnya di Novel
WANITA PENGGANTI CEO
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Dora mengenakan pakaian nya dan berdandan dengan rapi. Sepertinya Dora akan bepergian. Sedangkan Ricardo masih berada di atas tempat tidurnya dan bermalas-malasan. Padahal pagi ini orang tuanya sudah menyuruh diri nya bekerja dan membantu mengembangkan bisnis yang dimiliki oleh keluarga besarnya.
"Kamu mau kemana sayang?" tanya Ricardo pada Dora yang sudah mengalungkan tas nya dan siap untuk bepergian.
"Aku akan pulang ke rumah. Mulai hari ini aku kembali ke rumah orang tuaku, Ricardo. Seperti nya keadaan sudah sangat aman. Dan Dita sudah benar-benar menjadi istri putra mahkota dari pemilik perusahaan besar itu. Jadi aku bisa pulang dan kembali ke rumah. Oh iya, kapan kamu mulai bekerja sayang? Aku tidak mau seperti ini terus, sayang! Kamu harus bekerja dan mendapatkan duit sendiri. Tidak hanya mengandalkan transferan dari orang tua kamu dong! Bukannya kamu mau nikah dengan aku? Dan kamu akan membuat pesta pernikahan kita itu seperti Dita adik ku itu. Jangan membuat aku menjadi menyesal karena memilih kamu, dong!" ucap Dora panjang lebar.
"Baik sayang! Aku akan segera bekerja dan bergabung mengurus perusahaan papa," sahut Ricardo.
"Ini cewek lama kelamaan semakin suka mengatur hidup gue saja. Aku walaupun tanpa bekerja pun tetap punya duit. Karena aku sudah mendapatkan uang jajan setiap bulan dari papa. Bahkan uang untuk berpacaran pun sudah dihitung juga oleh orang tuaku. Kenapa ini cewek sibuk sekali sih," batin Ricardo dalam hatinya. Kini dia mulai bosan dengan sikap Dora yang suka mengatur dan suka menghabiskan uang Ricardo.
"Ya sudah! Aku pulang, sayang! Ini mobil aku bawa pulang ke rumah," kata Dora sambil menyambar kunci salah satu mobil mewah milik Ricardo.
"Eh??" Ricardo mau menolak tapi Dora membungkamnya dengan ciuman.
"Mobil kamu kan banyak, sayang! Aku pakai yang ini saja. Kamu bisa pakai yang lain saja," ucap Dora.
"Em yah sudah! Lusa kamu kemari lagi yah! Awas saja kalau kamu tidak ke rumah ini. Aku akan mendatangi kamu dan tidur di sana," ancam Ricardo.
"Oke, oke! Lusa aku akan datang ke rumah ini. Aku juga pasti kangen kamu, sayang!" ucap Dora. Dora melenggang keluar dari kamar itu sendirian tanpa Ricardo mengantarkan nya ke bawah.
*****
Dora tiba di rumah orang tuanya. Rumah itulah rumah tinggal Dora selama ini sebelum kabur dari rumah itu. Dora masuk ke dalam rumah itu melalui pintu utama.
"Bibi, tolong tas aku di bagasi mobil. Angkat dan bawa ke dalam kamarku," perintah Dora pada pelayan di rumah itu.
"Eh non Dora! Lama sekali tidak terlihat. Tuan besar dan nyonya mencari nona. Apalagi saat acara pernikahan itu akan dilangsungkan," jelas Bibi pelayan di rumah itu.
"Sudah lah! Itu sudah basi! Toh laki-laki yang sudah dijodohkan dengan aku, sudah menikah dengan adikku, Dita. Dita benar-benar beruntung bisa menikah dengan pria kaya raya dan juga tampan pewaris tunggal di. perusahaan terbesar di negeri ini," ucap Dora.
"Nona benar! Non Dita sangat beruntung mendapatkan suami seperti tuan muda Emon," sahut pelayan itu.
"Sudahlah jangan membahas masalah itu! Tolong buatkan aku minuman seger! Tiba-tiba aku merasakan haus setelah membahas Dita," kata Dora.
Pelayan itu segera mengerjakan apa yang diperintahkan Dora dari mengambil tas di bagasi dan meletakkan nya di dalam kamar Dora sampai membuatkan minuman dingin dan segar untuk Dora.
Langkah kaki dengan suara pelan mendekati Dora yang saat ini duduk di ruangan tamu.
"Masih ingat jalan pulang rupanya kamu, Dora!" ucap seorang wanita paruh baya. Dora segera menghancurkan dirinya dan memeluk bunda nya.
"Bunda! Maaf, aku baru pulang. Orang tua Ricardo membatasi uang jajan Ricardo. Sehingga kami mau tidak mau kembali ke tanah air. Sebelum Dita melangsungkan pernikahan nya dengan pria kaya raya itu, sebenarnya aku sudah berada di tanah air," kata Dora.
"Bodoh! Itulah bodohnya kamu! Dita kini mendapatkan suami yang tampan dan kaya raya. Kamu bodoh dan salah memilih kabur dari perjodohan ini. Dan sekarang, Dita mendapatkan hidup penuh kemewahan dan kekayaan. Sedangkan kamu masih seperti ini saja tidak ada kemajuan," ucap bunda Ririn.
"Oh bunda! Bukankah bunda sendiri yang mendukung aku untuk kabur dari perjodohan ini dan menjadikan Dita sebagai pengganti nya? Kenapa bunda menyalahkan aku sih?" sahut Dora.
"Benar! Ternyata pria lumpuh dan sering mengenakan kursi roda itu ternyata sehat dan bisa berdiri sendiri dengan kedua kakinya. Semuanya ia lakukan untuk mencari seseorang yang tulus menikah dengan dirinya. Bahkan pria itu sangat tampan, Dora! Sudah tampan, kaya raya dan menjadi pewaris tunggal di sebuah perusahaan terbesar di negeri ini. Kamu benar-benar bodoh. Kamu kabur bersama Ricardo kekasih kamu itu, apa yang kamu dapat kan, hah?" omel bunda Ririn.
"Eh? Untuk sementara ini Ricardo sudah membelikan banyak perhiasan, tas, sepatu, baju bermerek. Selain itu semua kebutuhan ku terpenuhi. Cuma Ricardo belum juga mau menikahi aku," terang Dora.
"Itu namanya kamu sudah dimanfaatkan oleh Ricardo. Kamu setiap malam harus melayani Ricardo bukan? Keterlaluan! Kamu harus menuntut lebih dari semua nya itu pada Ricardo. Bila perlu minta dibelikan apartemen atau rumah mewah. Dasar kamu sangat bodoh! Di dunia ini jangan percaya dengan mulut manis seorang pria tanpa memberikan banyak harta pada kita. Apalagi kamu rela sudah melepaskan keperawanan kamu kepada Ricardo," kata bunda Ririn panjang lebar.
"Bunda, kalau Ricardo tidak menguntungkan aku lagi. Bagaimana pun caranya aku akan berusaha merebut kembali suami Dita. Bukankah seharusnya tuan muda Emon itu sebenarnya adalah suamiku? Seharusnya akulah yang di posisi Dita saat ini," kata Dora.
"Hah? Merebut kembali? Apa yang akan kamu lakukan supaya bisa merebut kembali posisi Dita untuk kamu, Dora?" ucap bunda Ririn.
"Bunda harus membantu aku dong! Aku tidak bisa menjalankan misi ini tanpa dibantu dengan bunda," kata Dora. Kini Dora membisikkan sesuatu pada telinga bunda Ririn.
"Oh, baiklah! Aku mengerti! Oke, bunda akan membantu kamu. Kamu adalah anak bunda dengan darah daging bunda. Sedangkan Dita adalah anak ayah tiri kamu. Seharusnya anak ku lah yang mendapatkan kebahagiaan dan kemewahan itu," kata bunda Ririn.
Dora dan Dita adalah adik kakak. Namun sebenarnya mereka bukan sedarah. Melainkan saat ayah Dita menikahi bunda Ririn mereka sama-sama membawa anak bawaan dari suami dan istri mereka Masing-masing. Namun orang-orang hanya tahu kalau kedua nya adalah ada hubungan saudara yaitu kakak beradik.
"Dita! Seharusnya kamu tidak berada di istana kediaman keluarga Alexandria itu," gumam Dora penuh ambisi ingin merebut kembali kedudukan Dita di keluarga Alexandria.