terlahir sebagai nona muda yang kaya raya tak menjamin kehidupan percintaan nya sempurna. quinsha menjadi anak yatim piatu diusia 15 tahun. sebagai penerus kerajaan bisnis adipati,dia terpaksa menyembunyikan jati diri nya agar mendapat teman dan pasangan hidup yang tulus. apalah jadi nya jika kepolosan nya dalam percintaan malah membuat dia di manfaatkan dan di khianati oleh tunangan yang di cintai nya ? well, pintar di otak tapi oon di cinta ...
"kau hanya sekedar wanita jelek yang hanya ku manfaatkan" ~ bagas
"wanita murahan, bagas hanya milikku !" ~ sara
"kenapa semua berakhir seperti ini? ayah bunda, rasanya sakit !!" ~quinsha
"kami sebenarnya mengetahui kebenarannya dari awal, tapi melihatmu bahagia kami menunda untuk memberi tahukanmu" ~nakula-sadewa
"gadis ini misterius sekali, aku yakin dibalik wajah kumal itu menyimpan rahasia besar" ~narendra
hai, ini karya pertama ku, maaf jika masih ada typo. insya allah akan di revisi secara bertahap. selamat membaca😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
quin keluar dari toko lalu berjalan menuju ke lantai 4. Ia memutuskan untuk menunggu nakula di depan bioskop.
" halo kak, quin nungguin di depan bioskop aja, "
" ......... "
" heem, jangan lama - lama, film nya udah mau di putar " tutup quin. Quin menunggu Nakula di bangku yang tersedia di depan bioskop. Terlihat kantung -kantung belanjaan nya yang ia biarkan tergeletak di bawah kaki nya.
' capek banget, adu mulut doang ' batin quin.
Tak lama kemudian nakula terlihat berjalan ke arah quin sambil nyengir lebar. Quin merengut kesal.
" kakak ngapain dulu sih, kebiasaan tau nggak " marah quin.
" ha ha ha, maaf quin. Panggilan alam kali ini tidak bisa di tahan lagi " bela Nakula.
" tau nggak, quin tadi abis berantem ," kata quin.
" hah ? Sama siapa ? Baru di tinggal gitu aja udah bentrok aja " jawab nakula.
" tuh, pasangan gila, " quin menjawab dengan malas. Nakula masih memikirkan siapa yang di maksud pasangan gila oleh quin. 5 menit kemudian nakula baru tercerahkan.
" heh, kamu berantem sama cowok brengs*k dan cewek sund*l itu ? Gimana cerita nya ?" tanya nakula.
" jadi tuh gini, ....... "
Quin menceritakan kejadian yang sebenar nya tanpa di kurangin dan di lebihkan.
" ha ha ha, hebat banget cara kamu membungkam mulutnya, kakak yakin sih cewe sund*l itu kena mental pas kamu ngeluarin black card kamu " tawa nakula menggelegar hingga menjadikan nya pusat perhatian orang - orang yang ber lalu lalang di selaras bioskop.
" abisan quin sebel banget, orang di diemin malah ngelunjak." jawab quin manyun. Quin menyodorkan kotak hadiah yang berisi dasi tadi.
" ini, hadiah buat kak kula, sama buat kak sadewa. Warna nya sama , jadi jangan rebutan ya meskipun harga nya gak seberapa sih. Tapi ini samaan kayak punya paman juga." kata quin. Nakula terdiam sejenak, mata nya mengembun karena merasa terharu dengan pemberian quin.
" makasih dek, padahal nggak apa - apa jika nggak ngasih hadiah, tapi ini bakal aku pake " tulus nakula sambil tersenyum.
" ya udah yuk, malah mau nangis ah, yuk masuk. Kayaknya udah mau muli deh, " ajak quin saat terdengar announcer mulai nya film.
Mereka berdua bergegas masuk setelah menitipkan kantong - kantong belanjaan di penitipan barang yang tersedia.
💨💨💨
Quin dan Nakula pulang dari mall hampi tengah hari. Mereka sengaja makan dulu di kafe si kembar baru pulang. Sampai di rumah pun masih terlihat sepi karena paman dan bibi nya belum terlihat pulang. Sedangkan sadewa dijadwalkan pulang sekitar jam 4 sore nanti.
quin beranjak menuju kamar tidur nya dan segera membersihkan diri. Dia mengecek apakah ada pesan dari sang kekasih yang hasil nya nihil.
' mungkin mas ren masih sibuk ' batin quin.
Akhirnya quin pun memutuskan untuk tidur siang. Mengingat selama seminggu kerja ia tak memiliki waktu untuk tidur siang.
💨💨💨
Di sebuah restoran, di salah satu ruangan vip.
" kita harus segera melaksanakan rencana ini "
" ya, kita mulai besok,anak saya juga sudah siap,"
" apa tidak terlalu riskan ?"
" kenapa ? Dia akan menuruti semua ucapan saya, "
" ya sudahlah , "
" aku sudah tidak sabar mengeruk harta dari adipati group."
" benar sekali, ha ha ha. Siapa yang tahu jika sang pewaris hanyalah anak kecil yang tidak tahu apa - apa."
Terjadi pembicaraan yang serius. Mereka adalah rudi sang manajer personalia dan temannya yang menjabat sebagai kepala Hrd. Mereka tidak tahu jika gerak gerik mereka selama ini memang sedang di pantau.
💨💨💨
" loh, tuan aldebaran, anda disini juga ?" sapa sadewa yang baru melihat narendra. Padahal mereka berada di satu acara yang sama.
" oh anda tuan Sadewa. Ya benar saya yang meng-wakilkan A.D Group, jadi quin mengirim anda untuk mewakili seminar ini ? Jawab Narendra. Kedua nya berjabat tangan ala pria.
" benar, quin masih terlalu dini untuk bepergian melakukan seminar di luar kota, meskipun sudah dewasa, tapi ia baru - baru ini saja di kenalkan ke khalayak umum. Takut nya malah terjadi apa -apa " jelas Sadewa sambil terkekeh mengingat sifat usil dan iseng quin.
" ha ha ha, anda benar tuan, quin masih terlalu polos untuk menghadapi dunia bisnis," terawang narendra sesekali ia tersenyum tipis. Seperti nya ia mulai merindukan bocah kecil nya.
" api jangan salah tuan, dia yang selama ini mengambil keputusan perusahaan loh, ya walaupun melalui belakang layar, cuma mungkin jika di hadapkan liciknya persaingan secara gamblang a belum pernah " kata sadewa membanggakan quin.
" oh iya ? Wah hebat berarti nona muda quin " narendra tersenyum penuh arti. Tak salah berarti diri nya memilih pasangan.
Ke dua nya pun terlibat obrolan yang serius dan di selingi dengan candaan dan gurauan. Narendra merasa mudah akrab dengan sadewa yang sama - sama dingin di luar, renyah di dalam. Eh,malah iklan. Hi hi hi.
💨💨💨
Senin pagi.
Di rumah mewah berkedok " panti asuhan "
Aktifitas pagi sudah terendus dari saat sang fajar mulai menampakkan diri. Para koki sibuk menyiapkan hidangan untuk semua penghuni. Memang dari semua anak yang di asuh oleh ayah bunda quin semua memilih tetap tinggal di tempat dimana mereka di asuh, kecuali bagi mereka yang sudah menikah. Mereka sudah memiliki hunian yang berjarak tak jauh dari lokasi di mana mereka di rawat. Semata - mata karena mereka masih memegang teguh janji yang mereka ikrarkan di diri mereka, yaitu mengabdi untuk perusahaan adipati.
di tengah - tengah kesibukan semua anggota keluarga, quin masih bergumul di hangat nya selimut. Tumben ini anak, biasa nya dia yang pling heboh tiap pagi jika ingin berangkat kerja. Ada apakah gerangan dengan sang nona muda ?
" kula, coba kamu panggil adik mu, tidak biasa nya dia belum turun. Apalagi ini hari senin," pinta bunda ratih. Nakula menurut dan segera berjalan ke arah kamar quin.
TOK TOK TOK
Terdengar pintu terketuk dari arah luar, quin bergeming. Dia bangun tapi ia merasakan kepala nya yang berputar. Badan nya juga menggigil kedinginan.
" quin, quin " panggil nakula dari balik pintu. Quin mengenali suara sang kakak sepupu. Tapi ia tetap tidak kuat untuk sekedar membawa tubuhnya untuk bangun.
" quin, dek ! Kamu udah bangun ?" panggil nakula lagi. Nakula yang tidak mendapat sahutan pun seketika cemas. Ia kemudian membuka pintu quin dengan paksa dan bergegas menuju ke ranjang. Terlihat oleh nya gulungan selimut yang tampak berpenghuni manusia.
Ia meningkap selimut dan mendapati adik nya masih terbaring lemah di bawah gulungan selimut. nakula cemas,tangan nya spontan mengarah ke dahi sang adik.
" astagfirullah dek, !! Kamu...
