Dua orang yang tidak saling mengenal satu sama lain telah dijodohkan semasa kecil oleh kedua orang tua mereka masing–masing. Davin Syaputra, berusia 23 tahun, bersifat dingin, cuek tampan dan disukai banyak kuam hawa sedangkan si wanita cantik berusia 18tahun Donna Vania kusuma dan sudah mempunyai kekasih yang dicintainya.
Akankah cinta tumbuh di antara mereka, apalagi Vania sudah mempunyai seorang kekasih.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna Maryana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Lima
Sorenya Davin, Vania, Letta, Rissa dan Diva tiba di mall, sampai di mall Davin mengantri untuk pesan tiket tapi sebelum antri Davin udah nanya mau nonton film apa dan Vania serta Diva memesan makanan dan minuman untuk masuk nonton. Setelah Vania dan Diva bergabung dengan Rissa dan Letta yang duduk di meja sambil menunggu Davin membeli tiket. Letta dan Rissa melihat Indra dari kejauhan kaget karena mereka berdua tadi ditanyakan oleh Davin tentang Indra. Vania bingung dengan tatapan kedua temannya itu dan mengikuti arah pandangan Rissa dan Letta.
“Indra.. “ gumam Vania pelan yang didengar mereka bertiga. Vania memandang Davin yang masih antri hanya pasrah.
“kenapa harus ada indra sich … pasta kak daav marah lagi”ucap Vania dalam hati
Indra berjalan bersama teman-temannya menuju meja. Indra duduk dan hanya melihat Vania dan Diva karna Letta dan Rissa membelakangi. langsung berdiri mendekati Vania dan Diva.
“Yank ada di sini… Letta dan Rissa… nonton juga” ucap Indra masih berdiri di samping Vania dan Rissa. Kursi yang Vania dan Letta duduk sebenarnya bisa duduk tiga orang tapi Vania tidak mau menggeser.
Vania hanya memandang Indra dan balik memandang Davin yang sudah di kasir memesan tiket lalu memandang Letta dan Rissa. Vania sudah takut Davin marah karena ada Indra.
“iya kita juga, kamu sama siapa nonton?” ucap Letta
“sama teman-teman” ucap Indra dan menunjuk pada teman-temannya.
“Dra kenalin dong cewek kamu ke kita” ucap salah satu teman Indra dan Vania hanya memandang Indra dan menggeleng kepala karena dia tau udah ga ada hubungan lagi.
Davin datang dengan membawa tiket dan berdiri di samping Vania dan Indra.
“Nich… “ Ucap Davin dingin dan memberikan tiket pada Vania dan Vania yang melihat muka Davin udah marah dan mendengar suara Davin langsung tau dan vania hanya memaksa tersenyum
“makasih… duduk dulu “ucap Vania mengambil tiket dan menarik tangan Davin untuk duduk di samping Vania. Indra yang melihat perubahan Vania yang meminta Davin duduk langsung pamit karena cemburu dan marah
“Lett, Riss, Di gue ke teman-teman dulu” ucap Indra dan mengangguk pada Davin tanpa bersuara sama Davin dan Vania
Letta dan Rissa melihat perubahan Indra langsung saling memandang.
“Jadi ini alasan kamu mau pergi dengan alasan beli bahan praktikum?” ucap Davin marah tapi suaranya sedikit pelan tapi masih didengar oleh Letta dan Rissa.
Vania lalu membuka chat pesan grup kelasnya dan memberikan pada Davin.
“Baca kak kalau ga percaya.. kita memang beli bahan praktikum” ucap Vania dan dianggukin oleh Rissa dan Letta. Davin membaca pesan sekilas dan memandang Vania
“Lalu kenapa ada Indra?” tanya Davin
“Kita ga janjian kak.. Indra bersama teman-temannya”ucap Letta.
Vania masih memandang Davin yang masih marah hanya pasrah tak tau mau bicara apa lalu memegang tangan Davin.
“Kak Dav, ingat kan semalam yang kita bicarakan bahkan pagi tadi kan…” bisik Vania pada Davin dan Davin hanya memandang Vania serius dan Davin memandang Vania meyakinkan apa yang Vania bicarakan, Vania hanya mengangguk kepala.
“Ga boong kan?”tanya Davin
“ga Ka Dav..” ucap Vania.
Handponenya Vania berbunyi dan Vania melihat chat dari Indra dan Davin melihat Vania hanya membiarkan saja
‘Siapa laki-laki di samping kamu yank aku cemburu melihatnya’
Bunyi pesan dari Indra, Vania hanya biasa membacanya.
‘Dia pacar baru gue dan kita udah putus. gue udah ngomong kalau gue Uda ga cinta sama kamu dra jadi tolllong hargai keputusan gue’ Balas Vania pada Indra.
Vania melihat Indra udah emosi dan membuang handphonenya di atas meja dengan kasar. Tapi Vania tak peduli lagi, yang dipikirannya hanya Davin yang masih marah karena vania melihat davin dengan raut mukanya. Mereka semua berjalan masuk untuk nonton karena udah saat nonton tapi selama berjalan Vania memeluk pinggang Davin, Davin memanddang Vania dan Vania tersenyum lalu membalas memeluk pinggang Vania. Sedangkan Rissa, Letta dan Diva jalan duluan. Indra yang berjalan di belakang Vania hanya memandang dengan cemburu dan marah. Ternyata mereka nonton film yang sama.
Setelah selesai nonton, mereka berjalan ke swalayan untuk membeli perlengkapan praktikum. Davin mendorong kereta belanja dan Vania, Rissa, dan Letta memilih bahan praktikumnya. Davin meminta Vania mengambil cimilan dan minuman lagi.
Tanpa mereka tau Indra slalu mengikuti secara diam-diam tanpa teman-temannya tapi mata Letta menangkap sosok Indra dan Letta memberitahu dan berbisik buat Rissa
“udah lengkap pulang aja yuk” ucap Letta
“Kita makan dulu sebelum pulang” ucap Davin dan mereka makan.
Davin meminta ijin ke kamar mandi, ketika Letta dan Rissa melihat Davin menghilang dari pandangan Letta memberitahu Vania
“Abis ini kita pulang aja Indra dari tadi mengikuti Kita ga tau dia dimana sekarang” ucap Letta dan Rissa dari tadi kepalanya kesana kemari untuk mencari Indra.
“Ga ada mungkin udah pulang kali” ucap Rissa
“Let, Ris, Ade bisa ga rahasia pernikahan gue sama siapapun sampai gue lulus”pinta Vania dan mereka hanya mengangguk tanda setuju.
“Kamu ga papa sama ka Davin?” tanya Letta dan Vania hanya mengangguk kepala.
“Yakin soalnya kita liat kalau Ka Davin marah dari tadi gue jadi takut” ucap Letta.
Diva hanya memeluk Vania takut Vania bertengkar sama Davin
“Gue dan Kak Dav baik-baik ajha ga usah kuatir” ucap Vania menutupinya supaya merek tidak khawaatir dan mengusap bahu Diva dan Diva melepas pelukan Vania. Tak lama Davin datang dan pesanan makanan dan minuman yang mereka pesan datang.
Mereka semua pulang dan Vania meminta ayahnya untuk meminta ijin malam ini Rissa dan Letta nginap lagi supaya mereka bisa buat praktikumnya. Dan mereka diijinkan oleh orang tuanya.
Setelah Vania dan Davin selesai mandi Vania minta ijin untuk ke kamar Diva untuk mengerjakan tugas Praktikumnya.
“Kak Dav Aku ke kamar Ade dulu ya mau kerja tugas praktikum” ucap Vania sambil Vania mengambil handphonenya dan membuka pesan dari Indra untuk Davin membaca.
“boleh asal jangan terlalu sampai malam kan besok libur jadi bisa di lanjutkan” ucap Davin Vania hanya mengangguk.
“Ka Dav, Boleh ga pernikahan kita di rahasiakan sampai aku lulus nanti” ucap Vania dan Davin diam tak lama kemudian Davin mengangguk. Vania memberikan handponenya ke Davin.
“Kenapa kasih handphone ke aku?” tanya Davin Davin mengambilnya dan belum mengerti.
“aku ga mau Kak Dav nanti salah paham lagi… itu tadi masih di mall Indra chat aku” Ucap Vania.
Davin lalu memberikan kembali handphone Vania tanpa membaca.
“Ka Dav ga perlu sampai periksa handpone kamu yang penting saling kejujuran aja dan jaga kepercayaan yang Kak Dav berikan” ucap Davin dan memberikan handpone di tangan Vania.
“kak Dav juga .. aku maafin kak dav apapun tapi kalau perselingkuhan aku tak bisa” ucap vania dan davin mengangguk.
Davin lalu memandang Vania dan Vania membalas tatapan pada Davin.
Tak lama Vania sadar dan memandang ke tempat lain dengan gugup.
“Aku ke kamar Ade dulu” ucap Vania gugup lalu beranjak lalu ke kamar Diva davin hanya tersenyum melihat vania malu seperti itu. Sesampainya Vania di depan pintu kamar Diva Vania mengetuk pintu.
Tok tok tok
Diva yang membuka pintu kamar, Rissa mengkode Vania untuk diam dengan mengangkat jari telunjuk ke mulutnya. Vania melihat Letta lagi terima telpon
“Siapa yang menelepon de?” tanya Vania pelan pada Diva
“kak Indra..” ucap Diva yang membuat Vania kaget.
“Jawab jujur ajha Let, itu bukan cowoknya Vaniakan?” tanya Indra
“udah berapa kali gue ngomong itu cowoknya Vania” ucap Letta
“Udah berapa lama mereka pacaran? .. berarti selama ini Vania selingkuh sama gue dan gue ga tau” ucap Indra dan Letta yang mendengar itu hanya diam
“berapa lama Let ?” ucap Indra ulang
Dan Vania mengangkat 3 Tiga jari Buat Letta
“tiga bulan Dra” ucap Letta yang memandang Vania dengan memberikan kode dan Vania mengangguk tanda setuju tapi Indra di seberang sana Letta melihat dia langsung lesu. Tak lama kemudian mereka mengakhiri telepon.
“Lu kenapa ga jujur sama Indra saja sich Van, dia kecewa Thu sama lu berfikiir kamu selingkuh” ucap Rissa Vania hanya bisa diam dan dia masih mencintai Indra tapi Dia sadar dia sudah menjadi seorang istri.
“Biarlah untuk seperti ini dulu” dan mereka mengerjakan tugas Praktikumnya.
Cowok= SISWA