Dyeza Ghinara Alinzkie Harus menerima takdir yang sudah di tentukan oleh ibu tirinya.
Semuanya berawal dari dua garis merah yang di alaminya. kehidupannya jadi berubah
menikah dengan pria yang tidak dirinya kenal. bahkan melihat saja tidak pernah.
Namun apalah daya.
Semua demi kebaikan dirinya dan juga ayahnya
Menerima pinangan seorang presdir muda namun Pria itu juga merangkap sebagai seorang mafia.
Mafia kejam yang tidak segan mengambil organ orang yang sudah berani mengusik pekerjaanya.
Akankah gadis ini bertahan di sisiNya?
Atau malah pergi meninggalkannya.?
🌹🌹
Masih tahap belajar dan terus belajar
Mohon krisan nya ya Readers.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menangis Haru
...***...
Dirga mengantar Yeza lebih dulu.
📝"kenapa kau lakukan ini padaku? Kenapa kau begitu baik?" tanya Yeza. Saat berada di dalam mobil.
Dirga terdiam sesaat, memikirkan jawaban yang tidak melukainya. "Karena.. Karena aku adalah suamimu. Dan ini juga akan menjadi anakku." jawabnya
📝"tapi dia bukan anakmu. Aku tidak mengharapkan dia ada. Aku bahkan rela menggugurkan anak ini." jawabnya lagi
"Apa maksudmu? Jangan pernah lakukan itu." tegur Dirga. Sambil menatap tajam Yeza.
Yeza kembali menunduk. "Apa untungnya coba. Apa dia seorang pria lemah. Yang tidak bisa, memiliki anak sendiri. Kenapa mau mengakui ini anaknya?" batin Yeza.
"Kau masuklah. Aku harus kembali ke kantor. Sekali lagi jangan lakukan hal bodoh mu itu. Dia berhak untuk hidup." tekan Dirga.
Dirga segera meraih paprbag dan menyerahkan ke Yeza. "Simpan ini." ucapnya.
Yeza keluar dari mobil Dirga. Dan Dirga segera kembali ke kantornya.
...***...
Yeza merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Pikirannya masih pada Dirga. 'Pria aneh.. Jelas jelas tau ini bukan anaknya. Mungkin benar dia adalah pria lemah yang tidak bisa, memiliki anak. Makanya dia mau mengakui ini anaknya.' kata Yeza dalam hati.
Yeza segera meraih ponselnya. Melihat pesat dari papanya
Daddy
"Syukurlah.. Kau baik baik saja nak. Papa sangat menghawatirkan kamu."
...***...
Di kantor
"Dirga sayang.. Nanti pulang ya. Mama ada kejutan untukmu." ucap Cantika
"Ada apa sih ma? Jangan bilang mama deketin lagi Dirga sama Tania." balasnya
"Tidak nak. Abangmu akan menikah." sahutnya
Mendengar jika Arka akan menikah. Dirga tersenyum. "Laku juga dia." gumamnya
"Huussttt.. Kamu tidak boleh bicara seperti itu sama abangmu." tegur Cantika
"Tapi ma.. Dirga malam ini ada urusan. Sepertinya Dirga nggak bisa menuhin undangan mama" jawabnya
"Kenapa?" tanyanya
"Datanglah sebentar nak. Mama menunggumu." ucapnya
Bagaimana bisa datang. Dirga ada janji mau mengantar Yeza kerumah papanya. Tidak mungkin kan Dirga akan membatalkannya.
"Apa yang kamu pikirkan Ga? Apa kau juga akan mengenalkan calon istrimu?" tanya Cantika
Ck.. Decakan Dirga membuat Cantika tertawa.
"Kapan kamu akan mengenalkan wanitamu pada orang tuamu. Apa kamu belum memiliki calon?" tanya Cantika lagi.
"Ma.. Bukan itu. "
"Ya udah sana Tania saja. Dia cantik loh. Mandiri pula." tawar Tania lagi
"Dirga tidak mencintainya ma. Dirga sudah memiliki... " ucapan Dirga tak jadi di lanjut.
"Kalo begitu kenalkan pada mama. Nanti nikahannya di barengin aja" ucap Cantika lagi
"Ma.. Dirga sibuk. Kenapa mama tidak menggangu papa saja di ruangan papa" tanya Dirga
"Mama setiap hari gangguin papa kalo di rumah. Mama pingin gangguin kamu." sahut Cantika
Tok... Tok..
Dirga bernafas lega saat pintunya ada yang mengetuk.
"Nara ada apa?" tanyanya
"Itu pak.. Emmm.. Ada.. Em.."
"Hai Tante.. Hai Dirga." sapa Tania
"Hai sayang." sambut Cantika pada Tania.
Dirga sebal melihat kedekatan Tania dengan mamanya.
"Ohh iya Nar.. Rapatnya sudah siap?" tanya Dirga. Untuk bisa pergi meninggalkan mereka berdua.
"En.. Oh sudah pak" jawabnya kemudian. Saat melihat kedipan mata dari Dirga
"Ma.. Maaf Dirga harus mengisi rapat dulu." pamitnya
"Ohh iya sayang.. Mama juga akan pergi nemui papa." jawabnya
"Tania.. Apa kau mau ikut tante?" tanya Cantika
"Nggak usah tan. Tania ada urusan sebentar sama Dirga." ucapnya
"Ohh" jawabnya hanya ber oh. Lalu menatap putra bungsunya.
"Ya udah tante pergi dulu."
"Ga.." panggil Tania
"Maaf aku harus keruang meeting. Aku tidak ada waktu untukmu." ucapnya
"Ga sebentar saja."
"Apa kau tidak mendengar. Aku ada meeting. " tambahnya
"Aku akan menunggu di sini" jawabnya
"Terserah..." jawabnya.
Dirga segera mengemasi berkas berkasnya. Lalu segera membawa keluar.
Sebenarnya tidak ada meeting. Dirga hanya beralasan karena tidak mau melihat Tania.
"Nar.. Aku pulang. Nanti kalo ada sesuatu yang harus denganku. Kau hubungi aku saja ya." pesan Dirga.
"Dan lagi.. Itu laptopnya belum aku mati'in. Jika wanita itu sudah pergi tolong di kunci." ucapnya lagi.
Di ruang Dirga sudah ada CCTV. Dirga juga tidak pernah meninggalkan berkas penting di kantor. Dirga selalu membawa pulang. Dirga bukanlah orang yang ceroboh dalam urusan pekerjaanya.
...**...
Sampai di rumah. Dirga segera menuju ruang kerjanya. Ingin menyelesaikan pejerjaanya.
Dirga melihat kamar Yeza yang terbuka. Dirga mengernyitkan keningnya. "Apa dia tidak pernah menutup pintunya? Bagaimana jika Fajar atau pria lain masuk dan melihat Yeza tidak memakai pakaian?" Tanya Dirga dalam hati.
Lalu Dirga melangkah menuju kamar Yeza
Hooeekkkk... Hhhhh...
Hooeekkkk... Hhhh
Sudah lebih dari 15 menit Yeza berada di kamar mandi. Untuk mengeluarkan isi perutnya. Namun tidak berhasil.
"Za.. " panggil Dirga.
Dirga langsung masuk kamar Yeza. Saat mendengar suara Yeza.
"Kau kenapaa??"
"Ahh.. Ahhh.. Ahhh kuuhh muaall.." jawab Yeza. tanpa di sadari oleh keduanya jika Yeza sudah bisa bicara.
"Kita kerumah sakit ya?" tanya Dirga
Yeza kembali ingin mengeluarkan isi perutnya
Dirga mengurut punggung Yeza lembut. "Maafkan aku telah membuat mu sperti ini Za." batin Dirga
"Ahh kuhh tidak kuathh.." ucapnya yang masih terbata.
Dirga segera memeluk Yeza. "Kau sudah bisa bicara." ucap Dirga lirih.
Yeza baru menyadarinya saat Dirga mengatakan 'kau sudah bisa bicara'. Yeza menangis dalam pelukan Dirga menangis haru. Tidak percaya saja hanya dengan kejadian sepele ini. Yeza bisa, kembali bicara
Dirga segera melepas pelukan Yeza. Lalu membingkai wajah Yeza yang masih terlihat anak anak. Dirga mengecup kening Yeza, lalu beralih ke pipinya. Dirga kembali menarik tubuh Yeza dalam dekapannya. perasaan yang seperti apa yang Dirga rasakan saat ini. bahagia karena sang istri sudah kembali bisa bicara. sedihh dengan keadaan yang lemas.
"Kita kerumah sakit sekarang." ucap Dirga.
Namun Yeza sudah terlalu lemas untuk melangkah. Dirga segera mengangkat tubuh Yeza keluar kamar. Dan segera, membawa ke mobil.
Tangan Yeza melilit pada leher Dirga. Yeza, menatap rahang tegas milik Dirga yang di tumbuh oleh bulu bulu hitam yang lembut.
Yeza menatap dengan seksama. "Apa kau sudah makan?" tanya Dirga
Namun yang di tanya tidak menjawab karena tidak mendengar. Otaknya masih pada pria yang saat ini tengah menggendong tubuhnya
Dirga menatap wajah Yeza. Lalu tersenyum samar.
maap blm bs kasih rate krn bru baca bab 1🤗