apa jadinya jika seorang santri pondok pesantren diharuskan bersekolah disekolah umum. annasya semenjak ayahnya meninggal dia harus menikah muda kemudian pindah sekolah ke sekolah umum.
araf abinaya diusianya yg masih 18 tahun dia harus menikah dengan seorang gadis anak dari sahabat ayahnya. akankah cinta berpihak pada mereka? akankah annasya merasakan kebahagiaan yang tidak pernah ia dapatkan selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rulinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
Pagi hari araf terbangun lebih dulu melihat nasya masih terlelap araf mengusap lembut wajah nasya. Nasya hanya menggeliat membuat araf merasa gemas. Araf tersenyum menikmati setiap inci wajah nasya, "cantik" gumam araf.
Araf terus melihat dan menikmati wajah nasya bulu matanya yang lebat. Wajah bulat dengan hidung dan bibir mungil sekali. Dia pun merasa jika nasya juga sangat lembut. Walaupun teman-temannya menjuluki nasya singa betina, namun saat bersama araf nasya sangat lembut. Dia ga pernah marah atau emosi yang meledak-ledak khas wanita sekarang. Dia juga ga pernah ngambek berlebihan hingga berhari-hari. Dia wanita yang cukup simple dan tidak banyak bicara. Dia juga ga pernah membantah araf juga ga pernah berkata kasar apalagi berteriak pada araf sekali pun falam keadaan marah.
Sungguh araf merasa sangat beruntung mendapat istri yang pandai agamanya walaupun dia sangat cerdas namun nasya juga pandai memasak dan membereskan rumah. Ga pernah ngeluh dalam hal apapun. "Subhanallah bidadari syurgaku" gumam araf pelan sambil mengelus pipi nasya lembut.
Nasya menggeliat lagi membuat araf gemas bukan main diciuminya nasya hingga dia merasa terusik dan bangun, "mas... apaan sih... usil banget deh" seru nasya saat membuka mata dan melihat araf menciuminya. Araf yang mendengar ucapan nasya hanya terkekeh, dia mengulangi lagi menciumi nasya, "masss... ihhh geli ah..."
Bukannya berhenti araf malah memeluk nasya dengan erat sambil terus menciumi nasya. Nasya yang geram langsung menggelitik araf hingga araf melepaskan pelukannya. Dia tertawa lepas nasya sebal dia memonyongkan bibirnya dan mengerutkan dahinya.
Araf yang melihat wajah nasya seperti itu membuatnya jadi semakin gemas dia pun mencium bibir nasya kilat kemudian mengelus rambutnya lembut. Araf bangkit dari tidurnya dan ke arah toilet.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Araf dan nasya sudah rapi hendak berangkat sekolah. Namun nasya masih saja muntah-muntah membuat araf tidak tega dan merasa kasihan, "sayang lebih baik kamu ga usah sekolah"
Nasya menghadap ke arah araf yang setia memijat tengkuk nasya, nasya memeluk araf dengan manja, "nanggung mas bentar lagi juga kan kamu ujian habis itu aku ulangan umum kenaikan kelas. Saat kamu ujian kan aku libur mas seminggu lagi kan kamu ujian"
"tapi nanti kalau ga kuat bilang ya, kita pulang"
Nasya mengangguki ucapan araf. Mereka pun berangkat sekolah bersama.
****
Disekolah vano merasa marah dan berencana balas dendam dengan teman-temannya karena kalah dari sekolah araf saat pertandingan basket waktu itu. Saat vano dan teman-temannya berkumpul di basecamp karen datang.
Vano melihat ke arah karen dia pun mendekat, "ngapain lu datang kesini?" tanya vano pada karen
Karen mendekat pada vano, "gue tau lu mau balas dendam sama sekolah gue"
Vano tertawa, "hahahah.... terus kenapa?"
"kalau tujuan lo cuma mau ngalahin araf gampang banget van, kelemahan araf cuma 1 dan lo tau kan maksud gue" ucap karen sambil menatap sekilas pada vano dan memainkan jari-jarinya didepan wajahnya.
"ahhh perempuan itu" gumam vano masih terdengar ditelinga karen.
"gue akan bantu lo, kebetulan belakangan ini nasya sakit-sakitan kondisi tubuhnya lemah banget. Jadi ga susah untuk lo semua kerjain nasya" jelas karen
"van urusan kita sama araf cewe itu ga ada hubungannya" teman vano tidak setuju dengan ide karen.
"ssssttt.... lo tau apa diam aja lo" sentak karen
"lo yang harusnya diam pengkhianat kaya lo apa bisa kita percaya!" bentak teman vano.
"ehhh udah... udah.... kita disini lagi diskusi jangan berantem!" vano berteriak hendak memisahkan.
Vano menatap pada karen, "jadi apa rencana lo?"
Teman vano yang tidak menyukai ide ini bangkit, "gue ga ikut males gue!" dia pun beranjak pergi
Vano memanggil, "hendra... hen..." panggil vano yang tidak dipedulikan hendra twmannya.
Vano menatap pada karen, "jadi... apa rencana kita?" karen tersenyum miring.
***
Disekolah nasya masih bolak balik toilet dia terus menerus muntah karena mual. Saat nasya bersandar pada dinding toilet datanglah karen dan teman-temannya. Nasya yang merasa malas meladeni dia hendak beranjak dari toilet namun ditahan oleh karen. Kebetulan hana yang hendak menyusul nasya ke toilet bersama vita terkejut melihat kedatangan karen dan twman-temannya. Hana pun menyuruh vita untuk memanggil araf sedang hana masuk mencoba menolong nasya yang sedang lemas.
Vita pun bergegas lari sedang hana masuk toilet, Saat karen mendorong nasya ke tembok nasya yang hendak menangkis tidak cukup tenaga dia malah terjatuh, "heh... ini yang katanya singa betina?"
"mau apa lagi sih kamu?" tanya nasya ketus melirik tajam pada karen. Nasya sudah merasa perutnya agak sakit namun ditahannya.
Karen mendekat dan menarik bagian belakang kerudung nasya, "gue ga akan biarin lo bahagia diatas penderitaan gue kehilangan araf!"
Nasya melirik tajam ke arah karen memukul perut karen hingga karen terhuyung kebelakang. Karen merasa kesal, "sialan lo!!" dengan wajah merah padam karen hendak menyerang nasya. Namun hana sudah menghalangi, "kalian ini apa-apaan sih!" bentak hana
"lo jangan ikut campur!" karen membentak sambil mendorong hana. Nasya yang sudah ga tahan karena sakit diperutnya berteriak, tidak lama kemudian araf, daffa dan fariz masuk kedalam toilet.
"Apa-apan lo ren!" bentak araf
Karen terkejut melihat kedatangan araf dan teman-temannya.
"araf" panggil karen pelan
"mas... perut aku sakit" nasya memanggil araf. Araf melihat ke arah nasya terlihat merah menahan sakit. Araf mendekat pada nasya dia merasa sangat sakit melihat nasya seperti ini.
"gila lo ren! ga waras tau ga lo!" bentak daffa pada karen yang masih berdiri mematung ditempat. Sedang teman-teman karen sudah tidak ada lagi.
"kalau sampe terjadi apa-apa sama nasya gue akan buat perhitungan sama lo!" ancam araf dengan wajah merah padam karena marah
"raf lo slalu belain dia, gue ga terima lo campakin gue!" ucap karen berteriak. Araf tidak mempedulikan dia segera mengangkat nasya. Saat digendongan araf, nasya pingsan, "mas aku sesak nafas" keluh masya sebelum pingsan.
"sya... nasya... kamu harus tetep sadar sya... jangan buat aku takut" ucap araf sambil menangis saat berlari menggendong nasya ala bridal.
Daffa dan fariz yang tidak pernah melihat araf menangis terkejut, "daffa, fariz buruan ambil mobil!" perintah araf sambil berteriak. daffa dan fariz berlari lebih kencang daffa menyetir, araf langsung masuk mobil. Daffa menyetir dengan kencang ke arah rumah sakit. Hana ikut sedang fariz memgurus izin mereka
💓💓💓💓
Terima kasih sudah menyempatkan membaca jangan lupa like, vote dan komen ya 🙏
KESEEEL😡
the best😍💕