Hallo semua ini adalah karya pertamaku ya, aku baru pertama kali menulis novel ya jadi maklumin aja yah kalau kata-katanya kurang sempurna heheh.
selamat membaca ya
jangan lupa like dan coment biar author tambah semangat nulis nya.
Gbu..
Cerita ini menceritakan tentang cinta segiempat antara ketiga pria mencintai gadis yang sama.
Fitri adalah gadis jenius yang terlahir dengan segala kemampuannya baik dalam bidang IT mau pun bisnis dan yg lainnya. Namun sayang takdir berkata lain, ternyata gadis itu menderita kanker otak stadiun lanjut. Bagaimana kah Fillipo dan Dhanny mencari kesembuhan untuk Fitri? akankah cinta segitiga berakhir bahagia? atau sebaliknya?
Hingga suatu hari, ketika Fitri tahu bahwa ketiga pria itu adalah ketua mafia. Ia memilih kabur menghilang karena takut mereka juga akan membunuhnya. Dia juga harus mengetahui bahwa kedua orangtuanya dibunuh oleh Dhanny.
"Kumohon jangan bunuh aku". Pekik Fitri ketakutan sambil menangis histeris.
"Bagaimana mungkin aku membunuhmu? jauh darimu saja aku tidak sanggup". Tandas Fillipo.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Setelah selesai sarapan mereka kembali melakukan rutinitasnya masing-masing. Fillipo, Fitri dan Leo segera bergegas ke kantor pusat untuk menyelesaikan masalah perusahaan yang sedang melanda perusahaan tersebut.
“ Tuan apa aku boleh minta sesuatu padamu?”. Tanya Fitri ragu. Fillipo mengarahkan pandangannya pada gadis itu
“ Katakan!!!!”. Suaranya dingin dan masih focus melihat kearah jendela mobil.
“ Tuan, apa hari minggu kita bisa beribadah. Aku sudah lama sekali tidak beribadah Tuan?”. Permintaan Fitri sontak membuat Fillipo dan Leo kebingungan, pasalnya mereka tidak punya agama dan tidak tahu agama. Mengingat pekerjaan mereka didunia hitam membuat mereka berpikir bahwa Tuhan tak akan mau menerima ibadah mereka.
“ Hmm,, nanti aku pikirkan”. Jawab Fillipo cuek
“ Ayolah Tuan!!! Jika dirimu tidak mau izinkan Leo mengantarku ke Gereja karena aku tidak tahu banyak tentang Negara ini”. Permohonannya memelas dengan wajah imutnya, tanpa sadar gadis itu memeluk lengan Fillipo. Fillipo menatap tajam, ingin sekali dia marah tapi saat melihat wajah gadis itu bukannya marah dia malah tersenyum
“ Leo, tolong carikan Gereja yang terbesar di Negara ini kita akan beribadah hari minggu”. Jawab Fillipo dingin
“ Baik Tuan”. Sahut Leo. Sebenarnya Leo juga bingung dengan permintaan gadis itu dimana semua gadis akan meminta uang untuk berfoya-foya berbeda dengan gadis ini yang hanya meminta untuk diantar ke gereja.
“ Tuan, gadis ini sangat istimewa, dia berbeda Tuan”. Batin Leo sambil tersenyum memang stir mobil. Sementara gadis itu terus saja mengoceh saat melewati beberapa permandangan indah di Negara Jerman ini.
Namun tiba-tiba perasaan gadis itu berbeda, gadis itu merasakan adanya bahaya yang mengintai. Selain jenius dia juga memiliki perasaan yang kuat terhadap sekelilingnya. Sampai dikantor Leo segera memarkir mobilnya dengan rapih.
“ Tuan?”. Panggilnya memegang tangan Fillipo yang hendak keluar dari mobil. Fillip berbalik dan hanya menatap
“ Kenapa perasaanmu tidak enak, sebaiknya jangan masuk Tuan!!!”. Ucapnya. Yang sudah tahu jika perasaan gadis itu sedang tidak enak karena bisa melihat dari raut wajah gadis kecil itu.
“ Kau takut?”. Tanya Fillipo. Fitri hanya mengangguk pelan.
“ Tenanglah”. Sahutnya dingin menyakinkan gadis itu. Akhirnya dengan segala keraguan Fitri mengikuti Fillipo dan Leo dengan mengekor kebelakang. Sesekali gadis itu mengusap tengkuk lehernya yang perasaannya mulai merasa risih dan tidak nyaman.
Ting
Pintu lift terbuka, mereka bertiga dengan serentak masuk kedalam lift. Tentu gadis itu sudah merasa gelisah perasaannya bercampur aduk dengan rasa takut yang menjalar.
Ting
Pintu lift terbuka kembali, dan langsung tatapan semua karyawan memandang mereka bertiga
“ Dia tampan sekali”. Ucap karyawan wanita yang satu
“ Iya, aku juga baru pertama kali melihatnya”. Sahut yang lainnya
“ Andai saja dia jatuh cinta padaku?”. Ucap yang satunya, dan langsung mendapat tatapan mematikan dari yang lainnya.
“ Iissssshhhh, kau ini. Jangan bermimpi terlalu tinggi”. Ketus yang lainnya.
Sementara Fillipo berjalan dengan tenang wajah dinginnya sama sekali tak memperdulikan bisikkan para karyawan mengenai tentang dirinya.
Dibelakangnya Fitri juga berjalan mengekor sambil menundukkan kepalanya, gadis jenius itu malu mendapat tatapan sinis dari para karyawan wanita yang lainnya. Tentu tatapan iri yang dia dapatkan, karena bisa menjadi assistenya adalah sesuatu yang sangat luar biasa.
“ Tuan?”. Gadis itu menghentikan langkah Fillipo
“ Kenapa?”. Tanya Fillipo yang kali ini heran dengan sikap sekretarisnya itu yang benar-benar merasa sesuatu yang aneh.
Mata Fitri terarah pada seorang laki-laki yang memakai jas dengan kacamata hitam, disaku jasnya terdapat sebuah belati yang dipegang dengan erat. Sambil berjalan pria itu mendekati mereka dan langsung menarik tangan Fillipo. Dengan sigap Fitri langsung menjadi tameng membelakangi pria itu untuk melindungi Tuan nya
“ Ahhhhhkkkkk”. Belati itu menancap tepat diginjal sebelah kirinya.
“ Fitri!!!”. Panggil Fillipo dan langsung menangkap tubuh gadis itu
“ Fitri”. Teriak Leo yang langsung menyekap pria itu. Seketika suasana menjadi rusuh, beberapa pria berpakaian hitam berdatangan yang tidak lain adalah anak buah Fillipo.
“ Bawa dia ke Markas”. Suruh Leo pada anak buahnya.
“ Baik Tuan”. Seru anak buahnya sambil menyeret dengan kasar pria itu.
“ Tuan tidak apa-apa?”. Tanya gadis itu dengan wajah lesu pucat dan darah segar mengalir dibagian punggung belakang samping. Seketika gadis itu terpejam lemah.
“ Fitri”. Gumam Fillipo yang masih diam mematung memangku gadis itu, air matanya mengalir.
“ Cepat siapkan mobil, kita langsung ke rumah sakit!!!”. Suruhnya tegas.
“ Baik Tuan”. Sahut Leo. Fillipo langsung mengendong Fitri dan berjalan dengan cepat. Sementara para karyawan disana tampak hanya menjadi penonton, sekaligus kaget melihat Tuan nya menangis dengan wajah khawatir.
“ Siapa gadis itu”. Gumam salah satu dari mereka.
Didalam mobil, Fillipo tampak cemas tangannya tak berhenti menepuk wajah gadis itu supaya terbangun.
“ Fitri bangun. Jangan tinggallkan aku”. Lirihnya sambil memeluk badan gadis itu yang sudah lemah bersimpuh darah.
“ Tenanglah Tuan. Fitri pasti baik-baik saja”. Ucap Leo mencoba menenangkan Tuan nya.
“ Kalau terjadi sesuatu dengannya bagaimana Leo? Aku tidak akan memaafkan orang yang sudah melakukan ini. Cepat kau cari identitasnya, hancurkan semua bisnis dan habisi keluarganya”. Tegas Leo
“ Baik Tuan!!!!”. Sahut Leo.
Mereka pun sampai ke rumah sakit dengan langkah cepat, Fillipo berlari mengendong gadis itu. Tentu saja langsung disambut oleh para dokter disana, mengingat rumah sakit ini memang miliknya.
“ Tolong lakukan yang terbaik”. Ucap Fillipo pada Dokter Robert.
“ Tuan, silahkan menunggu disini kami akan segera melakukan tindakkan operasi”. Seru Dokter Robert
“ Baik dok”. Ucap Fillipo dengan lemas. Dia langsung terduduk dengan wajah frustasinya sambil mengacak-ngacak rambutnya dengan kasar.
“ Ahhhkkkk”. Teriak nya frustasi sambil meninju tembok
“ Aku tidak akan memaafkan siapapun yang melakukan ini,, ahkkkk”. Teriak Fillipo sembari menangis. Tanganya terkepal sangat kuat wajahnya merah padam penuh dnegan dendam.
Sementara Leo segera pergi ke Markas untuk mengurus siapa pelaku yang mencoba membunuh Tuan nya.
“ Fillipo bagaimana keadaan Fitri?”. Tanya Piranda yang baru saja datang bersama Philip dan juga putri nya Pearce.
“ Fitri masih diruang operasi Mom”. Sahutnya melemas. Piranda, Philip dan Pearce saling melihat sebab baru kali ini Fillipo mau menjawab pertanyaan mereka dengan nada sopan.
“ Kita tunggu saja semoga Fitri baik-baik saja”. Ucap Philip menyentuh bahu putranya itu sambil memberi kekuatan dan semangat.
“ Thanks Dad”. Sahut Fillipo sambil dengan wajah frustasinya. Lagi-lagi mereka bertiga dibuat tercenggang dan bingung melihat Fillipo. Setelah sekian lama menghilang dengan sikap hangatnya kini Fillipo kembali dan mulai dengan sikap nya yang dulu sejak kematian sang kakak.
Fillipo masih mondar-mandir, sebentar duduk, sebentar berdiri dan sebenatar lagi jalan bolak balik dan begitu seterusnya. Sudah hampir dua jam tapi dokter belum juga keluar dari ruang operasi. Sementara Mommy Piranda juga tidak kalah khawatirnya dari Fillipo. Sebab dia sudah mendengar cerita Leo bahwa Fitri terluka karena menyelamatkan putra nya itu. Disisi lain Pearce pun juga sangat khawatir, perasan takut terjadi sesuatu juga melanda gadis cantik itu, dia menyukai sikap Fitri yang sopan dan lugu tidak seperti kebanyakkan gadis lainnya. Philip hanya memperhatikan ketiga orang yang tampak khawatir.
“ Terima kasih Fitri, kau sudah mengembalikan dengan utuh keluargaku. Kuharap kau benar-benar menjadi bagian dari keluarga ini”. Batin Philip dengan tersenyum bahagia .
Cekrekkkkk
Pintu terbuka dan Dokter Robert segera keluar dari dalam ruangan.
“ Robert, bagaimana keadaannya?”. Tanya Fillipo dengan wajah khawatirnya
” Fillipo, boleh ke ruangan saya ada yang ingin saya bicarakan”. Ucap Dokter Robert. Deg jantung Fillipo berdetak dengan kencang, rasa ketakutan mulai menyerang dadanya. Takut kehilangan untuk yang kedua kalinya.
“ Apa pasien sudah boleh dijengguk dokter?”. Tanya Mommy Piranda yang ingin segera melihat kondisi Fitri.
“ Maaf Nyonya, pasien baru melewati masa kritisnya saya harap untuk tidak mengunjungi pasien dulu. Kalau ingin mengunjunginya hanya diperbolehkan satu orang”. Jelas Dokter Robert sopan
“ Kalau begitu biar saya yang melihatnya dok”. Sambung Pearce yang tak sabar ingin melihat kondisi kakak ipar nya itu
“ Silahkan Nona”. Ucap dokter Robert. Dengan langkah cepat Pearce berjalan masuk kedalam ruangan yang sudah dipindahkan ke ruangan rawat inap ICU VIP.
“ Fillipo mari ikut aku”. Ajak Dokter Robert yang membangunkan Fillipo dari lamunan panjangnya.
“ Apa yang mau kau katakan padaku?”. Tanya Fillipo dingin.
“ Ini berhubungan dengan gadis itu Po”. Sahut dokter Robert.
Fillipo terdiam, nafasnya mulai tak teratur. Jantungnya berdetak dengan lebih cepat
“ Ada apa dengannya?”. Tanya Fillipo
“ Menurut hasil pemeriksaan dari lab laboratorium, ada pendarahan didalam otak vitalnya yang mengakibatkan hormon berlebihan sehingga menyebabkan kanker otak stadium lanjut, saya curiga bahwa dia sudah lama menderita penyakit ini hanya saja terlihat dia tidak terlalu mau memikirkan penyakit ini. Dia juga mengalami kerusakkan ginjal, karena pisau yang menusuknya ternyata mengandung racun yang sudah dirakit sebelum digunakan, dan aku sudah mengeluarkan ginjal sebelah kirinya jadi dia hanya mempunyai satu ginjal. Untuk bertahan hidup lama dia harus rutin melakukan cuci darah dua kali dalam seminggu dan melakukan kemoterapi satu bulan sekali untuk mencegah penyebaran kanker dalam tubuh”. Jelas Dokter Robert. Fillipo terdiam membisu, badannya mematung seketika, tak ada pergerakkan disana serasa seluruh tubuhnya mati rasa.
“ Apa dia masih bisa sembuh?”. Tanya Fillipo terbata-bata matanya kembali berkaca-kaca. Dokter Robert yang melihat Tuan nya begitu rapuh jadi tidak tega untuk mengatakan yang sesungguhnya.
“ Didalam ilmu kedokteran memang untuk kesembuhan dari penderita kanker akan sulit disembuhkan. Tapi kita hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhannya salah satunya dengan kemoterapi dan cuci darah”. Ucap dokter Robert lagi. Pertanyaan Dokter Robert berhasil membuat Fillipo rapuh tak berdaya, air mata yang ditahan sedari tadi akhirnya jatuh juga dipipi tampannya. Dokter Robert yang melihat Tuan nya begitu tak berdaya hanya menghela nafas berat dia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Tuan nya tersebut.
“ Aku akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan Nona Fitri Po. Kau hanya cukup tenang dan terus berdoa untuk dirinya”. Ucap Dokter Robert berusaha memberikan secercah harapan pada Fillipo, meskipun dia tahu semua akan sia-sia. Mengingat gadis itu menderita dua penyakit sekaligus.
“ Tolong Robert!!! aku akan memberikan berapa pun yang kau mau, tapi tolong selamatkan dia. Jika fasilitas rumah sakit ini masih kurang, tolong beritahu aku. aku akan memenuhi semuanya sekarang”. Ucap Fillipo rapuh, tak bisa lagi disembunyikan kesedihannya. Jiwanya begitu rapuh, melihat gadis yang dicintainya terbaring tak berdaya karena menyelamatkan dirinya ditambah lagi dengan kenyataan bahwa selama ini gadis itu menderita kanker ganas diusianya yang masih terbilang muda.
“ Baik Po, aku akan melakukannya”. Ucap Dokter Robert.
Dengan wajah sayu tanpa semangat Fillipo keluar dari ruangan Dokter Robert, wajahnya tampak pucat lesu dan tak bertenaga. Seorang Fillipo yang terkenal dengan wajah dingin, datar dan kejamnya sekarang benar-benar kehilangan semangat hidupnya. Bahkan dirinya lebih rapuh dari yang pernah ia lalui ketika menghadapi kepergian kakaknya.
Philip yang melihat putranya seperti tak ada semangat hidup, hanya bisa menghela nafas berat dia memahami kondisi hati putranya itu, bagaimana pun rasa takut kehilangan itu sangat wajar apalagi dirinya sempat kehilangan kakak yang sangat dicintainya.
“ You okay Son?”. Tanya Philip menghampiri putranya yang tampak lesu saat keluar dari ruangan dokter Robert.
“ I’m not okay Dad”. Sahut pria dingin itu, wajahnya kembali bersedih air mata sudah mengalir lagi.
“ Dad, akan membantumu. Dad tahu kau sangat mencintai gadis itu, dan Dad memahami perasaanmu saat ini. Kita akan berusaha bersama-sama supaya gadis itu bisa sembuh”. Ucap Philip sambil mengelus pundak putranya yang tampak frustasi.
“ Tapi Dad, untuk bisa sembuh kemungkinannya sangat kecil. Fillipo tidak mau kehilangan dia Dad. Fillipo mencintainya Dad, hiks hiks hiks”. Tangis Fillipo pecah. Philip segera memeluk putranya itu dengan perasaan yang juga hancur, kali keduanya putranya terlihat rapuh setelah kehilangan kakaknya.
“ Kita sama-sama berserah pada kehendak Tuhan”. Entah tanpa ucapan sadar Philip menyebut nama Tuhan, mengingat dirinya adalah mantan ketua mafia bahkan untuk mengenal Tuhan saja hampir tidak dan tiba-tiba saja menyebut nama Tuhan.
Fillipo berjalan menghampiri ruangan ICU
Cekreeek….
Dia membuka gangang pintu dengan perlahan, tangannya sudah seperti tidak bertenaga dan matanya lansgung tertuju diranjang yang disana seorang gadis manis terbaring dengan mata tertutup. Beberapa selang mengalir dibeberapa bagian tubuhnya.
Fillipo menghampiri gadis itu, matanya sayu dan lagi-lagi dia menangis. Ditatapnya wajah cantik gadis itu, yang tampak pucat tanpa darah. Wajah yang biasanya selalu menemani hari-harinya kini tampak bak mayat terbaring tak berdaya. Wajah ceria gadis itu sekejap menghilang, tak ada senyuman atau tingkah lucu yang menggemaskan. Tak ada mode cerewet yang selalu tercipta kala gadis itu bericara tanpa jeda. Fillipo menatap gadis itu, dengan perasaan bersalah dan sekaligus takut.
“ Maaff”. Ucap Fillipo lrih, sambil mengecup punggung tangan gadis munggil itu. Tangan yang dingin dan pucat.
“ Seandainya aku tidak membawamu dalam kehidupanku, kau tidak akan mengalami hal itu”. Ucap nya lagi penuh penyesalannya sambil air matanya berjatuhan ditangan gadis itu.
“ Bertahanlah demi aku. Bukankah katamu kau ingin membuatku tersenyum dan melupakan segala nya, maka ku mohon buka matamu, dan lihat aku disini!!!!!”. Ucap Fillipo lagi dengan ungkapan memohon dan berharap gadis itu akan mendengarnya.
“ Bukankah kau juga ingin kita beribadah di Gereja. Bisakah kau buka matamu dan Leo akan membawa kita ke Gerja, kenalkan aku pada Tuhanmu agar aku bisa memintamu langsung padaNYa”. Ucap Fillipo lagi
Setelah puas menangis Fillipo tertidur sambil mengenggam tangan gadis itu.
🤗🤗🤗😇😇😇😎😎😎😎👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏
kasian fitri 😔😔😞😞
aku punya pandangan berbeda menurutku terlalu lebayy ya mencintai boleh tapi gak perlu berlebihan hingga lupa ada yang juga minta perhatian juga layak seorang adik
Dan kenapa kaka2nya gk ada yg minta tolong ke fitri utk mengetahui haker yg menghilangkan data2 perusahaan nya..kadang ceritanya gk masuk akal..
sungguh di luar nurul..