"Siapa namamu? Kenapa wajahmu sangat mirip denganku?" tanya Gavin spontan tanpa basa-basi.
"Namaku Daniel. Mirip denganmu? Kurasa tidak, Uncle. Kata Mommy, aku sangat tampan! Bahkan, tak ada yang mengalahkan ketampananku."
"Sial! Berani sekali anak kecil ini melawanku,"
Daniel, adalah putra Elleana yang pandai melukis dan mulai tumbuh besar. Kemampuannya dalam melukis, membuat siapapun kagum padanya. Siapa sangka, ia memenangkan lomba melukis di sebuah galeri seni ternama. Rupanya, seorang Gavin Alenxander, sang CEO galeri seni itu, merasa bahwa Daniel mirip dengannya. Apakah Daniel dan CEO itu ada hubungannya?
Sebuah keajaiban terjadi, ketika Daniel menghadiri lelang lukisan terbesar di dunia. Ellea dan Gavin dipertemukan dalam sebuah acara yang sama. Gavin Alexander sangat kaget, mengingat anak kecil yang mirip dengannya, tengah bersama Ellea, wanita yang dulu pernah menjadi masa lalunya.
Apakah hubungan Ellea dan Gavin di masa lalu? Siapakah Ayah Daniel sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Something
Negara Z, Kantor Einstein Grup ....
Hari ini, Eric memutuskan untuk datang ke Negara Y, untuk segera menemui Ellea. Di tambah lagi, tiga hari lagi ada undangan pameran seni yang digelar oleh Louvre gallery. Tentu saja tiap pimpinan perusahaan pasti diundang ke acara besar tersebut. Eric salah satunya yang diundang oleh Gavin Alexander.
"Jika nanti sudah mendarat, aku ingin ke rumah Ellea. Bukankah kau sudah tahu alamatnya?" tanya Eric.
"Sudah, Tuan. Ellea dan Daniel tinggal di kota R, dan kita sudah menempatkan titik pendaratan yang dekat dengan rumahnya." Jelas Gilang.
"Bagus. Aku penasaran tentang kabar Ellea. Anehnya, ponsel miliknya tetap terhubung, namun tak pernah ada yang mengangkat." Eric heran, karena itu ia memutuskan untuk pergi sesegera mungkin.
"Saya menduga, terjadi sesuatu pada Nona Ellea. Tapi, semoga dia baik-baik saja."
"Aku pun berharap begitu,"
Beberapa saat kemudian, Eric sudah sampai di kediaman Ellea. Namun, rumahnya nampak kosong dan toko milik Ellea pun tak terdapat lukisan-lukisan lagi. Eric kaget, apa mungkin Ellea sudah pindah? Gilang bertanya pada tetangga sekitar, namun sudah beberapa hari tak melihat Ellea.
Eric membuka ponselnya. Ia penasaran untuk menghubungi Ellea lagi. Eric berharap, kali ini Ellea akan mengangkatnya. Eric pun menghubungi Ellea, beberapa kali ponselnya berdering, namun belum jua diangkat. Hingga di akhir detik-detik dering telepon, tiba-tiba saja Ellea mengangkatnya.
"Hallo, Elle. Kau di mana? Kau baik-baik saja, kan? Aku menunggu kau mengangkat teleponmu!" Eric sangat antusias.
"Tentu saja. Dia baik-baik saja. Kau tak perlu mencemaskan dia lagi, karena dia sudah berada dalam perlindunganku!" Tegas suara pria dalam ponsel Eric.
Sialan. Suara ini ... suara si Gavin! Kenapa Elle selalu saja membuatku marah! Batin Eric.
"Mana Elle? Aku ingin berbicara dengannya." Eric tak bernafsu berbicara dengan Gavin.
"Apa urusanmu? Mulai saat ini, kuharap kau tak akan mengganggu Ellea lagi. Ellea tak akan bekerja sama denganmu. Aku sudah melihat isi kontrakmu! Jika pihak kedua melanggar, dendanya hanya satu juta dollar kan? Ditambah dengan harga dua lukisan yang kau beli, semua jadi tiga juta dolar. Karena aku baik, aku sudah mengirim uang itu padamu. Aku mengganti kerugianmu dua kali lipat. Dua lukisan itu pun hak milikmu sepenuhnya. Tak ada alasan lagi untuk kau menggugat Ellea, aku sudah melakukan denda kontrak. Cukup sampai di sini, kuharap kau mengerti, dan tak perlu mengganggu Ellea juga Daniel!" Suara Gavin terdengar begitu keras.
Brengsek! Ternyata semua ini ulahnya dia! Geram Eric.
"Apa hakmu melakukan semua ini? Siapa kau berani memerintahku? Kenapa kau ikut campur urusanku dan Elle, hah?" Eric tersulut emosi.
"Karena aku berhak melakukan semua itu." Jawab Gavin santai.
"Berani-beraninya, kau! Jangan mentang-mentang kau punya segalanya bisa seenaknya melakukan semua ini. Lihat saja nanti, aku akan menggugatmu, Gavin Alexander!" Ancam Eric.
"Silakan saja, tapi aku berhak membatalkannya, karena aku ... aku adalah Ayah Daniel, tentu saja aku memiliki hak untuk memutuskan semuanya demi kebaikan anakku. Aku sudah menuruti semua sesuai prosedur kontrak, bukan? Kenapa kau harus menggugatku? Urusan Daniel dan Ellea sudah selesai. Kuharap, kau tak lagi menghubungi anakku, dan calon istriku!" Tegas Gavin lalu mematikan ponselnya.
Tut, tut, tut ....
Apa! Brengsek! Dia benar-benar cari masalah denganku! Eric mengepal tangannya sangat geram.
Dengan penuh emosi, Eric segera pergi meninggalkan rumah Ellea. Ia tak berselera lagi untuk mengejar Ellea jika perisainya adalah Gavin. Eric akan bermain cantik, agar semuanya berjalan lancar sesuai keinginannya. Saat ini, Eric memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya.
Sesampainya di rumah, Eric segera bersalaman dengan kedua orang tuanya, yaitu Thomas dan Yunnie. Kedua orang tuanya sangat merindukan Eric, karena Eric sudah beberapa minggu tak pulang ke negaranya.
"Eric sayang, kenapa kau tak memberitahu Mami jika akan pulang?" peluk Yunnie pada anak sulungnya.
"Aku hanya tak ingin merepotkan Mami dan Papi ..." jawab Eric.
"Sayang, apa pekerjaanmu baik-baik saja? Apa kau dengar Louvre gallery akan mengadakan pameran tunggal tiga hari lagi?" tanya Thomas.
"Ya, aku mendengarnya. Aku ke sini karena akan mengunjungi acara itu. Papi, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Eric tiba-tiba.
"Silakan, sayang. Apa itu?" Thomas selalu hangat pada Eric..
"Kenapa Louvre gallery bisa mengalahkan perusahaan kita? Bukankah dulu Papi yang memegang kekuasaan di Negara ini? Einstein grup bukankah nomor 1? Kenapa perusahaan kita di Negara ini malah menciut?"
Thomas menghela napas panjang, kisah kelam masa lalunya tak pernah ia umbar kembali. Ia memang mengakui kekalahannya. Beruntungnya, Eric anaknya dapat mengembangkan perusahaan Einstein Grup di Negara Z. Karena itulah, Einstein grup mampu bangkit dan berdiri kembali.
"Tak perlu membahas itu. Aku sudah melupakannya." Jawab Thomas.
"Papi, jelaskan saja padaku. Kenapa Louvre gallery bisa berkembang pesat dengan cepat?"
"Haruskah aku menjelaskannya padamu?"
Eric mengangguk. Ia mendengarkan dengan seksama penjelasan Thomas. Papinya sangat sportif menjalankan perusahaan, hingga jika ada beberapa lawannya yang licik, Thomas memilih mengalah dan terdiam. Thomas terus menjelaskan, dan Eric perlahan-lahan bisa menarik kesimpulan dari apa yang dijelaskan oleh sang Ayah.
"Jadi, Louvre grup merampas saham milik Onion Grup?"
"Iya, mereka mengakuisisi saham milik Onion grup, sampai terlalap habis. Jordan Alexander dan beberapa orang dibalik layar menghancurkan Onion Grup. Hal itu terjadi, karena Onion grup ada yang merebut, salah satu dari keluarganya ternyata sengaja menghancurkan Onion grup agar berpindah tangan padanya." Jelas Thomas.
"Jadi, keberhasilan Jordan di Louvre Grup karena pernah berbuat licik dan mengakuisisi perusahaan lain?"
Thomas mengangguk, "Ya, karena keberhasilannya itu, ia ditakuti oleh pengusaha lain dan kini mampu berada di atas puncak kejayaan."
"Siapa pemilik Onion grup? Mungkin pada saat itu aku belum memasuki dunia bisnis." Eric penasaran.
"Hendrick Patrice, keluarga Patrice. Dan orang yang menghancurkannya, adalah adiknya sendiri." Ujar Thomas menjelaskan.
Apa? Hendrick Patrice? Bukankah itu Ayah Ellea? Elleana Patrice?
...*****...
Dengan terpaksa, Ellea mengikuti Gavin. Ellea tak punya pilihan lain selain ikut bersamanya. Daniel sangat senang, karena ia akan menjadi pelukis terkenal di Louvre grup. Gavin telah membayar mahal ganti rugi Daniel pada Eric. Semua itu Gavin lakukan karena ia memang ingin terus bersama Daniel. Sekarang, Gavin membawa Daniel dan Ellea ke sebuah tempat yang akan Ellea ingat nantinya.
Suite mewah yang berada di kawasan bar dan hotel bintang lima di Negara ini. Tempat pertama, pertemuan Gavin dan Ellea, hingga menghasilkan Daniel. Hotel mewah yang disertai bar juga diskotik. Hotel mewah ini, ternyata ada saham Gavi didalamnya. Pantas saja, Gavin memiliki suite pribadi di hotel ini.
"Kenapa kita ke sini? Kau gila!" Bisik Ellea pada Gavin.
"Aku ingin mengenang kisah kita, Ellea."
"Aku akan pergi!" bantah Ellea.
"Silakan kau pergi, tapi tanpa membawa Daniel." Tegas Gavin.
"Sial!" Ellea sangat kesal.
Gavin berbisik di telinga Ellea, "Aku ingin mengulang semuanya dari awal. Jika aku memiliki Daniel, itu berarti aku juga harus mencintaimu. Mulai saat ini, aku akan belajar mencintaimu, dengan mengenang tempat ini ... sebagai tempat cinta pertama kita."
DEG. Jantung Ellea berdebar sangat-sangat kencang.
Benar² dia bayar lunas karmanya, maybe dia masi bertahan hidup hanya karena menunggu ellea pulang
Hanya Wina Patrice (ibu ellea) yg tersisa Krena mmng dri awal dia selalu menjadi korban, entah itu korban di nikahi secara paksa oleh Hendrick demi balas dendam dan korban diselingkuhi Hendrick slama pernikahan.