Brian Kurnia adalah laki laki dari keluarga miskin yang sedang mengambil kuliah disalah satu universitas kedokteran di kota jasin. Karena kebutuhan mendesak untuk membayar pengobatan ibunya, dia nekat melakukan rekaya kecelakaan dijalan raya. Namun naasnya dia bertemu pengendara yang salah, alih alih menginjak rem pengendara itu malah menginjak gas dalam dalam sambil menutup mata dengan kedua tangannya. dengan perasaan menyesal Brian tertabrak mobil tersebut dengan kencang. Setelah Brian ditabrak, dia tidak sadarkan diri dan dalam alam bawah sadarnya dia mendapatkan sebuah warisan jurus medis kuno. Setelah mendapatkan warisan itu dia mengetahui segala hal mengenai semua jenis ilmu pengobatan dan jurus bela diri yang luar biasa dan berhasil membuat banyak wanita suka kepada nya. Dalam perjalanannya Brian berhasil membuat namanya menjadi dikenal diseluruh dunia dengan kemampuan pengobatan dan ilmu beladirinya yang hebat. sampai suatu ketika terjadi invasi dari alam lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RivaniRian21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Sudah Lama Bersabar Terhadap Kamu
Dalam perjalan ke bawah, Brian berkata kepada Yoshua, “Pak Yoshua, jangan khawatir, kita harus bekerja sama kali mereka memeriksa secara normal.”
Yoshua mengangguk, setelah turun, dia tidak bergegas maju, melainkan mengikuti di belakang Brian dan Celine.
“Cepat pergi! Jangan makan di sini, kebersihan restoran ini tidak sesuai dengan standar.”
“Cepat pergi, cepat pergi, tempat ini ditutup….”
Ketika tiba di aula, terlhat empat atau lima orang yang mengenakan seragam pemeriksaan Kesehatan sedang mengusir para pelanggan di aula. Pemimpinnya adalah seorang pria paruh baya yang berdiri di samping yang sedang merokok dengan Wendy.
Pelayan di aula berkata kepada pria paruh baya itu, “Pak, bisakah tolong matikan rokok anda? Tempat kami melarang pelanggan untuk merokok.”
Pria paruh baya itu meliriknya dengan meremehkan, “Restoran ini akan segera ditutup, apa masalahnya kalau aku merokok?”
“Selain itu, kenapa kamu bawel sekali? kamu ‘kan bukan bos di sini, cepat panggil bosmu kemari.”
Ketika Brian berempat turun, kebetulan mereka melihat adegan pengusiran pelanggan ini, Kenneth melangkah maju dan berteriak dengan marah, “Atas dasar apa kamu meminta kami menutup restoran ini?”
Pria paruh baya itu mencibir, “Kebersihan di sini tidak sesuai dengan standar, apa yang harus dilakukan kalau ada yang meninggal? Memang harus ditutup untuk perbaikan kualitas.”
Kenneth berkata, “Semua yang kami jalankan di sini legal dan sesuai dengan standar, juga tidak ada masalah kebersihan. Kamu bahkan tidak masuk ke dalam dapur kami, atas dasar apa kamu mengatakan kami tidak memenuhi standar?”
“Atas dasar apa? Karena aku adalah Kepala Tim Inspeksi, aku bilang restoran mana memenuhi standar syarat maka memang memenuhi syarat, aku bilan restoran tidak memenuhi syarat maka memang tidak memenuhi syarat.”
Yoshua awalnya berdiri di belakang. Jika orang orang ini hanya melakukan pemeriksaan rutin secara normal, dia tidak boleh untuk campur tangan, tapi Ketika dia melihat adegan di depannya sekarang, dia segera melangkah maju dan berkata dengan marah, “Omong kosong, siapa yang memberimu otoritas seperti itu?”
Pria paruh baya itu meliriknya dengan meremehkan, “Hie, orang tua, untuk apa kamu ikut campur? Berdiri sana di samping dengan tenang, kamu bukan bosnya, apa hubunganya denganmu.”
“Kamu…..”
“Jangan marah, biarkan aku yang menangani hal ini.”
Emosi Yoshua hampir meledak dan tepat saat dia akan mengamuk, Brian menariknya ke belakang.
Dia melirik pria paruh baya di depannya dan berkata dengan sinis, “Kamu tidak kenal dengan bapak ini?”
Pria paruh baya itu berkata sambil menghisap rokoknya, “ Kenapa aku harus mengenalnya, apa dia sangat hebat?”
Pada saat ini, Wendy melangkah maju dengan kegirangan dan berkata, “Hei, akhirnya kamu turun juga, sekarang kamu tahu kehebatanku, ‘kan?”
“Kamu pikir kamu hebat bisa memiki sebuah restoran, kamu membuatku marah, jadi aku akan menutup bisnismu dalam hitungan menit.”
Celine berkata, “Untuk restoran sebesar ini, tentu harus ada alas an untuk menyuruh orang menutupnya, ‘kan?”
Wendy melirik tubuhnya Celine dengan penuh nafsu, kemudian dia berkata dengan arogan, “Dia adalah Pak Lontar, dia baru saja mengatakannya, kata katanya adalah alasannya, kalau dia menyuruh tutup, maka kalian harus tutup.”
“Sejujurnya, kalau kalian tidak memuaskanku hari ini, jangan harap untuk ,membuka kembali restoran kalian ini.”
Brian menghentikan Celine dan berkata, “Kalau begitu katakana padaku, apa yang harus aku lakukan untuk memuaskanmu?”
“Hmmmm, sekarang kamu sudah tahu akibatnya kalau sudah menyinggungku, ‘kan? Bukankah kamu selalu sok hebat di depanku? Sekarang sudah takut?”
“Biar aku beri tahu kamu, bahkan kalau kamu punya uang atau pun adalah orang kaya baru, koneksimu tidak sebanding dengan koneksiku. Aku hanya perlu beberapa menit untuk mengerjaimu.”
Wendy berkata dengan bangga, “Karena kamu tahu diri, aku juga tidak ingin mempersulit kamu, berikan aku dua miliar, selama kamu memberiku dua miliar hari ini, masalah ini dianggap selesai.”
Celine berkata dengan marah, “Kenapa harus memberimu uang? Kenapa kamu tidak merampok saja?”
Pria paruh baya itu berteriak, “Hei Wanita! Kenapa kamu cerewet sekali? Percaya tidak, aku bahkan tidak menginginkan uang itu lagi, aku akan langsung menutup restoranmu dan kamu tidak akan pernah bisa membukanya lagi.”
Brian berkata, “Dua miliar ya, tidak terlalu banyak, tapi harus memberiku alas an ‘kan?”
Pria paruh baya itu berkata dengan arogan, “Alasannya adalah kebersihan di sini tidak memenuhi standar, jadi didenda dua miliar.”
Wajah Yoshua menjadi pucat karena marah, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata lagi, “Sekali memeras langsung dua miliar, kalian benar benar hebat.”
“Siap sih kamu? Aku mau lihat kartu identitasmu!”
Pria paruh baya itu berkata dengan tidak puas, “Pak tua, aku sabar karena gadis cantik ini yang berbicara, untuk apa orang tua sepertimu ikut campur?”
“Memang kamu pantas melihat kartu identitasku? Cepat minggir sana.”
Brian menghentikan Yoshua lagi dan berkata, “Kamu dari departemen mana?”
Wendy berkata, “Dia adalah Pak Lontar, Kepala Tim Inspeksi Departemen Kesehatan, kalau kamu menyinggungnya, dia akan menutup restoranmu dalam hitungan menit.”
“Pak Lontar, ‘kan? Sungguh bergensi!” Brian berkata dengan ekspresi menyindir, “Kamu bahkan tidak mengenal Kepala Departemen Kesehatan, masih berani mengatakan kalau kamu adalah kepala tim inspeksi?”
Pria paruh baya itu berkata dengan jijik, “Mau menggunakan Kepala Departemen Kesehatan untuk menakut nakutiku? Biar aku beri tahu kamu, kalau sampai Kepala Departemen Kesehatan kami datang, konsekuensi di sini akan lebih serius lagi, tidak akan bisa diselesaikan hanya dengan dua miliar.”
“Hanya saja Kepala Departemen Kesehatan yang kamu sebutkan sudah datang,” kata Brian, “Perkenalkan, ini Pak Yoshua, Kepala Departemen Kesehatan.”
“Kamu bahkan tidak kenal siapa Kepala Departemen Kesehatan, langsung datang begitu saja dan berpura pura menjadi Kepala Tim Inspeksi, tampaknya akting yang kamu lakukan tidak memenuhi standar.”
Eskpresi pria paruh baya itu berubah, kemudian dia berkata, “Hei, mau menakutiku dengan Kepala Departemen Kesehatan kan? Kamu beranggapan bisa mencari seorang lelaki tua secara acak untuk menjadi Kepala Departemen Kesehatan?”
Yoshua berkata dengan marah, “Aku memang Kepala Departemen Kesehatan, kamu dari departemen mana cepan katakan!”
Pada saat itu, kepanikan muncul di mata pria paruh baya itu, dia berbalik untuk melihat Wendy.
Wendy tidak peduli, dia melemparkan putung rokok di tangannya ke lantai, memandang Yoshua dengan sini dan berkata, “Orang berpenampilan sepertimu masih ingin berpura pura menjadi Kepala Departemen Kesehatan? Pakaianmu saja tidak bernilai satu juga kan?”
Dia sudah mengetahui situasi Brian dengan jelas, dia hanya pemuda miskin yang sedang beruntung yang berhasil menyelamatkan anaknya Pak Thiery.
Namun, bagaimana pun juga anak miskin tetap anak miskin, tidak mungkin memiliki koneksi apa pun, apalagi mengenal Kepala Departemen Kesehatan.
Dia mengabaikan Yoshua yang wajahnya muram dan berkata dengan Brian lagi, “Dua miliar, kamu mau bayar atau tidak, jika tidak kami akan menutup restoranmu sekarang juga!”
Pria paruh baya itu sepertinya mendapatkan kembali kepercayan dirinya, lalu berteriak kepada beberapa bawahannya, “Sudahlah, jangan bicara omong kosong denganya lagi, sekarang cepat segel restoran ini, kamu tunggu saja sampai restoranmu bangkrut!”
“Segel apa, sialan kamu! Aku sudah lama bersabar terhadap kamu!”
Brian mengangkat kakinya dan menendang pria paruh baya itu denga keras.
Semua orang terkejut, mereka tidak menyangka pemuda yang sopan tadi, ternyata memiliki tempramen yang begotu ganas, dia main pukul orang saja.
Ada banyak orang yang menonton di pintu masuk restoran, mereka semua terkejut. Ketahuilah bahwa sikap orang orang ini biasanya sangat sombong, tapi pemilik restoran ini langsung menghajar mereka tanpa rasa takut sama sekali.
Pria paruh baya itu jelas tidak menduga kejadian seperti ini. Ketika dia kembali ke akal sehatnya, dia benar benar marah dan berteriak pada beberapa bawahannya, “Kalian semua tidak punya otak? Cepat patahkan kaki anak ini dulu, lalu hancurkan restorannya!”
Setelah beberapa bawahan mendengar perintah itu, mereka segera maju dengan ekspresi yang ganas.
