NovelToon NovelToon
The Secret Marriage

The Secret Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Pernikahan Kilat / Nikahmuda / Persahabatan / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Marfuah Putri

Adelina merupakan seorang selebgram dan tiktokers terkenal yang masih duduk di bangku SMA.

Parasnya yang cantik serta sifatnya yang periang membuatnya banyak disukai para followers serta teman-temannya.

Tak sedikit remaja seusianya yang mengincar Adelina untuk dijadikan pacar.

Tetapi, apa jadinya jika Adelina justru jatuh cinta dengan dosen pembimbing kakaknya?

Karena suatu kesalahpahaman, ia dan sang dosen mau tak mau harus melangsungkan sebuah pernikahan rahasia.

Pernikahan rahasia ini tentu mengancam karir Adelina sebagai selebgram dan tiktokers ratusan ribu followers.

Akankah karir Adelina berhenti sampai di sini?

Akankah Adelina berhasil menaklukkan kutub utara alias Pak Aldevaro?

Atau justru Adelina memilih berhenti dan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marfuah Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenyataan Pahit

Ketegangan begitu terasa di ruang tamu berkonsep eropa ini. Dinginnya air conditioner bahkan tak bisa menguar rasa tegang yang meradang. Apalagi, wajah takut nan bingung tergambar jelas pada pria paruh baya yang tak lain adalah papa mertuaku. Berkali-kali ia mengelap keringat dingin yang terus mengucur melewati dahinya.

Sedang wanita cantik di sampingnya menundukkan kepala dalam seakan tak mau menatap sepasang mata indah yang sejak tadi terus memandang ke arahnya. Aku yang masih mengingat jelas perintah Mas Al sebelum masuk tadi, hanya bungkam ditelan rasa kebingungan.

"Siapa kamu? Kenapa wajahmu sangat mirip dengan Keyla?"

Nama itu lagi. Aku bahkan tidak tahu siapa Keyla dan mengapa wajahku bisa mirip dengannya. Seingatku, aku lahir seorang diri dari rahim bunda alias gak punya kembaran. Tapi kata bunda, di dunia ini kita akan bertemu dengan seseorang yang mirip dengan kita. Singkatnya, kita punya kembaran tak sedarah di belahan bumi lain.

"Al, siapa gadis ini?" Papa mertuaku kini berbalik tanya pada putranya.

Pandangan Mas Al beralih dari wanita cantik itu. Ia kini menatap papanya dengan tatapan entah. Dapat kulihat kemarahan dan kebencian dari matanya.

"Dia istri saya," sahut Mas Al santai.

Ia menyenderkan punggungnya pada kepala sofa. Tak peduli pada wajah terkejut papanya dan wanita itu.

"Kamu gila!" teriak papa mertuaku seraya memukul meja dengan kerasnya.

Matanya melotot marah sampai terlihat otot-otot di sekitar wajahnya. Wanita cantik itu menatapku kemudian menatap Mas Al bergantian. Raut tak percaya begitu kentara pada wajah cantiknya.

"Bagaimana kamu bisa menikahi gadis yang masih berseragam SMA d-dan ... wajahnya ..."

"Wajahnya sangat mirip dengan Keyla, betul?" Mas Al masih begitu santai menaggapi papanya.

Papa mertuaku itu bergeming. Seakan kehilangan kata-katanya ia hanya diam tak menanggapi kata-kata Mas Al. Rasa penasaranku mulai menguar, sebenarnya siapa Keyla ini? Aku jadi teringat dengan foto perempuan yang sangat mirip denganku yang kulihat di gudang waktu itu. Apa jangan-jangan ia adalah perempuan dalam foto itu?

Papa mertuaku menyenderkan tubuhnya ke sofa seraya memijat pelipisnya. Wanita cantik di sampingnya segera mengusap lengan pria paruh baya itu.

"Al, apa maksud semua ini? Kenapa kamu menikahi gadis yang bahkan masih mengenakan seragam SMA?" tanya wanita cantik itu.

Mas Al tersenyum, senyum yang belum pernah dia berikan padaku.

"Kalau kamu saja bisa membatalkan pernikahan kita dan menikah dengan papa saya sendiri, lalu mengapa saya tidak bisa menikahi gadis yang masih berseragam SMA?"

Oh, jadi wanita ini adalah mantan calon istri Mas Al. Wanita kurang bersyukur yang telah meninggalkan Mas Al. Bahkan ia justru malah menikah dengan papa Mas Al sendiri? Drama keluarga macam apa ini!

Wanita bernama Anaya itu terdiam. Matanya berkaca-kaca menatap Mas Al. Ada rasa bersalah yang tergambar dari raut wajahnya.

"Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut? Nggak tau apa ada orang tua yang nggak bisa tidur!"

Kami semua serempak menoleh pada sumber suara. Seorang kakek-kakek berjalan pelan dengan tongkatnya. Ia membenarkan kacamatanya untuk menatap kami semua.

"Kakek? Kenapa bisa di sini?" gumam Mas Al seraya membantu kakek untuk duduk.

"Dasar kamu ini cucu kurang ajar! Memang kakek gak boleh berkunjung ke rumah anak sendiri?" Kakek memukul pelan kepala Mas Al. Aku tertawa kecil melihatnya, di hadapan kakek Mas Al tak bisa membalas apa-apa. Ia benar-benar terlihat seperti kucing yang penurut.

"Keyla? Kamu masih hidup?" Mata kakek berbinar menatapku. Diraihnya wajahku dalam tangkupan tangannya yang telah keriput. Ia menarikku dalam dekapan tubuh yang tak memiliki banyak daging lagi. Aku hanya tersenyum canggung. Sebenarnya siapa sih Keyla ini? Kenapa  semua orang mengira aku adalah Keyla?

"Kek, ini bukan Keyla. Ini istri Al, Adelina." Senyum haru yang terpatri di wajah tua itu segera sirna. Ia melepas dekapannya kemudian menatap lekat wajahku.

"Bagaimana mungkin ia adalah istrimu, Al?" tanya Kakek.

"Semua mungkin terjadi jika Tuhan berkehendak, Kek."

"Benarkah kamu istri Al dan bukan Keyla, cucuku?" tanya Kakek yang kubalas dengan anggukan.

Jadi, si Keyla ini adalah cucu dari Kakek yang artinya anak dari papa mertuaku. Tak lain dan tak bukan juga merupakan adik dari Mas Al. Lalu, di mana dia sekarang?

"Dasar bocah edan! Mau nikah kok ya gak ngabarin keluarga?! Apa kamu sudah gak nganggep kakekmu ini?!" teriak Kakek seraya memukul Mas Al dengan tongkatnya.

"Takut ditikung lagi, Kek," sahut suamiku itu seraya menatap pada papa mertuaku.

...🍉🍉...

Malam ini gak seperti malam sebelumnya. Biasanya setelah membuka kembali buku pelajaranku atau sekedar posting beberapa produk endorsan, aku akan segera berlayar ke pulau kapuk. Alias segera berbaring dan tidur sementara Mas Al ia selalu sibuk dengan pekerjaanya. Menungguku untuk terlelap dalam alam mimpi baru ia akan ikut membaringkan tubuhnya di ranjang.

Entah karena suasana yang berbeda lantaran aku tidur di kamar yang super mewah. Ranjang yang sangat nyaman ini malah tidak bisa membuatku cepat berlalu ke dalam mimpi. Mataku mengerjap saat kurasakan gerakan di sebelahku.

Mas Al yang tadi sudah membaringkan tubuhnya tiba-tiba bangun kembali kemudian di susul dengan suara pintu kamar yang tertutup.

Rasa penasaranku segera memuncak. Mau ke mana suamiku malam-malam begini? Segera aku mengikutinya ke luar dari kamar.

Sepi. Perasaan baru beberapa menit lalu Mas Al ke luar, tapi mengapa tak ada siapa pun di sini? Ke mana perginya suamiku itu?

Rumah besar ini nampak sedikit menyeramkan. Perlahan langkahku mengendap-endap untuk mencari keberadaan suamiku. Aku mencoba untuk melangkah ke dapur, barangkali ia tengah makan di sana.

Kosong. Dapur nampak tertata rapi tanpa siapa pun di sini. Langkahku berbalik, kembali melangkah pelan untuk mencari suamiku. Feelingku sebagai perempuan membawaku ke sebuah taman kecil di halaman belakang.

Mataku menangkap dua sosok yang tengah duduk bersebelahan di gazebo taman itu. kulangkahkan kakiku untuk lebih dekat ke sana. Tak salah lagi, itu adalah Mas Al, suamiku. Ia bersama dengan wanita itu, Anaya.

"Al, kamu benar-benar menikah dengan gadis itu?"

Mas Al menoleh, menatap wanita di sampingnya. Ia mengangguk sekilas sebelum kembali menatap langit yang dipenuhi bintang.

"Selamat ya, aku senang kamu sudah berhasil menemukan penggantiku." Anaya tersenyum.

Senyum yang dipaksakan. Dapat kulihat binar cinta masih tersenyap jelas di matanya. Begitu juga dengan tatapan Mas Al pada wanita itu. Tatapannya sangat berbeda saat ia menatapku. Tatapannya lebih hangat dan lembut.

Mataku memanas sedang hatiku meluruh. Segera aku mengusap kaca-kaca di sudut mataku. Mas Al memang suamiku, tapi aku bukanlah orang yang dicintainya. Lantas, apa yang aku tangisi? Apa aku pantas merasa kecewa? Bukankah selama ini harapan-harapan yang terbangun hanya keinginan semuku sendiri?

"Al, bolehkah aku meminta ciuman terakhir sebelum aku benar-benar melepaskanmu?"

Mas Al menoleh kemudian mendekatkan wajahnya, tangannya menangkup pipi Anaya penuh kasih. Manik mata mereka saling beradu sebelum bibir mereka saling bertaut. Di bawah sinar bulan purnama, mereka nampak seperti pasangan kekasih yang tengah di madu cinta.

Dadaku terasa begitu sesak. Aku tidak lagi kuat melihat pemandangan yang menghancurkan hatiku. Aku sadar, sekuat apapun aku berusaha menggapai Mas Al maka sedalam itu juga aku akan terus terjatuh dalam jurang kesengsaraan. Untuk apa aku berusaha meraih hatinya, jika hatinya saja bukan untukku?

Bruk!

Suara pot bunga yang tak sengaja kutendang menghentikan ciuman antara Mas Al dan Anaya. Ia menoleh ke arahku, menatap wajahku yang telah luruh dengan air mata. Aku segera berlari meninggalkan taman.

"Delina!" teriaknya seraya berusaha untuk mengejarku.

Terlambat. Aku telah sampai di dalam kamar. Segera kututup rapat pintu kamar dan menguncinya. Sementara di luar dapat kudengar suara teriakan Mas Al yang memanggilku. Aku luruh di balik pintu. Tubuhku merosot jatuh ke lantai. Tangisku pecah.

Salahku memang karena telah jatuh cinta padanya. Harusnya dari awal aku mempersiapkan hatiku lebih kuat agar saat apa yang begitu buruk terjadi aku takkan sehancur ini. Kupikir akulah wanita paling beruntung karena menikah dengan Mas Al. Namun, ternyata aku salah. Yang paling beruntung adalah yang berhasil mendapatkan hati Mas Al seutuhnya. Dan kenyataan yang paling pahit adalah wanita itu bukan aku.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!