Di dunia yang hanya menghargai bakat spiritual dan aliran Qi yang sempurna, ia terlahir sebagai "Tanpa Akar". Sementara teman sebaya disibukkan dengan meditasi dan pil kultivasi, Lian memilih jalan yang menyakitkan: ia mengukir kekuatannya dengan darah, keringat, dan Latihan Tubuh Besi yang brutal, menolak takdir yang telah digariskan langit.
Ketika Desa Lingshan dihancurkan oleh serangan mendadak. Lian secara tidak sengaja menelan sebuah artefak kuno: Giok Tersembunyi.
Giok itu tidak hanya memberinya Qi; ia menipu Surga, memberikan Lian jalur kultivasi yang tersembunyi dan lebih unggul. Kekuatan ini datang dengan harga: ancaman yang ia hadapi di Alam Fana hanyalah bayangan dari musuh-musuh kosmik yang ingin merebut kembali Giok yang merupakan Fragmen Takdir.
Kisah ini adalah tentang seorang pemuda yang dihina, yang menggunakan tekadnya untuk menghadapi musuh dari Alam Abadi, dan membuktikan: Bakat adalah hadiah, tetapi kehendak adalah kekuatan sejati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laut Beku Agung
Lian, meskipun berjuang melawan tekanan mental, melihat kejatuhan Mo Ya. Racun (Kekacauan) dan Tekanan (Ketiadaan). Dua kekuatan yang berlawanan kini menyerang mereka.
Dia hanya punya satu pilihan. Dia tidak bisa lari.
Lian menutup matanya. Dia berhenti berjuang melawan Formasi. Dia membiarkan Tekanan Spiritual itu masuk dan membiarkan Racun Primordial Mo Ya yang mematikan itu masuk ke meridiannya.
"Pemurnian Ganda Total."
Giok Inti-nya, yang berputar panik, kini dipaksa untuk menyerap dua anomali yang bertentangan sekaligus: Kekacauan yang diwujudkan sebagai Racun Murni, dan Ketiadaan yang diwujudkan sebagai Tekanan Murni.
Dantian Lian berdenyut dengan bahaya yang sangat besar. Rasanya seperti dua galaksi yang bertabrakan di dalam dirinya. Tetapi kemudian, sesuai dengan Kontrak Takdir yang aneh itu, Gioknya merespons. Giok adalah keseimbangan yang sempurna antara Kekacauan dan Ketiadaan. Giok itu tidak memurnikan; ia mengatur.
Dalam sekejap, semua energi yang bertentangan itu dimurnikan secara instan, memancarkan gelombang ketiadaan murni yang membuat udara di sekitar mereka tenang. Energi Tekanan Spiritual Formasi dan Racun Qi Mo Ya diubah menjadi kekosongan yang diserap oleh Giok Inti.
Formasi Tekanan Spiritual Lu Chen hancur total.
Lian yang kelelahan total, meraih Mo Ya dan menyeretnya keluar dari celah. Giok Inti-nya sekarang terasa seperti lubang yang kering dan sakit, kekuatannya terkuras lebih dari sembilan puluh persen. Dia hampir tidak bisa berdiri.
Di atas tebing, Lu Chen merasakan rune batu Formasi-nya pecah berkeping-keping. Dia melihat kelelahan Lian yang jelas, tetapi dia juga melihat sesuatu yang lebih.
Lu Chen menulis temuan-temuannya dalam gulungan gioknya dengan gerakan yang cekatan, matanya berkilat-kilat karena frustrasi yang terorganisir.
Pukulan Balik Formasi (Pemurnian Ganda): Li Feng memaksakan dua anomali—Racun (Kekacauan) dan Tekanan Kosong (Ketiadaan) ke dalam Giok Inti-nya. Giok itu tidak hancur; ia mencapai stabilitas baru, mengatur kedua anomali menjadi Ketiadaan Murni yang diserap.
Dampak: Ini adalah kemampuan pemurnian yang belum pernah terjadi. Gioknya tidak hanya menetralkan; ia mencapai Sintesis Takdirnya. Namun, harga yang dibayar sangat mahal. Giok Inti-nya sekarang terkuras hampir sepenuhnya. Waktu pemulihan diperkirakan 8-10 jam penuh, di mana dia hanya memiliki kekuatan fisik Inti Giok pasifnya.
Kesimpulan Taktis: Strategi kelelahan berhasil, tetapi Gioknya lebih kuat dari yang diperkirakan. Aku tidak bisa mengalahkannya dengan Qi, Formasi, atau Racun. Aku harus mengalahkannya dengan waktu, suhu, dan unsur-unsur alam yang tidak berenergi. Saat dia memasuki Laut Beku, dia akan rentan terhadap sesuatu yang tidak bisa dipurnikan Gioknya: beku yang lambat dan tanpa Qi Spiritual—sesuatu yang hanya Gioknya yang terkuras yang dapat melawannya.
Lu Chen menutup gulungannya, senyumnya dingin dan penuh perhitungan. "Selamat, Li Feng. Kau telah bertahan dari akal sehatku. Tapi kau sekarang berada di titik terlemahmu, dan kau akan memasuki lingkungan paling mematikan di benua ini. Laut Beku Agung."
Lian menstabilkan Mo Ya di luar celah, memberinya Pil Pemulihan Racun yang ia curi. Mo Ya menatap Lian dengan mata penuh rasa hormat yang mendalam. "Kau menyelamatkanku dengan Qi Racunku sendiri… Pemurnian Ganda Total. Kau adalah manifestasi dari Dewa Kemurnian kuno. Kau menolak Kontrak Takdir, tetapi Giokmu telah menerimanya."
"Aku tidak menolak takdirku," kata Lian, berdiri meskipun kakinya gemetar. "Aku menolak untuk dikendalikan oleh Tetua Racun sepertimu. Kita sudah terlalu dekat dengan Lu Chen. Aku tidak bisa lagi menyembunyikan kekuatanku. Kita harus mencapai Laut Beku secepat mungkin sebelum dia menyiapkan jebakan lain yang tidak bisa kukalahkan."
"Formasi terakhirnya akan berada di Laut Beku," bisik Mo Ya. "Di sana, Tekanan Qi yang sangat dingin akan memaksa Giokmu mencapai batasnya. Jika Giokmu berhasil di sana, kita akan mengubah dunia kultivasi selamanya."
Lian memimpin, Inti Gioknya pulih perlahan dengan kecepatan yang menyakitkan. Perjalanan baru, yang penuh bahaya tak terlihat, kini telah membawa mereka ke ambang batas utara, di mana Laut Beku Agung, dan jebakan pamungkas Lu Chen, menunggu. Mereka tidak tahu bahwa setiap langkah yang mereka ambil sekarang adalah bagian dari rencana cermat yang dirancang untuk menguji batas akhir Ketiadaan Murni.
Lian dan Mo Ya akhirnya tiba di Laut Beku Agung, sebuah negeri yang bukan sekadar dingin, melainkan mati secara spiritual. Dataran ini adalah kuburan bagi Qi yang telah membeku selama jutaan tahun. Setiap langkah Lian terasa seperti dia memikul beban yang tak terlihat, bukan karena gravitasi, tetapi karena kepadatan spiritual yang stagnan. Giok Inti-nya, yang terkuras parah setelah Pemurnian Ganda Formasi Tekanan Spiritual, berputar dengan getaran kelelahan yang menyakitkan.
Mo Ya, meskipun kulitnya pucat pasi dan meridiannya rapuh, menemukan fokus yang tegar. "Kita telah berhasil, Li Feng. Dengarkan aku. Di tempat lain, Formasi Lu Chen akan hancur oleh Alam. Di sini, Alam adalah Formasi itu sendiri. Qi Spiritual di sini sangat padat tetapi tidak bergerak, seolah-olah ia adalah esensi waktu yang terhenti. Di bawah tekanan statis inilah Giokmu akan dipaksa berevolusi—untuk mencapai Sintesis Takdir."
Lian mengangguk, napasnya keluar sebagai kristal es. Dia merasakan sensasi yang mengerikan. Dingin itu tidak menyerang dengan Qi atau Racun yang dapat dilenyapkan; ia menyerang Fondasinya melalui ketiadaan panas. Kedinginan ini bukanlah manifestasi dari Energi Yin; itu adalah Suhu Mutlak—ketiadaan gerak pada tingkat molekuler, sebuah Hukum Alam murni yang menolak pemurnian.
"Giokku berfungsi sebagai Ketiadaan Murni," bisik Lian. "Ia melenyapkan Qi, Racun, dan Formasi menjadi ketiadaan yang dapat diatur akan tetapi ia tidak dapat menciptakan. Giokku tidak dapat menghasilkan panas; ia hanya dapat melenyapkan. Jebakan Lu Chen adalah penggunaan ketiadaan panas untuk melawan Giok Ketiadaan Murni."
Lian mencoba menyalurkan sisa energi Gioknya untuk menciptakan lapisan pelindung, tetapi usahanya sia-sia. Setiap putaran Giok untuk melawan dingin ini hanya menghabiskan sisa daya. Gioknya, yang dirancang untuk membersihkan dan melenyapkan, tidak menemukan apa pun untuk dilenyapkan selain energinya sendiri. Ini adalah kelelahan yang fatal dan lambat. Dalam beberapa menit, meridian di kaki dan tangannya mulai terasa kaku, seolah-olah mereka dilapisi timah.
Mo Ya menatap ekspresi putus asa di wajah Lian. "Ini adalah inti dari takdir kita, Li Feng! Giokmu harus melampaui fungsi utamanya! Lu Chen benar: Giokmu tidak dapat menciptakan panas. Tetapi Giokmu dapat menciptakan Struktur! Tugasmu bukanlah melawan Dingin, tetapi memberikan Struktur Tertinggi pada Kekacauan Primordial di dalam diriku. Jika Giokmu berhasil, ia akan menjadi Ketiadaan yang Terorganisir—entitas yang dapat memanipulasi Gerak dan Sifat di mana tidak ada energi sama sekali."