NovelToon NovelToon
Misteri Permainan Takdir

Misteri Permainan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:876
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Maya yang kecewa dengan penghinaan mantan suaminya, Reno, mencoba mencari peruntungan di kota metropolitan.. Ia ingin membuktikan kalau dirinya bukanlah orang bodoh, udik, dan pembawa sial seperti yang ditujukan Reno padanya. "Lihatlah Reno, akan aku buktikan padamu kalau aku bisa sukses dan berbanding terbalik dengan tuduhanmu, meskipun dengan cara yang tidak wajar akan aku raih semua impianku!" tekad Maya pada dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAKITNYA MURNI

Maya yang kini berubah jadi wanita sukses, berbanding terbalik keadaannya dengan Pram yang kini sudah berubah nama menjadi Made. Kini Made hidup dalam kesederhanaan. Walau hidup jauh dari kata mewah bahkan glamor, tapi dia sangat bahagia karena hidup bersama Murni, gadis desa yang sudah mengajarinya apa arti hidup..

"Hidup akan bermakna jika kita selalu bersyukur. Walau kita hidup sederhana, tapi kalau kita syukuri, Tuhan pasti akan menambah rezeki. Rezeki bukan materi aja, tapi kesehatan, bahkan anak juga itu rezeki. Itu yang pernah emak bilang sama aku, Mas.." Itu Kata-kata Murni yang sangat membekas di hati Made.

"Tapi.. Rezeki tentang anak, udah 5 tahun pernikahanku dengan Murni belum kunjung dikaruniai anak. Padahal aku ingin sekali cepat punya anak. Kapan istriku hamil? Padahal hampir tiap malam aku dan dia melakukan aktivitas suami istri," pikir Made gelisah.

Ia ingin mengajak istrinya periksa ke dokter, tapi ia takut istrinya tersinggung. Jadi keinginannya itu ia pendam.

Seperti biasanya, sore itu Made baru pulang dari ladang, sang istri menyambutnya dengan gembira. " Alhamdulillah, Mas udah pulang. Pas bener Mas, tuh diluar baru turun hujan! Besar amat!" Murni menunjuk ke arah halaman rumahnya yang mulai basah terguyur air hujan.

"Iya Mur, jadi aku gak kehujanan. Kalau hujan gini, anak-anak tetangga pasti langsung ribut pada keluar rumah. Mereka hujan-hujanan entah kemana." Made terkekeh, ia melihat keluar jendela, memperhatikan anak-anak yang mulai berlarian di luar halaman rumahnya.

Mendengar hal itu, Murni yang sedang membuatkan kopi langsung terdiam dari aktivitasnya mengaduk kopi. Ia menatap lekat suaminya. "Mas, maafin Mur, sampai kini Mur belum bisa kasih anak untuk Mas Made. Apa mungkin Mur mandul ya?.." Ia tertunduk mengusap-usap perutnya yang rata.

Made merasa mendapat angin untuk membicarakan keinginannya mengajak Murni memeriksakan kesuburan mereka ke dokter spesialis kandungan.

"Mur, kamu jangan berpikir yang bukan-bukan. Mungkin belum saatnya. Atau mungkin juga usaha kita yang kurang. Usaha bukan hanya terbatas hubungan suami istri aja. Tapi dengan bantuan dokter juga bisa lho!! Apa kamu mau jika Mas ajak ke dokter?" Made berjalan mendekati Murni. Di peluknya tubuh kecil Murni dari belakang.

Jika dalam posisi seperti itu, terlihat jelas Murni bagaikan anak kecil yang dipeluk oleh bapaknya. Karena perbedaan tinggi tubuh mereka yang sangat mencolok.

Tubuh Made membungkuk, ia mulai menjelajahi leher Murni dengan gigitan kecil yang lembut. Murni mulai meremang, ia terpejam merasakan geli di area benda kenyal, "Mas, udah.. Geli!"

Made tersenyum, ia merubah posisinya berhadapan dengan Murni, lalu di pegangnya kedua pipi mungil yang ada dihadapannya.

"Sayang, kamu mau kan aku ajak ke dokter?" tanya Made.

"Enggak ah. Mur takut, " jawab Murni menggelengkan kepala.

"Kan bareng aku, kenapa mesti takut?" bisik Made. Ia kembali memeluk tubuh kecil dan pendek itu hingga tubuh Murni seperti hilang tertutup tubuh Made yang tinggi besar.

"Mas, aku.. Mmmm.." Murni tak sempat meneruskan kata-katanya, karena mulutnya sudah dibungkam dengan ciuman Made. Mungkin karena hujan, pria itu kedinginan. Ia mencari kehangatan lewat tubuh Murni.

"Yang, hujan-hujan gini mending kita bikin anak aja, yuk!"

"Ah, Mas! Kan malam udah. Mur masih capek!" jawab Murni. Bibirnya langsung mengerucut.

"Mas janji, entar malam gak akan ganggu kamu, Yang. Sekarang Mas gak kuat. Dari ladang tadi sedikit gerimis, kepala jadi sakit. Kalau nengok kamu, sakitnya langsung hilang. Kalau kamu capek, kamu diem aja. Bisa ya..?" Made memelas.

"Mmmm.. Iya deh," Murni mengangguk, walau sedikit dipaksakan.

Dengan semangat '45, Made mengangkat tubuh Murni dan membawanya ke kamar. Terjadilah serangan fajar dari Made. Suara derik dari lantai papan terus terdengar hingga 45 menit lamanya.

Dan ketika suara derik papan berhenti, senjata Made sudah meletus. Ia kelelahan dan menjatuhkan tubuhnya disamping Murni. Wanita itu terlihat lemas, beda dari biasanya.

"Mur, makasih ya.. Kamu gak pernah nolak jika Mas minta jatah," kata Made. Ia memperhatikan wajah Murni yang sedikit pucat dan terlihat lemas.

Murni tak menjawab, ia hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

Memperhatikan keadaan Murni yang lain dari biasanya, Made langsung cemas, ia baru menyadari istrinya itu terlihat sedang sakit.

"Ya ampun, Yang.. Apa kamu sedang sakit? Aku perhatikan, wajahmu pucat dan terlihat lemas," ujar Made. Ia menempelkan punggung tangannya di dahi Murni.

"Tapi.. Suhu badanmu gak panas," kata Made pelan. Ia terdiam, pikirannya searching mencari jawaban akan keadaan Murni.

"Mungkin kamu kelelahan biasa Mur.. Ya udah, kamu istirahat aja dulu. Mas tinggal dulu mandi, ya!"

" Iya, Mas," jawab Murni. Ia memejamkan matanya, berusaha untuk tidur.

Made yang sangat menyayangi istrinya itu, dengan gerakan pelan memakaikan semua bahan yang telah ia buka tadi ke tubuh Murni kembali. Lalu memasangkan selimut ke tubuh Murni, biar ia tidak kedinginan.

Setelah beres mengurus Murni, ia mengurus dirinya sendiri, dengan memakai semua pakaiannya kembali, lalu ia mengambil handuk yang tergantung di paku balik pintu.

Baru beberapa langkah Made berjalan ke luar kamar,

" Uwo... "

Terdengar suara Murni muntah dari dalam kamar. Mendengar itu, langkah Made langsung terhenti, ia kaget bukan main dan memutar balik arah tujuan, kembali ke kamar.

"Murni, kamu kenapa," tanya Made khawatir, ia melihat Murni sedang memuntahkan sesuatu. Selimut yang ia pakai, sudah basah terkena muntahan dari perut Murni.

Made duduk dipinggir kasur, ia membuka selimut yang dipakai Murni dan membawanya ke kamar mandi.

Tak lama kemudian, ia datang lagi dengan membawa secangkir gelas teh manis hangat dan kayu putih yang baru ia beli dari warung terdekat.

"Yang, kamu habisin dulu teh hangatnya. Mungkin kamu masuk angin." Made membantu Murni bangun dari tidurnya, lalu memberinya teh yang sudah ia buat.

Dengan telaten Made mulai memberi kerokan di punggung Murni. Ia berharap itu cuma masuk angin biasa.

"Gimana perasaanmu sekarang, masih mual?" tanya Made dengan wajah khawatir. Murni duduk dengan wajah ditekuk. Karena ia biasa dimanja Made, kepribadian Murni terbentuk jadi wanita cengeng dan rapuh.

"Masih mual Mas.. Mur mau pipis, tapi digendong, ya Mas! lemas.."

"Iya, Sayang. Ayo!" Made tersenyum , ia membuka kedua tangannya, Murni membenamkan tubuhnya ke pelukan Made. Dengan tenaga extra, laki-laki perkasa itu dengan mudah mengangkat tubuh Murni yang mungil ke kamar mandi.

"Mur, kamu pipis sendiri aja ya? Mas tunggu di luar," kata Made, ia beranjak hendak meninggalkan Murni yang sudah jongkok, siap action.

"Tunggu! Mas jangan pergi! Tungguin Mur.. Kalau bisa ceb*kin juga ya mas. Murni lemes, tangan Murni gak ada tenaga kalau lagi sakit," rengek Murni dengan nada manja. Ia memegangi pergelangan tangan Made.

"Ya ampun.. Kasihan sekali kamu ini. Sakit sampe segitunya." Made kembali mendekati Murni, ia langsung ikut jongkok dihadapan Murni. Dengan sabar ia mulai membersihkan saluran irigasi Murni dengan dua gayung air.

Setelah ia mengurus Murni, hingga istrinya itu dibaringkan lagi di kasur, Made mulai bisa mengurus dirinya sendiri, mandi.

Selama mandi ia teringat terus saluran irigasi Murni yang ia bersihkan tadi. Terbayang di benaknya benda itu sungguh kecil, empuk, dengan sedikit rumput liar di sekitarnya, dan di tengahnya itu gua rahasia yang bikin ia kecanduan.

Otomatis senjatanya langsung tegak lurus membentuk sudut siku-siku 90°. Ia kebelet, hingga cepat-cepat menyelesaikan mandinya, dengan tujuan ingin mengeksekusi Murni secepatnya.

Tanpa mengeringkan tubuhnya, ia bergegas menuju kamar. Tanpa permisi, dibukanya pintu, ia langsung melepaskan handuk yang melilit di tubuhnya dengan asal lempar. Ia langsung menghambur mengeksekusi Murni yang sedang terbaring tanpa minta izin.

"Maaas!!" Teriak Murni. Ia sedang terlelap tidur jadi kaget akibat ulah Made. Ia mendorong keras tubuh Made yang sudah mengeksekusinya tanpa ampun.

"Diam Yang, cuma sebentar ko," jawab Made, ia langsung mengunyah bibir Murni bagai makan permen loli pop. Tentu saja Murni yang sedang dalam keadaan sakit, langsung merasa mual, dan..

"Uwo..."

1
Tie's_74
Walaupun karyaku ini ada beberapa adegan dewasanya, tapi ada pelajaran kehidupan yang bisa diambil, kalau dalam hidup ini kita jangan menilai orang dari luarnya saja. Bisa jadi orang yang kita pandang rendah, ternyata dia mempunyai kemampuan diatas kita. Selain itu pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini, kita jangan cepat menyerah dengan keadaan, dan harus selalu semangat.. Yakinlah kalau dibalik cobaan pasti akan ada hikmahnya. Ok gess, selalu semangat ya.. 🥰🤗
Tie's_74
Dari bab ini, bisa dipetik pelajaran, bahwa dalam hidup ini kita jangan cepat menyerah. Sesulit apapun Tuhan berikan ujian pada kita, kita jangan cepat menyerah dan selalu semangat menjalani hidup. Karena laut pun tak selamanya pasang, ada masanya surut. Begitupun dengan kehidupan kita. Ada saatnya kita di uji, tapi bila kita tak cepat menyerah, yakinlah kalau badai akan segera pergi, berganti dengan balasan yang setimpal dari Tuhan akan Perjuangan kita. Akan indah pada waktunya.. Untuk para pembaca setiaku, selalu semangat ya.. Semoga kita sehat selalu dan diberikan rezeki lancar, Aamiin.. /Heart/
Tie's_74
Dari bab ini, kita bisa ambil pelajaran, jangan menilai orang dari luarnya ya guys.. Dengan usaha dan kerja keras, yakinlah bahwa hidup kita akan lebih baik. dan tentunya, kita harus percaya diri.. 😁.. Selalu semangat untuk semua pembaca setiaku. 🙏🏻🤗
Tie's_74
Makasih Kaka komennya.. 🙏
Codigo cereza
Terharu banget
Tie's_74: makasih komennya, Kaka 🙏🏻🤗
total 1 replies
Hao Asakura
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Tie's_74: makasih komennya kakak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!