NovelToon NovelToon
MATA YANG MELIHAT MASA DEPAN

MATA YANG MELIHAT MASA DEPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Kultivasi Modern / Ketos / Mengubah Takdir
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Susilo Ginting

Rendra Adyatama hanya memiliki dua hal: rumah tua yang hampir roboh peninggalan orang tuanya, dan status murid beasiswa di SMA Bhakti Kencana—sekolah elite yang dipenuhi anak pejabat dan konglomerat yang selalu merendahkannya. Dikelilingi kemewahan yang bukan miliknya, Rendra hanya mengandalkan kecerdasan, ketegasan, dan fisik atletisnya untuk bertahan, sambil bekerja sambilan menjaga warnet.
Hingga suatu malam, takdir—atau lebih tepatnya, sebuah Sistem—memberikan kunci untuk mendobrak dinding kemiskinannya. Mata Rendra kini mampu melihat masa depan 24 jam ke depan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilo Ginting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12. Strategi Seratus Juta dan Jaring Laba-laba Keluarga Paramita

INFO DARI AUTHOR

HEI GUYS TERIMAKASIH SEBELUMNYA SUDAH MEMBACA NOVEL INI, AKU HANYA MENYAMPAIKAN MULAI DARI BAB INI KEMAMPUAN PENGLIHATANNYA KITA UBAH JADI VISI YAH, SEKIAN TERIMAKASIH 😀

------------------------------------------------------------------------

Pukulan yang Rendra berikan kepada Kevin di lorong sekolah ternyata jauh lebih efektif daripada yang ia duga. Pagi itu, Rendra berjalan melewati gerbang tanpa ada ejekan. Kevin absen, dan teman-temannya menghindar, melirik Rendra dengan campuran takut dan hormat. Mereka akhirnya mengerti: Rendra bukan hanya pintar, dia juga berbahaya. Ketenangan Rendra kini dilindungi oleh reputasi yang dibangun dari kecerdasan dan kekuatan fisik.

Namun, fokus Rendra bukan lagi pada konflik receh di sekolah. Pikirannya dipenuhi oleh dua hal: mencapai target Rp150.000.000, dan Elena Paramita, kakak Clara.

Analisis Kekuatan Jaringan

Rendra menyadari bahwa untuk mengalahkan Wirawan, ia harus memahami jaringan Wirawan. Dan Elena Paramita adalah pintu masuknya. Sebagai konsultan politik senior, Elena pasti menjadi penghubung antara dunia bawah tanah Wirawan dan dunia politik serta korporasi legal tingkat tinggi.

Rendra harus bergerak perlahan. Pendekatan langsung ke Elena akan berbahaya. Dia harus menggunakan Clara. Bukan untuk manipulasi, melainkan untuk mendapatkan informasi secara tidak langsung mengenai struktur keluarga, kebiasaan Elena, dan kemungkinan konflik internal mereka.

Strategi Finansial: Menuju Rp150 Juta

Dengan modal Rp90.250.000, Rendra memutuskan untuk melakukan investasi jangka menengah (sekitar dua minggu) dengan risiko terkontrol, memanfaatkan kemampuan Penglihatannya masa depannya untuk memvalidasi setiap langkah. Targetnya: dua kali lipat dalam dua minggu.

Ia memilih sektor properti dan perbankan yang fundamentalnya kuat.

Rendra membagi modalnya:

Investasi Inti (Rp60.000.000): Ditanamkan pada saham bank besar yang ia lihat dalam Penglihatannya akan mengumumkan kemitraan Fintech besar. Kemitraan ini akan membuat harga saham melonjak 15% dalam dua minggu.

Investasi Spekulatif (Rp20.000.000): Ditanamkan pada saham properti kecil yang ia lihat dalam penglihatannya akan dibeli oleh konglomerat besar. Buyout ini akan melipatgandakan harga saham.

Dana Cadangan (Rp10.250.000): Dana likuid untuk biaya hidup dan day trading kecil jika ada peluang dadakan dari kemampuannya

Ini adalah strategi yang matang. Tidak lagi mengandalkan keberuntungan di meja Roulette, Rendra kini mengandalkan analisis fundamental yang divalidasi oleh kepastian Visi nya.

Pendekatan Clara dan Informasi Keluarga

Sore harinya, Rendra sengaja menunggu Clara di perpustakaan. Ia harus memancing informasi tentang Elena dengan hati-hati.

"Clara, kau terlihat lebih tenang hari ini," sapa Rendra, duduk di seberang meja.

Clara tersenyum. "Kau juga. Lorong sekolah terasa lebih damai tanpamu harus berurusan dengan Kevin." Ia menatap Rendra dengan kagum. "Apa yang kau lakukan padanya?"

"Hanya obrolan singkat tentang fisiologi sendi manusia," canda Rendra. "Omong-omong, kudengar kakakmu pulang. Elena?"

Clara terkejut Rendra tahu nama kakaknya, tetapi tidak curiga. "Iya. Kak Elena. Dia baru kembali dari perjalanan bisnis yang panjang. Dia sangat sibuk. Dia itu... aneh."

"Aneh bagaimana?" tanya Rendra, mencoba terdengar santai.

Clara menurunkan suaranya. "Dia sangat tertutup tentang pekerjaannya. Dia konsultan, tapi dia sering bertemu orang-orang yang aneh. Pria-pria paruh baya dengan jas mahal yang terlihat seperti... preman berpendidikan. Dia juga selalu membawa flash drive kecil yang dia kunci di brankas."

Flash drive kecil. Sama persis dengan yang dilihat Rendra di Visi nya, yang ia tukarkan dengan Rudi.

Clara melanjutkan. "Dulu kami dekat, tapi sekarang Kak Elena seperti memiliki rahasia besar. Ayahku juga terkadang terlihat tegang setelah berbicara dengannya. Rasanya ada yang tidak beres di keluarga kami, Rendra."

Rendra mengunci tatapannya. "Kau harus hati-hati, Clara. Dunia luar tidak selalu sebaik yang kau kira. Jika kakakmu terlibat dengan orang-orang yang berbahaya, itu bisa menyeretmu."

"Maksudmu orang seperti siapa?" tanya Clara, matanya memancarkan rasa ingin tahu yang dalam.

Rendra menyadari ia sudah terlalu jauh. "Hanya spekulasi. Intinya, jika kau merasa ada yang aneh, jangan pernah ikut campur. Lindungi dirimu dulu."

Percakapan itu memberikan Rendra potongan-potongan kunci: Elena bekerja dengan flash drive rahasia dan bertemu 'preman berpendidikan'. Ini mengonfirmasi bahwa Elena adalah perantara Wirawan untuk informasi rahasia yang ia gunakan untuk memanipulasi pasar saham dan politik.

Malam di Rumah Tua

Malam harinya, Rendra kembali ke rumahnya. Di depan pintu, ia menemukan sebuah kotak kardus kecil. Ia membukanya dengan waspada.

Di dalamnya ada sebuah laptop yang sudah tua, tetapi masih berfungsi, dan beberapa buku cetak kuno tentang sejarah kriminal Jakarta dan struktur organisasi mafia lokal.

Ini bukan kiriman dari Wirawan. Wirawan mengirim ancaman. Ini adalah kiriman dari seseorang yang peduli padanya, tapi juga tahu apa yang ia hadapi.

Di dalam buku itu, terselip sebuah kartu nama usang. Tertulis nama: Bima (Guru Sejarahnya).

Pak Bima. Guru yang selama ini baik padanya, yang memberinya buku, yang tahu betapa berbahayanya dunia di luar sekolah.

Rendra menghela napas. Pak Bima tahu. Pak Bima, melalui mata yang lebih tua dan pengalaman, melihat ke mana arah Rendra melangkah. Pak Bima tidak menghentikannya, tetapi memberinya senjata: informasi.

Rendra membuka laptop tua itu. Ada satu file teks di desktop-nya. Judulnya: "The W Network".

Rendra mulai membaca, wajahnya semakin serius. Di dalamnya terdapat diagram dan detail tentang jaringan Tuan Wirawan, yang ternyata adalah sindikat kejahatan terorganisir yang sudah beroperasi selama dua dekade, mengendalikan judi, properti gelap, dan kini, mencoba memanipulasi pasar saham dan politik.

Rendra tersenyum tipis. Kini, ia bukan hanya memiliki Visi . Ia memiliki sejarah kelemahan musuhnya.

Pertarungan Rendra baru saja naik ke level tertinggi: dari melawan kemiskinan, kini ia melawan sebuah Sistem Jaringan Kejahatan yang terorganisir, menggunakan uang dan kecerdasannya sebagai senjata utama.

1
BungaSamudra
tulisanmu mengalir kek air. ritmenya pas banget pas dibaca 😍
Fairuz
semangat kak jangan lupa mampir
knovitriana
update
Ken
Tanda bacanya kurang dikit.
Semangat Thor
D. Xebec
lanjut next chapter bang, jadi penasaran gw, btw semangat 👍
D. Xebec
cerita nya menarik, tapi ada beberapa kata yang kurang huruf
D. Xebec
tulisannya masih banyak yang kurang huruf bang, perbaiki lagi, btw cerita nya menarik
Zan Apexion
menarik, Semangat ya👍
Monkey D. Luffy
kurang huruf N nya ini bang🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!