NovelToon NovelToon
Penguasa Diamond Amber.

Penguasa Diamond Amber.

Status: tamat
Genre:Dunia Lain / Kutukan / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Tamat
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: NATALIA SITINJAK

Berkisah tentang seseorang yang terkena kutukan 'Tanpa Akhir' di kehidupan pertamanya. Pada kehidupan ke 2020 nya, sang Trasmigrator yang sudah tidak tahan lagi dengan kutukannya, memohon kepada Tuhan untuk membiarkannya mati.

Akan tetapi, seolah Kutukan Tanpa Akhir' menertawakannya. Sang Trasmigrator yang mengira kehidupan ke 2020 nya ini adalah yang terakhir. Sekali lagi jiwanya terbangun didalam tubuh orang lain. Kali ini adalah kehidupan seorang Nona Muda Bangsawan manja bernama Rihana Ariedny yang meninggal karena keracunan.

Sang Trasmigrator yang berhenti mengharapkan 'Kematian' memutuskan untuk menghibur dirinya dengan memulai kehidupan baru yang damai di sebuah wilayah terpinggirkan bernama Diamond Amber.

Namun siapa sangka banyak masalah mulai muncul setelahnya. Musuh bebuyutan dari banyak kehidupannya, sesama Transmigrator, yang baru saja ia temui setelah sekian lama malah ingin menghancurkan dunianya.

Yuuk ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NATALIA SITINJAK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

P. D. A

"Hahhh.... Sepertinya aku tidak akan tidur dalam seminggu," gumamku pelan.

"Uhuk."

"Hm?."

Dari arah yang jauh, setelah keluar dari penjara bawah tanah. Aku bisa melihat sosok yang mengintip dari balik bangunan yang gelap.

Disana, aku bisa melihat bahwa sosok itu adalah Raja Right yang memakai penyamaran seorang pelayan. Sepertinya dia sangat yakin aku bisa mendengar batuknya dari jauh. Sejenak aku melirik penjaga yang mengenalku.

"Apa ada yang ingin anda katakan."

Mereka cukup tajam, seperti yang di harapkan dari negri ahli pedang.

Aku tersenyum pada mereka sambil berkata kalau mereka tidak perlu memandu ku lagi. Untungnya mereka mengangguk dan segera pergi kearah yang berbeda.

Sebelum kembali berjalan, aku memindai situasi dan mendapati banyak mata yang mengawasi dari jauh selain sang Raja.

- "Banyak mata yang mengawasi."

"Oh! Maafkan saya, saya ingin segera bertemu dengan anda dan membahas beberapa hal penting makanya saja datang kemari, maaf kalau saya ceroboh." Suara yang bisa kudengar di pikiranku terdengar gugup.

Dia tahu dirinya sedang di awasi tapi masih tetap menghampiriku. ... Hal penting macam apa yang ingin dia sampaikan.

- "Tetaplah disana sampai aku keluar dari lingkungan penjara, buat seolah anda mengawasi orang lain."

Berkedip dua kali.

"Saya mengerti."

"Bagus."

Untungnya Baginda Raja Right masih mengingat arahan ku dalam menanggapi percakapan rahasia kami, sehingga tidak akan banyak informasi yang akan di terima oleh mereka yang mengawasinya.

 Putri mahkota kerajaan ini cekatan, dia memiliki insting luar biasa dalam menanggapi seseorang.

"Aku akan menemui mu lagi dimalam hari, sampai jumpa Baginda Raja Right."

Berkedip dua kali.

Dia terlihat imut saat melakukan itu, orang-orang di dunia ini memiliki wajah awet muda yang meresahkan.

Tap tap tap.

***

Di ruangan lain, di tempat peristirahatan anggota wilayah Ariedny. Terlihat seorang pria muda dengan raut wajah kusam memandangi ibunya yang tidak sadarkan diri.

"Karena dia... Semuanya karena dia." Dalam beberapa jam terakhir, dia telah mengatakan secara berulang-ulang saat menemani ibunya yang tak sadarkan diri. "Kenapa dia harus lahir duluan.... Seharusnya aku yang lahir lebih awal, jika aku adalah anak pertama dari Ayah dan Ibu maka hal memalukan seperti ini tidak akan pernah terjadi."

Para pelayan yang mengabdi pada keluarga Ariedny merasa kasihan dengan tuan muda mereka. Di dalam pikiran mereka, semuanya serentak menyalahkan Rihana yang menjadi dalang dari insiden hari ini.

"Sungguh kejam."

"Aku tidak tahan melihat Tuan Muda kita seperti ini hiks...."

Para pelayan wanita menitihkan air mata. Mereka ingin menghibur tapi tidak tahu melakukan apa karena tidak ingin membuat beban pikiran tuan muda mereka jauh lebih berat.

Beberapa pelayan pria dan wanita yang berada di ambang pintu saling berbisik. "Haruskah kita membalaskan dendam Tuan Muda?."

"Mungkin, bagaimana kalau kita meracuni makanannya."

"Anjing gila itu tidak mungkin mati dengan racun biasa, mari kita beri dia makan kotoran. Aku kenal seseorang yang ahli dalam bidang ini."

"Benarkah! Tapi... Masalahnya bagaimana kita akan memberi pelacur gila itu racunnya." Tanya seorang pelayan pria.

"Itu mudah, kalian hanya perlu memberi dengan senyuman dan aku akan memakannya dengan senang hati."

"Hmm... Itu agak-."

"!!!"

"!!!!"

"Ap-!."

Bergetar. Tubuh para pelayan di depan pintu gemetaran.

"Kenapa? Tidak suka sarannya? Kalau begitu kemas saja dalam kotak kado yang cantik, nanti aku makan kalau ada waktu. Sekarangpun boleh, tapi ingat... Tolong kurangi kotorannya, kalau terlalu banyak nanti aku jadi tidak berselera memakannya."

Menegang.

Wajah para pelayan mulai membiru, mereka meremas baju mereka dengan tangan yang berkeringat. Jantung mereka berpacu sangat cepat seolah seseorang sedang mengejar mereka dengan pisau yang sangat tajam.

"No-nona...."

"Aha... Karena kau yang memberi ide, jadi buatlah itu terlihat cantik." Dengan santai Rihana melewati ketiganya.

Tindakannya barusan berhasil menarik perhatian pelayan yang berada di dalam kamar. Membuat mereka sigap untuk menghadangnya mendekati Raygal seperti seorang pengawal.

"Minggir kalian."

"Apa yang anda lakukan disini?," tanya pelayan wanita berambut hitam pendek dengan pita merah.

"Pertanyaan bodoh, tentu saja aku ingin melihat ibuku."

"BOHONG!."

Pelayan itu meninggikan suaranya, sepertinya dia begitu loyal pada tuanya sehingga rela menjadi tameng menghadang ku. Sayang sekali orang seperti ini tidak ada di pihakku... Terserah, lagi pula aku tidak butuh.

"Menyingkir sebentar, aku ingin berbicara seben-."

"Aku Tidak Akan Pernah Membiarkan Anda Mendekati Tuan Muda."

"...."

Mengemaskan, betapa keras kepalanya wanita ini. Kalau ku pukul mungkin kepalanya akan lepas.

Aku menghela nafas, menyakiti orang seperti gadis tidak bersalah di depanku hanya akan membuat dosaku bertambah. Sekali lagi, dengan nada lembut aku memintanya untuk bergeser dari posisinya.

"Menyingkirlah nona."

"Aku bilang ti-."

"Karin menyingkirlah."

"Akhirnya."

Dari belakang pelayan wanita bernama Karin itu, aku melihat Raygal berdiri. Wajahnya tampak kelelahan, kantung matanya menghitam serta membengkak.

Karin yang mendapat perintah dari Raygal menundukkan kepala padanya lalu bergeser dua langkah ke kanan.

"Keluar dari kamar ini, kau tidak di terima disini dasar bajingan gila."

"What the- Ah... sudahlah, lebih baik sekarang kau yang menyingkir sebentar."

"Siapa kau memerintahkan calon pewaris Ariedny!," geramnya.

"Oh, sepertinya kau belum tahu yah, perkenalkan. Namaku Rihana Diamond Amber, penguasa wilayah Diamond Amber yang baru. Karena kamu akan segera menjadi penguasa Ariedny berikutnya mungkin secepatnya kau akan tahu."

Menampar. SLAP. Semua orang di dalam kamar terdiam begitu melihat Raygal menampar pipi Rihana yang lebih tua darinya.

"Sepertinya kau menganggap situasi ini adalah lelucon Rihana."

Aku tertawa. "Hahaha...."

Cih, tangannya lembek sekali, pukulannya bahkan seperti gigitan nyamuk.

Sambil menyentuh pipi, aku berkata padanya. "Pukul aku lagi setelah kekuatan tanganmu lebih kuat, sekarang, karena aku orang sibuk, menyingkir lah sebentar, ada hal penting yang harus aku sampaikan pada nyonya Ariedny."

Perkataanku sepertinya hanya semakin membuat Raygal marah, dalam sekali tarikan nafas, dia mengucapkan sumpah serapah kepadaku, membuat pelayan yang selama ini melayaninya tercengang tak menduga tuan muda yang sangat mereka sayangi itu mampu mengucapkan kalimat tabu itu.

Di akhir kalimatnya, Raygal menambahkan. "Aib keluarga Ariedny yang menjijikan sepertimu seharusnya lenyap dari dunia ini ketika berada dalam kandungan ibu."

"Aku tidak memintanya untuk melahirkan ku."

Tapi sayangnya, setiap kali dia mengutuk, aku selalu membalas dalam sikap yang tenang, mungkin ketenangan dari kalimatku membuatnya begitu marah seperti orang kesurupan.

Melihatnya marah hanya membuat aku semakin terhibur, betapa menyenangkannya melihat orang yang tidak kusukai menderita.

"Ini Salahmu! Semua Salahmu! Keluarga Ariedny Malu Karena Dirimu! Wanita Tercela!, Pendosa, Pelacur Gila!!!."

"Itu bukan salahku, itu salah Ayahmu yang mencoba merebut wilayahku dengan cara bodoh."

"DIAM DIAM DIAM...!!! SEMUA KALIMAT YANG KELUAR DARI MULUTMU ADALAH DUSTA."

"...."

"DIAM."

"Aku diam saja-."

"DIAM AKU BILANG DIAM!."

"Oh oke."

Sekarang aku diam, melihat tempramen dari calon penguasa yang baru, betapa buruknya kondisi mental anak ini kulihat, dia begitu frustasi sampai-sampai menarik rambutnya hingga rontok.

Dalam hati aku berfikir. Lama sekali selesainya, aku perlu bicara dengan nyonya Ariedny mengenai data kelahiran yang harus di perbarui....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!