popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mencari hadiah
"mas bagi uang donk"
"uang terus kamu itu da, kuliah bolos terus, kerja ndak, uang terus"
danang menceramahi ida adiknya
"sebel aku mas, kemarin aku telp mas pras, katanya dia sudah nikah"
"kapan nikahnya kok kita ndak di undang... Ratih... sini deh" Ratih menghampiri suaminya itu
"katanya pras sudah nikah, kapan? "
"nikah? ndak tuh mas, kalau dia nikah pasti kita di undang, dapat kabar dari mana?"
"tauk tuh ida.. katanya pras sudah nikah"
"ngaco kamu da, pras kalo nikah pasti pesta besar"
"beneran mbak, tanya aja bude, kemarin ida tanya mas pras katanya aku ndak boleh ganggu dia lagi, dia sudah menikah, gitu katanya"
"salah dengar mungkin kamu, coba besok aku tanya bude, seandainya pras nikah juga ada baiknya kan, kamu ndak berharap lagi sama dia"
"kalau aku ndak bisa dapatkan mas pras, perempuan lain juga ndak boleh"
Ratih meninggalkan ida dan danang di ruang tv itu, sudah muak dengan tingkah laku adik iparnya itu
*****
Popy baru saja menyelesaikan sholat isyanya, terdengar suara panggilan masuk di ponselnya
"assalamu'alaikum pop, lagi apa?"
"Walaikumsalam bunga, baru aja selesai sholat"
"pop, aku nikah kurang 2 bulan lagi, kamu usahakan datang ya"
"InsyaAllah ya bung, akan aku usahakan datang, walaupun cuma sebentar"
"aku sedih kalau kamu ndak datang pop"
"InsyaAllah ya bung... sudah sampai mana persiapan nikah kalian? "
"sudah 70% pop, aku ndak sabar menunggu hari itu. oh ya pop, kapan hari ada orang kerumah, dia ketemu papa trus nanya2 tenang kamu"
"siapa bung? laki atau perempuan?"
"laki2 pop, sudah agak tua juga sih"
"coba besok aku tanya om ya"
"kenapa nunggu besok, ini papa ada di sampingku" bunga tiba2 memberikan ponselnya ke aji
"ya pop, ada apa?"
"tadi bunga cerita, katanya ada orang yang nyari aku ya om? siapa?"
"owww... itu kemarin adiknya om broto mampir ke rumah, dia dengar kamu nikah, om menceritakan semuanya. mereka berharap di undang ketika pernikahanmu kelak"
"trus papa popy apa juga datang om?"
"waktu om tanya tentang papamu, orang itu ndak tau keberadaan papamu bung, pernah sekali pulang, itu saja hanya mengambil uang warisan lalu pergi lagi entah kemana"
setelah itu mereka mengakhiri pembicaraan itu
"kalau sudah waktunya pasti akan ketemu nak" ucap bu Retno yang tiba2 muncul dari arah belakang popy
popy hanya mengangguk pelan
"oh ya antar bude ke minimarket yuk, stock sabun sudah mau habis"
Tanpa berlama-lama popy mengantar bu Retno ke minimarket langganannya
"wah tumben malam2 bu Retno" sapa bu sari dari lorong minuman
"stock sabun menipis bu sari, takut kehabisan, kasian anak2"
"popy itu anak bu Retno?"
"bukan bu, keponakan saya, kenapa bu? cantik ya?"
"cantik, saya suka gaya busananya"
"bu sari juga cantik, anggun"
bu Retno menghilang di lorong sabun2
"popy, ngantar bu Retno ya"
"iya bu, maaf saya ndak tau kalau ada bu sari"
"ndak pa2, kapan2 boleh makan bareng atau jalan2 bareng pop?"
"boleh bu, dengan senang hati. popy kabari ketika jadwal popy longgar ya bu"
Popy dan bu sari bertukar no ponsel
****
Tak terasa sudah mendekati puasa romadhon, sebentar lagi pernikahan bunga
"assalamu'alaikum sayang"
"Walaikumsalam mas, sebulan lagi pernikahan bunga"
"iya sayang, maafkan aku ya ndak bisa datang"
"iya mas ndak pa2"
"maafkan mas ya, ndak bisa ngantar kamu beli hadiah buat bunga"
"ndak pa2 mas, aku belikan perhiasan buat bunga, kenang2an dari aku"
****
Siang harinya sepulang dari kampus, popy pergi ke toko perhiasan di temani mutiara
"kamu lihat siapa pop?"
"itu.. itu suaminya mbk Ratih mut"
Popy melihat danang ke toko perhiasan itu bersama cewek yang seumuran dengannya
"trus cewek itu siapa pop?"
"entahlah.. biarkan saja mut. Pura-pura ndak tau aja"
Popy sedang asik memilih perhiasan untuk hadiah pernikahannya bunga, tiba2 di kejutkan dengan suara danang yang tak segan menepuk punggungnya
"lagi cari apa manis"
"owww mas danang" popy menepis tangan danang "lagi cari hadiah mas"
Popy cuek, tak mau menanyakan perempuan yang sedang bersama danang waktu itu
"kenapa lama ndak ke rumah, sudah ndak ngajar bela lagi?"
"bela libur sekolah, jadi lesnya juga libur" jelas popy
"owwww,,,,"
popy menghindar sebisa mungkin, dan membayar perhiasan itu, lalu pergi meninggalkan danang
"kok genit gitu pop?" ucap mutiara
" iya mut, risih aku dekat dia, kalau bukan karena bela dan mbak Ratih, pasti sudah aku tampar dia"
"dasar hidung belang"
"kita ngopi dulu yuk mut"
Sesampainya di cafe mereka memesan minuman dan camilan pendamping
"lho itu kan bu sari" ucap popy memandang bu sari
"siapa dia pop?"
"namanya bu sari, pemilik minimarket di dekat bu Retno, ternyata punya cafe ini juga. keren"
Dari kejauhan bu sari melihat popy dan mutiara, dan menghampiri mereka berdua
"popy... selamat datang di cafe tante ya"
baru kali ini bu sari membahasakan dirinya tante
"iya tante, kebetulan lewat ini tadi"
"boleh tante gabung?"
"silahkan tante... kenalkan ini teman popy, namanya mutiara"
Mutiara berkenalan dengan sari
"senang aku lihat kamu pop, masih muda, mandiri. persis kayak tante dulu"
"tante sukses, punya minimarket dan cafe juga"
"hasil kerja keras tante, mencari kesibukan"
"anak tante berapa?" celetuk mutiara
"anak tante 1, tapi ndak tinggal dengan tante" seketika wajah sari menjadi muram, ada sesuatu di balik kata2nya itu
"wah pasti senang jadi anak tante, punya ibu yang sukses lagi"
"hari ini tante yang traktir ya"
"wah beneran ini tante" ucap mutiara senang
"iya... selamat menikmati" sari menyeruput cangkir yang berisi kopi itu
"oh ya, asli kamu mana pop?"
"saya asli malang tante"
"malang?"
"iya... tante pernah ke malang?"
Sari tersenyum tipis, "satu bulan lagi popy pulang ke malang"
"wahh... dalam rangka apa pulang?"
"sodara popy menikah tante"
"hmmm... sebentar lagi kamu nyusul nikah juga ya?"
mendengar ucapan sari, popy tersedak
"pelan2 pop" ujar mutiara
"iya tante insyaallah, 1 tahun lagi, setelah lulus kuliah"
"tante jadi ingat masa2 muda tante dulu, sangat indah, kamu jangan sampai salah pergaulan ya"
"InsyaAllah ndak tante"
"kamu selain kulih, juga menjadi guru privat ya pop?"
"iya tante, kerja partime"
"aku senang dengan semangatmu pop, sering2 mampir kesini ya tante pasti suka"
sari berpamitan dan meninggalkan mereka berdua
"mut... tadi kamu dengar kan, katanya tante sari punya anak, tapi kata bu Retno, tante sari ndak menikah, katanya trauma"
"wah yang betul yang mana ya pop"
"entahlah mut"
Tak berapa lama bu sari menghampiri popy dan mutiara lagi
"pop, hari ini kamu apa sibuk?"
"ndak sih tante, ada apa tante?"
"temani tante ngobrol ya"
"aku pulang dulu ya pop, tuh mas Arga sudah dj depan" mutiara berpamitan dan pulang meninggalkan popy dan sari di cafe itu
"tante pingin punya teman ngobrol seperti ini pop"
"tante bilang aja, pasti popy temani"
"seandainya anak tante sekarang bersama tante, pasti tante senang"
"anak tante dimana?"
"tante juga ndak tau dia dimana? sejak bayi tante tak bertemu dengannya"
Dalam hati popy bertanya, apa tante sari ini bercerai dan anaknya tinggal bersama mantan suaminya