NovelToon NovelToon
Bukan Upik Abu

Bukan Upik Abu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konglomerat berpura-pura miskin / Keluarga / Bullying dan Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ceriwis07

Mereka melihatnya sebagai Upik Abu. Mereka salah besar. Regina adalah CEO muda yang menyimpan rahasia besar. Di rumah mertua, ia menghadapi musuh yang tak terlihat dan cinta yang diuji. Mampukah ia mengungkap kebenaran sebelum terlambat? Ataukan ia akan kehilangan segalanya? Kisah tentang cinta, keluarga, dan rahasia yang bisa mengubah takdir seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceriwis07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Upik Abu Eps 24

Setibanya di Arab, mereka disambut hangat oleh keluarga besar Dio. Ahmed dan Aisyah menjamu tamu yang juga besan mereka dengan sukacita. Eleanor sangat terharu dengan perlakuan hangat itu, bak oase di padang pasir setelah sekian lama terkurung dalam istana suaminya, di mana ia tak pernah bertemu orang lain. Bahkan, jika ingin keluar, selusin pengawal akan dikerahkan untuk mengawalnya.

Aisyah memeluk erat besannya, "Selamat datang di tempat kami," ucapnya dengan senyum merekah.

Eleanor merasa matanya berembun, segera ia menghapus air matanya. Ahmed meletakkan tangannya di dada sembari menunduk, memberikan hormat. Eleanor membalasnya dengan anggukan.

 Mata Aisyah kemudian tertuju pada seorang gadis yang bergandengan tangan dengan Dio, putranya. Perlahan Aisyah maju, "Inikah dia?" ucap Aisyah, menatap Dio penuh harap.

Dio mengangguk dan tersenyum. Aisyah langsung merentangkan tangannya. Meghan menatap mata Dio seolah meminta persetujuan. Dio mengangguk, tangannya sedikit menyentuh pundak Meghan seolah berkata, Tak apa. Dengan perlahan, Meghan menyambut uluran tangan Aisyah. Dua wanita yang amat disayangi Dio kini telah bersama.

"Ah... menantuku," ucap Aisyah dengan nada berbinar.

"Iya, Tante," jawab Meghan.

Mendengar calon menantunya memanggil "Tante," Aisyah dengan cepat melepaskan pelukannya. Aisyah melotot sambil menggelengkan kepalanya, "Umi, Nak," Aisyah mengingatkan dengan lembut.

Meghan mengangguk, keduanya kembali berpelukan. Entah mengapa, ia merasakan kehangatan keluarga yang sesungguhnya, di mana sebelumnya hanya sang ibu dan Morgan yang menjadi pelita di hidupnya. Meghan bersyukur atas takdir yang mempertemukannya dengan Dio, pria yang menyelamatkan dirinya. Meghan menatap mata Dio yang mulai berkaca-kaca.

"Terima kasih," ucap Meghan tulus pada Dio.

"Untuk apa?" kening Dio menyatu, bingung.

"Cinta dan ketulusanmu, juga...." Ucapan Meghan terhenti, ia menatap cincin yang kini ia jadikan bandul kalung.

Dio tersenyum lega, "Kukira kamu akan membuangnya, dan jika itu terjadi, matilah aku. Karena itu adalah warisan turun-temurun keluarga kami," jelas Dio dengan nada khawatir yang lucu.

"Kamu tidak akan mati. Walaupun kamu mati, kamu harus tetap hidup untuk kami," ucapan Meghan membuat Dio bingung.

"Kami?" tanya Dio, memastikan.

Meghan mengangguk dan mengelus perutnya yang masih rata sambil tersenyum penuh arti. Dio tersenyum haru, ia hendak memeluk tubuh yang beberapa bulan ini ia rindukan, tapi baru saja tangannya menyentuh tubuh Meghan, puk!

"Akhhh..." Dio meringis memegangi kepalanya.

Ahmed menjitak kepala anak lelakinya itu, "Belum saatnya, Ibni," Ahmed memperingati Dio dengan nada bercanda.

Penyambutan itu berlangsung meriah, dihadiri oleh seluruh keluarga besar yang antusias menyambut anggota keluarga baru.

Seminggu telah berlalu sejak kedatangan mereka. Morgan, alih-alih berdiam diri di istana megah milik Ahmed, memilih untuk mengikuti Dio, calon adik iparnya, ke perusahaan miliknya. Ia ingin melihat dari dekat bagaimana Dio menjalankan bisnisnya.

Sementara itu, Aisyah dengan sabar membimbing Meghan. Ia tak sungkan berbagi tentang agama Islam, menjelaskan kewajiban-kewajiban seorang Muslim dengan penuh kasih sayang.

 Aisyah juga bercerita tentang para nabi dan Rasulullah, menuturkan kisah-kisah penuh hikmah. Aisyah sungguh menyayangi Meghan, bukan semata karena Meghan mengandung cucunya, tetapi setiap menatap Meghan, Aisyah seolah melihat bayangan Humairah, anak bungsunya yang telah tiada.

 Mungkin, jika Humairah masih hidup, usianya tak akan jauh berbeda dengan Meghan. Meghan bagaikan pengobat rindu, setitik cahaya di tengah duka yang mendalam.

Di belahan bumi lain.

Regina dan Bima memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Selain urusan klien, Regina juga ingin menjenguk ibu mertuanya. Kebetulan hari ini ia senggang, Regina bergegas menunggangi "Kitty," motor ninja merah kesayangannya.

Ia sudah mengantongi izin dari Bima, dan Adhi, sang ayah, telah mengonfirmasi bahwa informasi dari Sandra tidak benar. Memang, kondisi ibu mertuanya sedang kurang sehat belakangan ini.

Regina memacu Kitty dengan kecepatan penuh hingga tiba di depan rumah sang mertua. Pemandangan yang menyambutnya sungguh memprihatinkan rumput meninggi dan halaman dipenuhi daun kering, seolah tak berpenghuni.

Bruuuuuuuummmmm....

Regina memutar gas penuh, memekakkan telinga dengan suara knalpot. Dari balik pintu, Sandra muncul, menutup kedua telinganya. "Heh... berisik!" makinya.

Regina hanya diam. Ia turun dan membuka helmnya, menampilkan sosoknya dalam balutan jaket dan celana kulit hitam, dipadu hijab dan kaos tangan senada, bak seorang lady biker yang garang.

Mata Sandra membelalak, mengenali siapa yang datang. "Ingat jalan pulang rupanya?" ejek Sandra sinis. Regina mengabaikannya dan menerobos masuk, menabrak tubuh Sandra hingga limbung.

"Heh... tidak punya sopan santun ya kamu!" seru Sandra geram. Regina terus melangkah, memanggil-manggil ibu mertuanya, mencari hingga ke kamar, namun tak menemukannya. Ia pun keluar rumah.

"Kamu cari ibuk? Dia tidak ada, sudah pergi," ucap Sandra enteng. Alis Regina berkerut. Pergi? Ke mana? Ibu mertuanya tidak punya siapa-siapa.

Regina berlari meninggalkan Sandra, menuju rumah Bu Rete. "Assalamualaikum," ucap Regina sembari mengetuk pintu.

Samar-samar terdengar jawaban dari dalam. Pintu terbuka sedikit, menampilkan Bu Rete yang hanya menjulurkan kepalanya. "Regina? Ya Allah, Nak!" seru Bu Rete, langsung membuka pintu lebar dan memeluk Regina erat.

Regina heran, namun membalas pelukan itu. "Kenapa baru datang sekarang? Kamu sudah lihat kondisi ibu mertua kamu? Di mana Bima?" tanya Bu Rete dengan pandangan mencari-cari sosok Bima.

"Memang Ibu ke mana?" tanya Regina penasaran.

Bu Rete terkejut. "Apa Sandra dan Mira tidak mengabari kalian? Atau Bagas? Atau Indra?" Ucapan Bu Rete semakin membuat Regina bingung.

"Buk, tolong katakan yang sebenarnya. Ada apa, Buk? Ibuku ke mana?" tanya Regina dengan nada bergetar.

"Ibu kamu dikirim oleh mereka ke panti jompo Muara Kasih, karena Bu Sundari sakit," ucap Bu Rete, membuat tubuh Regina lemas dan terduduk. Bu Rete berusaha menahannya, namun Regina terlalu syok.

Regina menangis. "Hanya karena Ibu sakit, mereka mengirimnya ke sana?" ucap Regina sambil menggelengkan kepala tak percaya.

Ia bangkit, lalu berlari meninggalkan Bu Rete begitu saja. Regina menyalakan mesin motornya dan memutar gas penuh, suara knalpot bising memecah kesunyian, mengganggu aktivitas Sandra di dalam rumah.

"Heh, orang gila!" teriak Sandra. Regina tak merespons, malah memacu motornya, meninggalkan kepulan asap tebal tepat di wajah Sandra.

"Regina sialan! Akh... aku baru coba skincare mahal!" jerit Sandra frustrasi.

Di tengah perjalanan, Regina menepi dan mematikan mesin motornya. Dengan tangan gemetar, ia meraih ponselnya dan mengetik sesuatu.

Ada yang tahu Regina sedang menghubungi siapa?

Yuk berkabar di kolom komentar, ramein cerita Regina dan Bima yah...

Up..

Up...

Up..

Up..

Up..

Bukan Upik Abu

Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar jika suka like and subscribe nya juga boleh see you...

1
🚨🌹maly20🌹🏵️
Bagus banget nih novel, author terus berkarya ya!
Ceriwis: Alhamdulillah 😍 terimakasih ❤️
total 1 replies
Azure
Endingnya puas. 🎉
Ceriwis: Alhamdulillah 😍 kalau kakak puas 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!