NovelToon NovelToon
Sang Penakluk Hati

Sang Penakluk Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Wanita Karir
Popularitas:98.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bunda RH

Memiliki watak yang berbeda dengan saudaranya yang lain, membuat Erina sulit diatur. Bahkan ia tidak mengindahkan permintaan orang tuanya untuk segera menikah. Ia lebih memilih tinggal di luar negeri dan sibuk dengan karirnya. Hingga pada suatu saat, ia tidak menyangka bisa berjumpa dengan seseorang yang dapat menaklukkan hatinya. Pertemuan mereka yang tidak disengaja mampu merubah kehidupan Erina. Meski awalnya ia tidak tertarik namun akhirnya ia yang tidak bisa menjauh darinya.

Laki-laki tersebut adalah seseorang yang juga sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Namun setelah bertemu dengan Erina, ia mulai merubah pandangannya terhadap seorang wanita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sahabat kepo

Mereka bertiga memesam makanan ringan sambil ngobrol. Tentu saja Roy membicarakan masalah pesanan dan budget yang akan ua keluarkan.

"Bro, sebenarnya kamu tidak perlu melakukan ini. "

"Oh tidak, sahabatku yang akan menikah. Anggap saja ini penghargaan dariku. Haha.... "

"Huh... terserah kamu saja. Aku harap setelah ini kamu menyusulku."

"Kalau ada yang seperti istrimu ini, mungkin aku akan segera menyusul." Goda Roy.

"Ish kamu ini.... "

"Haha... bercanda bro. Nona Erina rupanya sahabatku ini sangat posesif ya. Sering-sering lah memberinya jatah agar dia tidak meraung. "

"Roy..... " Rasyad melotot.

"Haha.... ampun bro."

Roy menangkup kan kedua tangannya.

Erina hanya mengulum senyum melihat tingkah mereka. Erina bukan perempuan polos yang tidak paham maksud Roy. Namun ia menanggapinya dengan santai agar tidak membuat malu suaminya. Justru ia menjawab dengan polos.

" Bang Roy tenang saja. Jatah suamiku aman. Pagi, siang, dan malam juga oke."

"Sayang.... "

"Iya kan, mas? jatah makan kamu pagi, siang dan malam sudah terpenuhi." Ujar Erina sambil memainkan mata.

"Hahaha... wah istrimu ini ternyata lucu juga. "

Rasyad menggaruk lehernya yang tidak gatal.

Setelah selesai meeting santai, Roy pun berpamitan karena masih ada pekerjaan. Erina dan Rasyad pun meninggalkan restoran tersebut. Mereka naik taksi menuju tempat kerja Erina. Hanya butuh waktu 10 menit, mereka sudah sampai di sana.

Setelah pamit kepada suaminya, Erina pun turun dari taksi. Sedangkan Rasyad melanjutkan perjalanannya ke kantor pusat. Erina senyum-senyum sendiri mengingat perlakuan suaminya kepadanya hari ini. Karena kurang fokusnya ia sampai membentur pintu masuk.

"Au... "

"Hati-hati nona Er. " Ujar security.

"Hehe, iya Pak. "

Erina memijat lembut kepalanya.

"Ini gara-gara mikirin Mas Rasyad. Ah kenapa malah mikirin dia sih. Tidak-tidak. " Erina menggelengkan kepalanya.

Selanjutnya ia masuk ke ruang kerjanya. Dan di sana sudah ada Friska yang sedang menanyakan hasil meeting dengan klien. Tentu saja Erina menjelaskan tanpa memberitahukan yang sebenarnya.

Hari berlalu begitu cepat. Sehingga tidak terasa sudah waktunya pulang. Ternyata saat keluar dari dari maklon, Rasyad sudah menunggu Erina di depan.

"Dih gawat. Ngapain dia nungguin di situ." Liriknya.

"Ada apa Er? " Tanya Friska.

"Huh.. tidak-tidak. Tidak ada apa-apa kok, hehe... "

Namun mata Friska langsung tertuju pada Rasyad.

"Er, bukannya itu orang yang waktu itu pesan parfum ya. Siapa namanya, lupa. "

"Rasyad."

"Iya, yang katanya kebetulan tetanggaan sama kamu apartemennya. Ngapain dia ke sini lagi?"

Erina mengedikkan bahunya.

Sedangkan Rasyad tak beralih memandang istrinya yang saat ini masih berdiri menemani Friska. Dalam hati Erina berdo'a agar Rasyad tidak menghampirinya. Namun kali ini Tuhan belum mengabulkan do'anya. Justru Rasyad berjalan dengan santai mendekatinya.

"Duh... ngapain dia jalan ke sini sih." Batin Erina.

"Er, dia ke sini kayaknya mau nyamperin kita."

"Hah... nggak mungkin." Erina gugup.

"Sayang, ayo pulang. Aku sudah menunggumu dari tadi."

Sontak Friska melotot mendengar panggilan sayang a rasyad kepada sahabatnya itu. Bukan hanya itu, bahkan Rasyad langsung menggandeng tangan Erina.

"What... what... hei, apa tadi sayang? Hei kamu salah orang ya?"

Erina hanya bisa gigit jari.

"Mana mungkin aku tidak mengenali istriku sendiri. Sayang, katakan kepada temanmu ini."

Eria menelan salivanya sendiri.

"Er..... "

Tiba-tiba mobil suami Friska berhenti. Ia memanggil istrinya.

"Eh itu suamimu sudah datang, Friska. Sebaiknya kamu cepat masuk je mobil. Daah.... "

Erina langsung menarik tangan Rasyad.

"Eh eh.. tunggu! Ish dasar kamu ya. Awas saja nanti kamu, Er!"

Erina kesal kepada suaminya karena telah membuat huru-hara di hadapan Friska. Sahabatnya itu pasti tidak akan tinggal diam. Baru saja Erina membatin, ia sudah mendapatkan chat dari Friska.

Rasyad dan Erina masuk ke dalam taksi.

Melihat mimik wajah istrinya yang saat ini sedang merajuk, Rasyad bukannya menyesal. Ia justru menahan tawa.

"Dek... "

Erina diam tidak menyahut.

"Dek.... " Rasyad memanggilnya lebih lembut lagi Namun Erina memalingkan wajahnya ke arah jendela.

"Sayang.... " Suara Rasyad semakin dekat karena saat ini ia tengah berbisik di telinga suaminya. Sontak Erina terkejut dan lansung menoleh. Terjadilah benturan antara hidung Rasyad dan pii Erina.

Dag dig dug

Suara jantung bertalu-talu. Jangan tanyakan perasaan mereka saat ini. Keduanya sama-sama salah tingkah. Dan sampai mereka turun dari taksi tidak ada perbincangan. Keduanya sibuk dengan pikirannya sendiri.

Sampai di apartemen, handphone Erina berdering berkali-kali. Friska yang menelponnya karena ia masih penasaran kepada hubungan Rasyad dan Erina. Erina tidak menjawabnya. Ia masuk ke kamar mandi karena mules. Rasyad tidak berani menjawab karena itu bukan wewenangnya.

Saat keluar dari kamar mandi, Erina mengirim chat kepada Friska. Dan Friska pun langsung menelponnya. Baru saja Erina menjawab telpon, ia sudah dicerca dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.

"Iya, aku sudah menikah dengannya. Sudah cukup jelas?"

"Oh my God. Demi apa coba? Jadi waktu itu kamu membohongiku? Kamu anggap apa aku ini hah?"

"Hei, bumil nggak boleh emosi. Aku nggak bohong kok waktu itu. Kejadiannya cukup singkat. Dan ini takdirku. Besok aku cerita. Sekarang kamu bisa bernafas dengan lega, okey? "

"Ya ya, kamu hampir saja membuatku mayi penasaran. "

"Astaghfirullah, na'udzubillah. Segitunya ih... dasar kepo!"

"Haha... ya sudah, aku tutup dulu. Layani suamimu dengan baik."

"Hem... selamat malam."

"Selamat malam juga. Jangan lupa percantik diri. Pakai baju seksi dan.. "

Tut tut tut...

Erina langsung mematikan panggilannya.

Tentu saja di sana Friska sedang menggerutu karena Erina mengakhirinya secara sepihak.

Erina memasak oleh untuk makan malam kali ini. Rasyad duduk santai sambil ngemil kacang panggang. di sofa. Sampai saat ini, keduanya masih belum berinteraksi. Rasyad tidak ingin mengganggu kegiatan istrinya.

Beberapa menit kemudian, Erina angkat bicara.

"Mas, makan dulu."

Rasyad langsung sumringah saat mendengar panggilan dari istrinya. Ia segera menghampirinya di meja makan.

Erina menyiapkan semuanya lalu duduk di samping suaminya. Sambil makan, Rasyad melurik istrinya. Setelah selesai makan, Rasyad membereskan sendiri piringnya, namun Erina mencegahnya.

"Nggak pa-pa dek, biar aku yang cuci piring. Kamu sudah capek kerja."

Erina tidak membantah karena ia memang sedang capek.

"Em, mas aku mau ngomong."

"Iya, nanti dulu ya. Kamu duduk santai dulu."

Erina pun duduk di sofa sambil nonton televisi.

Setelah selesai mencuci piring, Rasyad pun menyusul istrinya duduk di sofa.

"Kamu mau ngomong apa, dek?"

"Aku mau minta maaf. Tadi aku sudah kesal sama kamu. Bukannya aku ingin merahasiakan hubungan kita. Tapi aku masih malas cerita keoada Friska. Tidak akan cukup satu kali menjelaskan kek adanya. Dia akan bertanya dengan detail."

"Berarti kita sama-sama memiliki sahabat yang luar biasa. Nggak pa-pa aku ngerti kok. Maaf ya sudah bikin kamu kesal tadi." Ujar Rasyad sambil menyingkirkan rambut Erina yang menutupi pipi kirinya. Gerakan Rasyad membuat Erina panas dingin.

"Eh, iya."

Bersambung....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
dewi rofiqoh
Lanjuut
Jenong Nong
mkn aja dikit jgn bnyak2 yg penting keturutan biar g ngeces.... 🤣🤣❤❤🙏🙏
Bunda RH: kalau ngeces biar papanya yang ngelap🤣
total 1 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪😍😍
Bunda RH: siap kak
total 1 replies
Titin Maryati
saya suka sekali 👍💪♥️
Nurmiati Aruan
lanjut kak othor 💪💪💪
Bunda RH: ok kak 🙏
total 1 replies
Sri Rahayu
kl Erina pengen durian beliin aja Rasyad....makan sedikit tdk apa2 kan lg ngidam 😍😍😍...lanjut Thorr😘😘😘
Bunda RH: takut bablas ntar makan banyak 😄
total 1 replies
secret
smg segera dibuktikan dan hasilnya positif biar bisa lebih hati-hati dan jaga makanannya ya err
Bunda RH: iya kak 😇
total 1 replies
Ucio
Bahagia selalu kalian,,sehat² Bu Mil
Bunda RH: aamiin 😇
total 1 replies
Novita Sari
lanjut thor...
Bunda RH: siap kak 🙏
total 1 replies
dewi rofiqoh
Pengertian banget bang rasyad ama erina ❤️❤️
Sri Rahayu
semoga perkiraan dr benar....juga doa dari para orang tua cebong Rasyad uda ada dirahim Erina ....lanjut Thorr 😘😘😘😘😘
Nurmiati Aruan
lanjut kak othor 💪💪💪
Bunda RH: makasih kak 🙏
total 1 replies
Jenong Nong
Rasya junior otw.... 😁😁❤❤🙏🙏
Bunda RH: InsyaAllah 😄
total 1 replies
Jenong Nong
papi zaki dulu cool kok sekarang jadi usil kyak ayah Fadil... 🤣🤣❤❤🙏🙏
Supryatin 123
semoga debay nya otw nich lnjut thor 💪💪
Novita Sari
semoga erina hamil kembar tiga aamiin yra 🤲🤲
Bunda RH: aamiin 😇
total 1 replies
secret
tentuuu makin overprotective klo tau dah ada ErSyad junior nantiii 😁😁 semangat teruss thorr
Bunda RH: iya kak, pasti itu bukan
total 1 replies
Eka
lanjut thorrrr
Eka
inilah yg paling aq suka alur critanya norma2nta begitu bagus banget sebagai contoh hidup,dari dulu Opa haris
Bunda RH: makasih banyak kak eka 😍
total 1 replies
Teh Euis Tea
tokcer dong di arsyad bikin erina melendung🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!