NovelToon NovelToon
Azur Lane The New World

Azur Lane The New World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Anime
Popularitas:704
Nilai: 5
Nama Author: Tirpitz von Eugene

Cerita ini sepenuhnya adalah fiksi ilmiah berdasarkan serial anime dan game Azur Lane dengan sedikit taburan sejarah sesuai yang kita semua ketahui.

Semua yang terkandung didalam cerita ini sepenuhnya hasil karya imajinasi saya pribadi. Jadi, selamat menikmati dunia imajinasi saya😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirpitz von Eugene, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Pagi harinya Tirpitz di kejutkan oleh suara terompet kapal yang menggema memekakkan telinga. Ia segera berlari dan menyingkap tirai penutup jendela untuk melihat siapa gerangan yang membunyikan klakson kapal di pagi buta seperti ini.

Di kejauhan nampak dua buah kapal induk sedang berhenti di lepas pantai, bersama beberapa kapal perusak dan penjelajah yang mengawalnya. Kapal-kapal itu mengibarkan bendera Eagle Union, membuat Tirpitz sadar bahwa hari itu adalah hari kunjungan Enterprise dan adiknya, Hornet, ke pangkalan baru faksi nya.

Tak lama kemudian pintu diketuk dari luar disusul dengan pintu yang dibuka oleh seseorang, Farel muncul dari balik pintu itu lalu memberi tahu bahwa Enterprise sudah sampai.

"Beri mereka tempat untuk bersandar, suruh beberapa gadis untuk bepatroli di sekitar pangkalan selama mereka berkunjung kemari."

Setelah mendapat perintah itu, Farel segera pergi untuk mengerjakan tugasnya. Tirpitz merenggangkan tubuhnya sebentar lalu berdiri menghadap kaca di sudut kamarnya. Aneh, ia merasakan dirinya sangat berbeda dari biasanya, ia merasa sangat sehat hari ini.

Apakah karna obat dari dokter semalam? Tapi tak mungkin ah bisa secepat ini reaksi obatnya.

Bisiknya dalam hati.

Ia bergegas untuk mandi lalu berganti pakaian sebentar sebelum akhirnya pergi menuju dapur untuk menyantap sarapan yang telah disiapkan Takumi sebelumnya.

"Selamat pagi, sayangku." sapa Singosari yang tiba-tiba memeluknya dari belakang saat ia sedang menutup pintu kamarnya. Dada besar dan bulat nya di tekankan ke punggung Tirpitz, membuat pria itu sedikit tidak nyaman karenanya.

"Tolong jangan memelukku setelah aku mandi, bisa-bisa nanti kemejaku basah karna keringat." ujar Tirpitz ramah dengan senyum penuh godaan.

"Ah iya, Enterprise dan Hornet sudah sampai. Mereka sedang memarkirkan kapalnya di dermaga sebelah timur."

"Aku sudah mendengarnya, biarkan saja mereka melihat-lihat sebentar sambil menunggu selama aku menghabiskan sarapan ku."

Setelah itu mereka berdua berjalan beriringan menuju dapur. Di sana sudah ada Madjapahit san Marina yang sudah lebih dulu menyantap menu sarapan mereka.

"Pantas saja dicari sampai Davy Jones' dibongkar tidak nampak batang meriamnya, ternyata sedang bermesraan di pagi buta." ujar Madjapahit menyindir saat Tirpitz dan Singosari memasuki ruang makan, terlihat jelas bahwa gadis itu merasa cemburu dengan kelakuan adiknya yang selalu lebih dulu menyapa Tirpitz.

"Ciee yang cemburu," celetuk Marina menggoda meskipun nada bicaranya masih terkesan dingin, "awas, nanti tambak para nelayan kau acak-acak karna cemburu."

"Huh! Anak kecil sepertimu mana ngerti soal cinta." sahut Madjapahit mengejek.

"Hei, umur ku sembilan ratus tahun tau! Dasar kapal buatan manusia!"

"Sudah-sudah, gak baik ribut-ribut di meja makan," ujar Tirpitz sambil duduk di kursinya, "lebih baik kita cepat menyelesaikan sarapan lalu bergegas menyambut Enterprise dan kawan-kawan dari Eagle Union."

Sesaat kemudian Tirpitz sudah tenggelam menikmati menu sarapannya yang berupa nasi uduk dengan taburan bawang goreng di atasnya. Suasana sarapan menjadi sunyi karna Tirpitz tak memperbolehkan berbicara selama makan, kecuali dalam hal-hal tertentu yang mengharuskan siapapun untuk berbicara.

...****************...

"Ahoi shikikan-san!" sapa Hornet saat Tirpitz berjalan menghampirinya di dermaga.

Gadis itu sangat manis, pakaian penggembala sapi khas Texas yang ia kenakan sangat cocok dengan dirinya. Rambut pirangnya yang panjang menjuntai dari topi gembalanya, sedang jubah hitam yang ia kenakan berkibar tertiup angin laut.

"Yo, Hornet-san," balas Tirpitz lalu menyambutnya, "selamat datang di Tunda Island, pangkalan baru kami."

Seorang gadis berambut putih dengan seragam pelaut wanita Amerika berdiri di belakang Hornet, yang tak lain adalah kakaknya, Enterprise.

"Sepertinya pilihan mu tepat, shikikan-sama," ujar Enterprise memuji, "meskipun kami sedikit kesulitan dengan beberapa jaring ikan di lepas pantai, tapi hal itu memberikan sedikit perlindungan tambahan."

Enterprise memiliki perawakan yang jangkung, tinggi tubuhnya kira-kira lima belas senti menjulang dari tinggi badan Tirpitz sendiri yang hanya seratus enam puluh tujuh senti. Tubuhnya yang langsing memberikan kesan bahwa gadis itu sangat memelihara bentuk tubuhnya, tapi dia kan kapal?

"Yah, saya sangat suka tempat ini. Sangat cocok dan strategis untuk dijadikan sebagai pangkalan para gadis, dengan posisinya ini kami bisa memgontrol hampir semua sisi lautan bagian barat faksi kami."

"Apalagi ditambah dengan pangkalan Royal Navy di Malaka dan pangkalan Kekaisaran Sakura di Formosa, pastinya kalian tidak merasakan sedikitpun ancaman dari laut China selatan." ujar Hornet menambahkan.

Tirpitz hendak membantah ungkapan Hornet barusan, tapi ia segera teringat bahwa kejadian kemarin mungkin saja hanya para gadis dan warga pulau ini yang tahu.

"Ah gak juga," jawab Tirpitz membantah dengan lembut, "ancaman kami masih ada kok, tuh samudra Hindia masih luas."

"Ah bener juga, jarang sekali kapal-kapal melintasi perairan selatan kedaulatan faksi ini. Kebanyakan mereka milih jalur aman lewat pesisir British Raj dan pesisir barat daya Siam yang lebih terlindungi."

Perbincangan mereka terpotong ketika Cleveland mendarat di pelukan Tirpitz. Gadis itu menunjukkan ekspresi terkejut ketika Tirpitz berhasil menangkapnya saat terjatuh dari dek penerbangan Enterprise.

"Eh? Shikikan-sama?!" ungkap Cleve terkejut, "kok kamu kuat menahan beban tubuh ku? Kamu ini manusia atau demit dari dunia lain?"

"Yang pasti selagi masih bernafas, itu artinya aku masih mahluk hidup."

"Eh? Kok manusia biasa bisa angkat kapal?! Jangan-jangan kau ini iblis yang menyamar?!!"

"Ah berisik..." ucap Tirpitz frustasi, ia segera menurunkan Cleveland dari pelukannya.

Hornet tertawa lepas melihat kekonyolan Cleveland yang sangat polos itu. Ia berjalan mendekat lalu menepuk pundak gadis penjelajah itu.

"Eyo Cleve bro, jangan membuat shikikan lebih frustasi dengan kepolosan mu."

"Aku ini wanita, sama sepertimu dan kakak mu!" balas Cleveland jengkel.

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Cerita ini bikin ketagihan, thor. Cepetan update lagi ya! 🤤
Heinz Blitzkrieg: Otw brader wkwkwk
Kebetulan lgi rancang next episode sambil nyari referensi kapal nih😉
total 1 replies
Alexander
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
Heinz Blitzkrieg: Terimakasih kak, semoga cerita karya saya dapat menghibur😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!