“Maafkan bunda nak, bunda terpaksa melakukan hal ini” Isak tangis Shanaya Anindya Nugraha memenuhi kamarnya
Bertemu dengan Rain Sky Allendra orang yang dulu merenggut mahkota yang paling berharga dalam hidupnya, membuat harus menyembunyikan rahasia yang selama ini dia tutupi dari semua orang.
Akankan semua rencana Embun berjalan dengan mulus atau dia akhirnya mengalah pada keadaan yang tidak memihak padanya?....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 3 Penyesalan Arsen
Naya hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang sangat buruk, dia jadi ingat pesan kedua orang tuanya sebelum berangkat liburan ke villa ini.
Naya menutupi tubuh polosnya dan mengusap kedua matanya, dia menatap Arsen penuh kebencian, padahal dia tidak pernah kenal tapi kenapa Arsen tega melakukan hal ini pada nya.
“Maafkan aku Naya, aku tidak tau kalau kamu masih perawan, teman kamu bilang kalau kamu bukan wanita baik baik, makanya aku percaya dengan apa yang dia ceritakan” ucap Arsen dengan wajah penuh penyesalan.
“Aku sudah minta ampun sama kamu, aku tidak tahu apa apa, tapi kamu terus melampiaskan hasrat mu, tanpa mau mendengar kan apa yang aku katakan”
“Aku memang punya hutang sama dia, tapi aku sudah bayar Arsen, aku sudah cicil selama satu tahun dan sudah lunas, itu uang untuk keperluan ayahku, kamu jahat sekali Arsen, aku nggak kenal sama kamu tapi kamu tega merusak dan menghancurkan masa depanku “ balas Naya
“Maafkan aku Naya, maaf aku tidak tahu” sahut Arsen
“Kamu bukannya hanya tidak tahu Arsen, tapi kamu tidak mau tahu, dan tidak memberikan aku kesempatan untuk bicara, kalau sudah begini bagaimana Arsen, aku sudah hancur, masa depanku sudah berantakan” tukas Naya
“Aku salah Naya, tapi yang harus kamu tahu, aku menyukaimu saat pertama melihat kamu, makanya saat Rika menawarkan hal ini, dan Rika juga mengatakan kalau kamu bukan wanita yang baik, akhirnya aku setuju dengan tawarannya itu, maafkan aku” balas Arsen
“Semua tidak akan kembali seperti sediakala Arsen, mahkota dan kesucianku tidak akan balik lagi seperti semula, kalian manusia bejad, yang hanya tahu kesenangan tanpa memikirkan kesakitan orang kecil seperti aku”
“Ya sudahlah semua sudah terjadi, nasibku memang naas dan buruk bertemu dengan manusia manusia jahat seperti kalian, aku orang miskin Arsen, kalau aku hamil bagaimana “ ucap Naya dengan suara tangis yang makin keras dan menyayat hati.
Arsen langsung memeluk Naya yang sedang menangis histeris, dia juga bingung mau bicara apa, karena sebulan lagi dia akan melanjutkan pendidikan nya ke luar negeri.
“Ini kartu namaku dan ini nomor handphone ku, kalau kamu hamil karena perbuatan ku ini, aku akan bertanggung jawab, dan aku minta nomor rekening bank kamu Naya, aku akan bertanggung jawab semuanya” terang Arsen
Naya hanya menatap Arsen dengan tajam segampang itu dia mengatakan akan bertanggung jawab, segala sesuatu akan diselesaikan dengan uang.
“Untuk apa nomor rekening aku Ansel, untuk membayar kehormatan yang telah kamu renggut, aku bukan pelacur Arsen, aku tidak menjual diri, pergilah dari sini, aku muak dan jijik melihat wajah kamu” ucap Naya dengan matanya yang sudah basah oleh air mata kesedihannya.
“Aku tidak bisa meninggalkan kamu sendirian disini Naya, sebentar lagi malam, aku akan menemanimu disini, sampai kamu pulang ke tempat tinggal kamu” sahut Arsen
“Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri, jangan sok peduli padaku Arsen, aku sudah tidak takut apapun sekarang, toh semuanya sudah hancur, aku sedang sakit Arsen kamu tega melakukan hal ini, aku tidak punya tenaga untuk mengurus diriku sendiri” jelas Naya sambil menangis tersedu sedu.
Arsen diam mematung mendengar apa yang Naya katakan, tangannya mengepal erat menahan marah, dia sangat kesal pada Rika yang sudah menjual Naya padanya, tanpa memberitahu Arsen kalau Naya sedang sakit.
“Kurang ajar..dasar penipu..” umpat Arsen, lalu dia mengambil ponselnya lalu menghubungi orang kepercayaan nya.
“Halo, Hendrik sekarang kau cari wanita yang bernama Rika, yang bicara denganku kemarin, dia telah menipuku dan juga Naya, kau tahu apa yang aku inginkan” tegas Arsen
[Siap tuan Arsen, saya akan menyelesaikan semuanya untuk anda] balas Hendrik
“Bikin dia menyesal karena sudah berani menipuku, sekalian dengan laki laki yang bersama dengannya, urus mereka berdua” perintah Arsenio dengan wajah merah padam menahan marah.
[Siap tuan Arsen..] balas Hendrik setelah itu Arsen mematikan sambungan teleponnya.
Arsen kembali menghubungi seseorang, dia bicara sebentar lalu mengirim beberapa data, entah apa yang dia lakukan, Naya hanya diam melihat apa yang Arsen lakukan.
“Naya kita ke rumah sakit ya, aku antarkan kamu pulang dan untuk teman kamu yang bernama rika dia akan menerima balasan karena sudah menjebak kamu dan aku” ucap Arsen, tanpa Arsen sadari rasa pedulinya pada Naya makin besar bersama rasa cinta yang makin kuat dia rasakan.
“Itu urusan kamu Arsen, nggak akan mengembalikan apa yang sudah kamu ambil dariku secara paksa, kalau aku lapor polisi juga percuma, kamu pasti punya berbagai cara untuk mengelak dan mencari alasan”
“Apalagi orang kaya seperti kamu, yang bisa mengatur semuanya dengan uang, orang seperti kalian mana mau tahu kesulitan orang kecil seperti kami” sindir Naya, lalu Naya mencoba berdiri dan mengambil pakaiannya yang sudah jatuh berserakan dilantai, karena perbuatan Arsen tadi.
“Aduh, sakit sekali…aku nggak kuat untuk berjalan” ucap Naya dengan suara pelan, bahunya terguncang menahan tangis, tapi dia masih berusaha untuk berjalan ke arah kamar mandi, karena dia akan membersihkan dirinya yang sudah kotor saat ini.
“Sini aku bantu Naya, kamu pasti tidak bisa ke kamar mandi” ucap Arsen dan langsung menggendong Naya ke kamar mandi, setelah itu Arsen segera keluar dari kamar mandi.
“Maafkan Naya Bu, ayah…harusnya Naya mendengar kan apa yang kalian katakan kemarin saat Naya minta izin mau liburan ke Villa ini, semua ke kekhawatiran ibu telah terjadi, Naya hancur Bu” ucap Naya dengan suara tangisan yang sangat memilukan.
“Naya menyesal bu, tapi semua sudah terjadi, Naya sakit Bu…” ucap Naya lagi sambil menepuk nepuk dadanya yang terasa sesak karena menahan tangis.
Sedangkan di luar Arsen sudah mendapat apa yang dia minta pada temannya tadi, ya Bryan tadi sudah mendapatkan semua data tentang Naya.
Arsen termenung membaca semuanya, dia sangat menyesal sekali saat ini, tapi dia juga bingung harus bersikap bagaimana, karena pasti kedua orang tuanya akan marah kalau sampai mereka tahu apa yang Arsen lakukan.
“Bryan tolong kau transfer uang sejumlah 2 Milyar ke rekening ini, jangan tanya untuk apa, nanti aku akan ceritakan semuanya” pesan Arsen pada sahabat dan juga asisten nya di kantor.
[Oke, semoga kau tidak melakukan hal yang bisa menimbulkan masalah Arsen] balas Bryan, setelah itu segera mengerjakan apa yang Arsen minta.
Tidak lama Naya sudah keluar dari kamar mandi berjalan sambil menahan sakit dan perih, semua bercampur aduk rasanya, mata Naya sudah sembab dan merah karena menangis.
“Naya mari kita pulang, keadaan kamu sangat lemah sekali” ajak Arsen ketika dia sudah selesai mandi.
“Tidak perlu Arsen, kau pulanglah, hatiku makin sakit melihat wajahmu Arsen, aku tidak bisa memaafkan kalian semua, aku bisa pulang sendiri, aku sudah pesan taxi online” usir Naya, setelah itu Naya membereskan semua barangnya, dengan menahan sakit dan badannya yang sangat lemah saat ini.
Arsen hanya diam mendengar apa yang Naya katakan, hatinya juga sakit melihat kehancuran di wajah Naya.
Ketika taxi online Naya datang Arsen tanpa diminta segera membawakan semua barang Naya, lalu mengantarkan nya ke depan dimana taxi sudah menanti Naya, yang akan membawa nya pergi dari tempat itu.
“Naya aku boleh ikut nggak?” tanya Arsen saat Naya sudah duduk di dalam mobil, Naya segera menutup pintunya tanpa menjawab pertanyaan Arsen.
“Kita jalan pak” ucap Naya pada supir taxi tersebut, tanpa menoleh sedikitpun pada Arsen.
[Semoga kamu baik baik saja Naya, maafkan aku…] ucap Arsen setelah itu dia pun bergegas masuk ke dalam mobilnya dan mengikuti taxi online Naya dari belakang.
Sedangkan Naya segera tidur di dalam mobil yang mengantarkan nya pulang, Naya segera tertidur karena dia sangat lelah saat ini.
Kamu harus tegas Sen...