"Selain meninggalkan hutang dengan jumlah banyak, almarhum papa juga meminta kamu untuk menikah dengan tuan Jean, yang merupakan pemilik perusahaan King'X." ucap mama seraya mengusap air mata.
"Tapi ma, Kak Sena mengatakan jika tuan Jean adalah laki-laki tua yang lumpuh. tidak mungkin aku yang masih muda belia menikah dengan pria yang layak dipanggil kakek?" tolak Vella.
"Mama, juga tidak mengetahui kebenarannya. tapi kita tidak mempunyai pilihan lain, nak."
"Ini benar-benar gila! ma. mana mungkin aku akan menikah dengan pria yang mama sendiri belum pernah melihatnya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Sahabat
Matahari bersinar dengan cerahnya, Alex terbangun. meraba Kadur disebelah nya. sudah tidak ada Vella. perlahan dia bangkit membersihkan diri lalu berpakaian kantor dengan rapi.
Dimeja makan, nampak Vella sibuk membantu para pelayan untuk menyiapkan sarapan pagi. Alex dengan langkah panjang duduk, yang diikuti Vella seraya membantu mengambil kan sarapan dan segelas kopi hitam untuk Alex.
Tidak banyak kata-kata yang keluar dari bibir pasangan ini, selesai sarapan Alex langsung berangkat kerja. sedangkan Vella menikmati duduk di taman dengan matahari pagi yang menyegarkan.
Sebuah panggilan masuk dari no yang tidak dikenal, kembali mengusik ketenangan Vella pagi ini. dia malas untuk meladeni karena yakin jika itu adalah panggilan masuk dari Natali, namun semakin diabaikan. Natali terus menghubungi nya tanpa lelah. sehingga Vella menggeser tanda hijau diponsel nya.
"Hallo?"
"Hallo juga Vella, bagaimana dengan Vidio yang aku kirimkan semalam?" tanya Natali tanpa basa-basi lagi.
"Biasa saja, bahkan aku tidak melihatnya sama sekali."
"Kamu cemburu?"
"Tidak! karena dari awal aku sudah mengetahui hubungan kalian." balas Vella tetap ramah.
"Vella, bolehkah kita bertemu. atau aku yang berkunjung ke sana."
"Untuk apa?"
"Aku hanya ingin ngobrol-ngobrol baik-baik dengan mu, tidak lebih. karena aku sadar jika pernikahan mu dengan Alex. bukan keinginan mu sendiri melainkan sebatas perjodohan." ucap Natali melunak.
"Boleh, kebetulan saat ini Alex sudah berangkat kerja." balas Vella.
"Wah ini kesempatan ku." gumam Natali dalam hatinya, dan langsung meluncur ke rumah Alex. tujuannya menghasut Vella. agar membantu mempermudah hubungan nya kedepan.
Tidak lama, sebuah mobil mewah memasuki gerbang utama. seorang gadis cantik dengan rambut tergerai lepas tersenyum kearah Vella yang duduk menunggu di taman.
"Hallo Vella, senang bertemu kembali dengan mu." sapa Natali ramah.
"Silahkan duduk."
Mereka duduk saling berhadapan, seorang pelayan datang menyuguhi minuman dan buah-buahan segar.
"Terimakasih." ucap Vella, pelayan menunduk hormat lalu pergi meninggalkan mereka berdua, dalam hatinya Natali merasa iri melihat kehidupan Vella yang diperlakukan dengan sangat baik.
"Vella, bolehkah aku mengajukan satu permintaan padamu?" Natali menarik lembut sebelah tangan Vella, layaknya seorang sahabat. dengan senyuman yang terukir di sudut bibir, untuk menyembunyikan niat terselubung nya.
"Permintaan apa, Natali?"
"Maafkan aku perihal Vidio yang aku kirimkan semalam."
"Oooh..aku sudah melupakannya."
"Vella, mulai sekarang maukah kamu menjadi sahabat ku." ucap Natali dengan pasangan lembut, seolah berusaha menunjukkan ketulusannya.
"Ba... baiklah." jawab Vella, meskipun dia masih meragukan ketulusan Natali yang tiba-tiba berubah baik dan lembut.
"Vella, sebelum menikah dengan Alex. tentunya kamu sudah mengetahui bagaimana hubungan percintaan kami sebelumnya." ucap Natali memulai cerita.
"Ya."
"Sampai saat ini, diantara kami belum ada yang berubah. aku dan Alex masih saling mencintai, aku harap kamu mengerti Vella. meskipun pada kenyataannya akan membuatmu terluka."
"Kamu tidak perlu mengkawathir kan perasaan ku, karena aku sudah mengetahui semuanya dari awal. seandainya bisa memilih aku juga tidak ingin menikah dengan Alex. melainkan pria yang mencintaiku begitu juga sebaliknya." jawab Vella santai.
"Ya, tapi sebagai kekasih yang dicintai Alex. aku merasa bersalah padamu, karena kami seringkali menjalin hubungan dibelakang mu."
"Aku tidak mau tahu dengan kehidupan pribadi suamiku, diantara kami sudah ada perjanjian dan kesepakatan sebelumnya. toh sekarang aku bisa menikmati fasilitas dan kehidupan mewah dari Alex, selain mobil baru atas mamaku sendiri dan seorang asisten pribadi." tunjuk Vella pada asisten Rani yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Bahkan, Alex juga memberikan aku black card tanpa limed."
Raut ekspresi wajah Natali langsung berubah, rasa cemburu dan iri melihat kehidupan Ravela. membuat suasana hatinya semakin memburuk, padahal tujuan utamanya ingin membuat Vella tersakiti, tapi sekarang malah dua sendiri yang merasa dikalahkan.
"Tahan dan kendalikan dirimu, Natali."
Natali menarik nafas dalam-dalam, berusaha untuk tetap tersenyum dihadapan Vella. meskipun saat ini dia ingin mencakar-cakar wajah dok polis dihadapannya.
maaf aku skip ya....
kenapa semua harus ada kekerasan sexsual sih......