"Rachel dijodohkan demi mahar, lalu dibuang karena dianggap mandul. Tapi pelariannya justru membawanya pada Andrean Alexander—seorang CEO dingin yang tanpa sadar menanam benih cinta… dan anak dalam rahimnya. Saat rahasia masa lalu terbongkar, Rachel menyadari bahwa dirinya bukan anak kandung dari keluarga yang telah membesarkan nya.
Bagaimana kelanjutan kisah nya.
Mari baca!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I.U Toon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Terusik dan Di Jemput Pak Bos
BAB. 22
Di sisi lain Rachel yang sedang membuat minuman hangat untuk menghangatkan tubuhnya pasca kehujanan tadi sore. Suhu tubuhnya tiba-tiba naik karena menggunakan baju basah, walaupun sudah diberikan jaket Andrean untuk menutup bajunya yang basah, itu saja tidak cukup membuat baju dalam nya kering. Ditambah dengan kondisinya yang sedang hamil membuat nya daya tahan tubuhnya sedikit melemah.
"Seperti nya aku akan sakit jika terus begini" Grrrr.. Badan nya menggigil kedinginan sambil tangan kanan nya memegang secangkir Teh hangat.
Tak selang lama Hp-nya berbunyi, terlihat no baru masuk memanggil.
"Halo..." Rachel mengangkat panggilan dari HP-nya tersebut.
" Halo.. Rachel ini ibu, kenapa kamu memutuskan hubungan dengan keluargamu sih. Dasar anak nakal, kamu pulang lah besok hari ulang tahun ibu. Kita buat acara makan bersama abangmu ya".
"Baik Bu". Tak banyak bicara Rachel hanya mengiyakan semua perkataan ibunya. Karena memang mereka lah keluarga yang Rachel punya saat ini.
"Baiklah ibu tunggu kedatangan mu besok dirumah ya sayang".
"Iya buk, yaudah aku tutup dulu ya buk. Aku capek banget ni. Besok setelah pulang kerja aku pulang kerumah". Rachel segera menutup panggilan tersebut karena takut ibunya mengetahui kondisi nya yang kurang baik.
Walaupun sering tertindas oleh keluarganya nyatanya Rachel tidak pernah menaruh dendam terhadap mereka. Malah ia merasa tulus menyayangi mereka hingga ia bersedia menjadi tulang punggung di dalam keluarganya tersebut.
"Iya sayang"..
...*******...
Keesokan paginya seperti biasa Rachel terbangun oleh suara alarm. Setiap harinya Rachel menyetel sebuah jam alarm yang membangunkan nya setiap pagi. Karena dia tidak ingin bangun kesiangan dan takut telat jika berangkat bekerja.
Pagi ini Rachel membuat sarapan seadanya dari roti dan segera berangkat ke kantor.
Saat ia membuka pintu hendak keluar rumah.
ia dikejutkan dengan Sosok pria tampan yang sedang berdiri di dpan mobil sedang menunggu nya disana.
"Pak Andrean, Kenapa disini?". Tanya Rachel terheran-heran. Pasalnya ia tidak pernah menyangka akan di jemput oleh bosnya sendiri.
"Mana Hp kamu? Berikan pada saya". Ucap Andrean sangar.
"Hp Saya? Tapi kenapa pak?" Rachel gugup
"Udah berikan saja" Andrean mengambil Hp itu dari tangan Rachel dan segera menyimpan no hp miliknya di Hp Rachel.
"Bapak sedang apa? Apa yang udah bapak buat di Hp saya ?" Rachel merampas Kemabli HP-nya dari tangan pria itu.
"Saya sudah menyimpan no saya di Hp kamu. Jadi kalau ada apa-apa tinggal hubungi saja saya". Tegas Andrean
"Tapi kenapa pak? Saya baik-baik saja kok" Rachel menepis kekhawatiran pria yang tersebut.
"Saya tau. Nanti jika kamu butuh bantuan saya tinggal hubungi saja no saya. Jangan sungkan sama saya. Karena sebentar lagi juga kita akan segera menikah".
"Apa? " beo Rachel
"Kenapa kamu kaget seperti itu? sekarang saya tidak menerima alasan apapun itu. Karena saya tidak menerima penolakan dari kamu lagi".
"Tapi pak, saya kan sudah menjelaskan apa alasan saya menolak bapak".
" Sudahlah, sekarang masuk mobil kita berangkat bersama. Saya antar kamu sampai ke kantor".
"Kok antar pak? Bukan nya kita satu arah ? Bapak kan bos saya di kantor".
Mendengarkan ucapan Rachel tersebut membuat Andrean tersenyum tipis"Iya, tapi saya ada keperluan lain di luar kantor. Jadi saya antar kamu terlebih dahulu ke kantor".
" Kenapa harus repot-repot sih pak. Saya bisa kok berangkat sendiri". Rachel berusaha menolak ajakan Bosnya itu karena tidak ingin ada gosip baru antara dirinya dan Andrean. Sebelumnya Andrean selalu saja membela Rachel dalam segala hal di depan Karyawan lain. Hal itu membuat dia jd bahan omongan di kantor.
Seakan tidak memperdulikan perkataan Rachel tersebut. Andrean menarik tangan Rachel dan membawanya masuk ke dalam mobilnya tersebut." sudahlah, masuk saja ke dalam mobil agar kita bisa berangkat sekarang".
Saat di dalam mobil Rachel merasa aneh dengan sikap Andrean yang mendadak agresif terhadap nya. Memaksanya untuk masuk ke dalam mobil dan memasangkan sitbel nya membuat kedua pasang mata saling menatap. Keadaan tersebut membuat situasi semakin canggung.
Mencoba mencairkan suasana canggung diantara mereka Andrean membuka percakapan "Kamu sudah sarapan?"
"S-sudah pak, saya sudah makan roti tadi pagi".
"Kamu hanya makan roti?" Andrean bertanya heran. Bagaimana bisa seorang ibu hamil hanya memakan roti saja di pagi hari. Sedangkan ibu hamil harusnya memakan makanan yg mempunyai gizi yang cukup.
"Iya pak". Rachel hanya bisa tersenyum getir mengingat kondisinya..
"Bagaimana jika kita sarapan. Anggap saja kamu temanin saya makan dulu".
"Tapi pak, saya sarapan di kantor aja ya."
saya gak enak jika ada orang yang melihat kita sedang berdua".
"Memangnya kenapa? Lama-kelamaan juga mereka juga bakalan tau jika kamu akan jadi istri saya". Andrean menatap manja ke arah Rachel.
"Is bapak ini". Rachel tersipu malu dengan perkataan Andrean barusan.
Andrean berhasil mencairkan suasana canggung di antara mereka berdua. Kini Rachel mulai membuka diri dan mulai menerima candaan dari Andrean. Secara tidak langsung Rachel mulai menerima kenyataan jika Andrean memang ayah dari anak yang dalam kandungan nya.
Tak terasa mereka telah tiba di kantor. Rachel dengan gugup keluar dari mobil Andrean. Dia takut jika para karyawan lain melihat ini akan menjadikan sebagai gosip baru terhadapnya.
"Terimakasih pak sudah mengantar saya". Rachel berpamitan pada Andrean sebelum turun mobil.
"sama-sama Rachel, kalau begitu saya pergi dulu ya. Nanti setelah urusan saya selesai saya akan menghubungi kamu".
" Menghubungi saya pak? Untuk apa ya?" Tanya Rachel lembut.
"Saya hanya ingin tau kabar terbaru anak saya, boleh kan!". Goda Andrean
"Bapak jangan khawatir, saya akan menjaganya dengan sepenuh hati saya. Dia juga anak saya kan". Rachel tersenyum manis saat mengatakan hal itu.
"Ahaha. Baiklah saya pergi dulu!"
"Baik pak, hati-hati di jalan"
Setelah mobil Andrean telah jauh Rachel masuk ke dalam kantor nya.
Tak sadar telah banyak pasang mata yang melihat Rachel turun dari mobil Andrean selaku CEO di perusahaan tersebut. Sehingga Mereka mulai mencibir Rachel dari belakang.
Namun semua itu tidak menjadikan lagi penghalang bagi Rachel, saat ini yang terpenting baginya adalah kesehatan mental nya dan calon anak dalam kandungan nya.
Jika terus mengurus omongan orang lain maka ia akan semakin terpuruk nantinya. Hal tersebut dapat menggangu tumbuh kembang anak dalam kandungan nya. Selama ia tidak menganggu orang lain dan tidak merugikan siapapun. Selagi Andrean selaku Bos nya itu juga belum menikah. Baginya tidak masalah jika mereka dekat saat ini.