Sebelumnya, Li Chang Su merupakan tentara wanita yang berbakat. Setelah mendapatkan gelang naga perak dari kakek misterius, dia terpaksa pindah dimensi ke zaman kuno. Dia ditakdirkan untuk menjadi istri raja perang yang terkenal berdarah dingin. Masalahnya, zaman kuno ini dipenuhi dengan binatang mutasi.
Setelah menikah, keduanya berpetualang untuk mencari penyebab dari merajalelanya binatang mutasi. Karena itu, keduanya memiliki kedekatan yang pasti, cinta tumbuh di hati Li Chang Su. Raja Perang yang berdarah dingin itu ternyata mampu patuh di depan istrinya. Memanjakannya di antara pertarungan binatang mutasi.
Bisakah gelombang binatang mutasi ini diatasi? Bagaimana kisah cinta keduanya yang ditakdirkan gelang naga perak berjalan? Akankah semua misteri terungkap?
Jangan lupa ... Ikuti kisah keduanya dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinggal Di Ruang Artefak
PRIA ITU berjalan mendekat dan mencengkeram pergelangan tangan kiri Li Chang Su. Melihat gelang naga perak yang terpasang indah, Mu Xianzhai mencibir lagi. Perkataan Rongyu yang memabukkan terngiang di pikirannya. Betapa dia sebenarnya berpikir jika Rongyu lebih cocok dengan gelang ini.
Jadi dia menggumamkan mantra khusus sehingga gelang naga perak itu terlepas dari pergelangan tangan kiri Li Chang Su.
"Mu Xianzhai, apa yang kamu lakukan?!" Dia terkejut. Bagaimana bisa pria ini melepaskan gelang naga perak? Apakah ini juga keinginan Rongyu?
"Raja ini hanya mengira jika gelang naga perak benar-benar tidak cocok untukmu. Seharusnya Yu'er yang memakai ini. Tapi kenapa harus kamu yang menjadi takdir gelang naga perak? Sekarang, Raja ingin mengubah takdir!"
"...."
Gelang naga perak itu terpakai di pergelangan tangan kiri Mu Xianzhai. Bukan hanya itu, dia sendiri tahu bahwa tanda sepasang sayap di pergelangan tangan kiri bawah gadis itu merupakan simbol yang dulu dia punya. Memikirkan ini, dia dengan kejam mengambil lilin dan menuangkan lelehannya.
"Apa kamu gila? Mu Xianzhai, ini sudah cukup! Kamu hanya terkena ramuan cinta! Haruskah begitu banyak untuk terpengaruh??!"
Li Chang Su ingin melepaskan tangannya. Namun kekuatan Mu Xianzhai jelas lebih unggul.
Sial! Dirinya lupa jika ini bukan tubuh ketika berusia tiga puluh tahun. Menjadi muda lagi ternyata tidak terlalu menyenangkan.
Tubuhnya terlalu lemah untuk menghadapi Mu Xianzhai saat ini ....
Dia hanya meringis saat merasakan lelehan lilin mengenai pergelangan tangan kirinya, menyentuh tanda sepasang sayap. Ini benar-benar panas.
Bahkan He Ze di ruang artefak tidak mempercayai matanya. Efek ramuan cinta yang diberikan Rongyu memang bukan main-main. Tidak heran jika Li Chang Su sendiri akan mengenalinya di tempat pertama.
"Kamu benar-benar gila!!" Desisnya marah.
"Raja ini gila. Ramuan cinta apa yang kamu maksud?! Raja ini telah hidup cukup lama dan berpengalaman. Sayangnya kamu bukan tipe Raja ini."
"Siapa juga yang ingin menjadi tipe dirimu. Kamu terlalu narsistik!"
"Oh, benarkah??!" Pria itu mengejek. Namun ada jejak kebingungan di antara matanya.
Setelah lelehan lilin mengenai kulit, tentu akan melepuh. Merasa jika tanda sepasang sayap hitam itu tertutupi lilin dan mungkin melukai kulit, Mu Xianzhai melepaskan pergelangan tangannya. Lalu berteriak memanggil prajurit.
Pergantian suasana yang semakin parah membuat Li Chang Su terkejut. Dia mencoba bangkit dan mengambil belati yang ada di atas meja.
Jangan salahkan dirinya kali ini. Karena ramuan cinta itu di luar dugaannya, dia ingin menyadarkannya dengan sebuah luka. Tapi sayangnya, ketika belati itu hendak menikam perut, Mu Xianzhai sudah menangkap tangannya dan melemparkan belati ke sisi lain.
"Raja ini tidak mudah dibunuh!" Dia terkekeh. Tapi lagi-lagi jejak kebingungan melintas di matanya. Setelah sakit kepala sejenak, dia memanggil prajurit yang belum datang.
"Mu Xianzhai! Kamu akan menyesal. Kamu terlalu lemah karena ramuan cinta itu!"
Li Chang Su bahkan mengutuk pria itu begitu banyak. Sebenarnya Mu Xianzhai mengusir dia dari camp militer. Bahkan Mu Hongzhi yang datang dan mengetahui kejadian tersebut pun terkejut. Bukan hanya tidak mengenali dia sebagai takdir gelang naga perak, bahkan Mu Hongzhi yang memiliki identitas sepupu—tak lepas dari ancamannya.
"Kakak Ipar ... Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanyanya bingung.
"Tak ada waktu. Aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku. Itupun jika kamu menyayangi sepupu baikmu!" Dia berkata dengan nada pelan.
Untungnya dia segera meminta Mu Hongzhi untuk tenang. Berbisik jika Mu Xianzhai terkena ramuan cinta. Dia dengan cepat mengeluarkan botol kaca dari ruang artefak dan melemparkannya pada Mu Hongzhi. Itu penawar. Tapi cara kerjanya cukup lama. Biarkan pria itu meminum penawar ini nanti.
Setelah Li Chang Su diusir dari camp, seluruh prajurit Pasukan Elang terkejut. Berita ini juga sampai ke telinga Rongyu. Wanita itu kini berada di tenda, beristirahat.
Ketika berita ini turun, dia benar-benar tersenyum kejam. Dengan begitu, seharusnya Mu Xianzhai sudah mendapatkan gelang naga perak itu kembali. Kemudian dia akan menjadi satu-satunya wanita di Istana Raja Perang.
"Gadis kecil yang malang. Kamu bukan lawanku!" Cibirnya.
Hanya memikirkan ini saja, dia akhirnya bisa tertidur lelap. Ayahnya juga pasti akan senang bukan?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan paginya, Li Chang Su merasakan sakit di seluruh tubuh. Perlahan, dia membuka mata, sedikit gemetar. Semua tulang di tubuhnya seperti patah. Menyakitkan. Dia perlahan ingat apa yang terjadi semalam.
Mu Xianzhai secara pribadi melemparkan dia ke jurang.
"Pria sialan itu sungguh tidak terduga," dia mencibir walaupun tubuhnya benar-benar sakit.
Awalnya, itu memang akan dilakukan oleh prajurit. Tapi dia bisa melawan prajurit dan hendak pergi sendiri. Siapa tahu, Mu Xianzhai yang selalu penuh kesombongan dan harga diri yang tidak bisa dirusak pun—secara pribadi mengantarnya ke tepi jurang. Dia tidak bisa melawan kekuatan fisiknya.
Melemparkan dirinya ke jurang tanpa pertimbangan, hati Li Chang Su melahirkan rasa dingin. Sejak awal, dia seharusnya tidak memiliki hubungan dengan pria ini. Bahkan jika dia terkena ramuan cinta dan membuangnya atas kehendak Rongyu, haruskah membunuhnya dengan kejam?
Apakah ini sifat seorang raja perang yang membuat kontribusi bagi Negara Bingshui?
Li Chang Su berusaha untuk bangun. Jurang itu memiliki ketinggian yang cukup untuk membuat seorang manusia biasa mati. Bahkan dirinya bisa dikatakan beruntung. Suara He Ze sebenarnya membangunkan dia saat ini. Untunglah bahwa tanda sepasang sayap masih ada. Meski kulitnya melepuh saat ini. Sangat sakit.
Seekor tupai putih akhirnya muncul, menatapnya dengan kasihan, "Tampaknya ini di luar rencanamu?" Tanyanya.
"Dia begitu kejam! Apakah ramuan cinta sangat kejam?" Li Chang Su akhirnya berhasil untuk bangun dan bersandar pada dinding jurang yang penuh bebatuan. Ada banyak luka goresan di tubuhnya.
"Tentu saja. Tergantung dosis yang digunakan."
"Dosis yang digunakan Rongyu untuk itu sangat besar," Li Chang Su menyesalinya sekarang.
Seharusnya sejak awal, dia berpura-pura baik dan membiarkan Mu Xianzhai meminum penawarnya. Tapi bagaimana jika Rongyu tahu atau memberi halusinasi pada Mu Xianzhai bahwa dia akan meracuninya. Sehingga tidak ingin minum atau makan apapun dari tangannya?
"Kamu terlalu lemah saat ini?" Tupai itu mengejeknya.
"Aku benci menjadi muda," jawabnya sangat menyesal.
"Apa kamu tidak terlatih saat muda?"
"Aku terlatih sejak kecil. Hanya saja kekuatan fisik Mu Xianzhai lebih besar dariku," dia tersenyum pahit.
"Wanita memang memiliki batasan. Tidak heran jika wanita diciptakan untuk dilindungi ....," Tupai putih itu menggelengkan kepalanya.
"He Ze, kadang aku berpikir jika kamu terlalu modern. Apakah kamu yakin seekor tupai roh artefak? Kenapa tidak menjadi naga alih-alih tupai kecil?"
"....," Menjadi naga pantatku! He Ze mengejek di dalam hatinya.
Li Chang Su berpikir jika tampaknya Rongyu tidak mudah. Jika dia bertemu lagi, pasti tidak akan membuatnya merasa lebih baik.
"Kira-kira, ini jam berapa?"
"Aku tidak tahu," He Ze menjawab jujur, "tapi sinar matahari sudah terlihat cukup untuk membuat bayangan di pohon itu," dia menunjuk ke salah satu pohon besar. Bayangan pohon itu sedikit lebih jelas.
Li Chang Su memperkirakan jika saat ini mungkin pukul setengah tujuh pagi. Atau jam tujuh pagi. Dikarenakan jurang ini cukup dalam, sinar matahari tidak terlalu cepat untuk membuat gambar.
Dia memeriksa pergelangan tangan kirinya yang melepuh. Sisa lelehan lilin masih ada. Saat dia mencoba untuk membersihkannya, rasa sakit muncul. Membuat lukanya berdarah.
"Ini mengerikan. Untung saja bagiku hanya luka bakar kecil. Jika gadis lain yang memilikinya, aku khawatir akan depresi dan bunuh diri," gumamnya.
Belum lagi, luka di keningnya mengering sedikit. Tapi akan menyebabkan infeksi jika tidak segera diobati.
Sebelum Li Chang Su bisa memikirkan rencana selanjutnya, dia melihat seekor ulat hitam menatapnya dari kejauhan. Ular hitam itu tampaknya bukan binatang mutasi. He Ze bisa memastikannya, seratus persen ular biasa.
"Ular hitam yang beracun. Berhati-hatilah dengan bisanya jika kamu tidak ingin mati," kata He Ze.
Dan ulat hitam itu agresif. Saat melihat musuh di depan, ular itu segera melata ke arahnya dan hendak mematuk. Li Chang Su tidak memiliki benda apapun di tangannya yang mampu menghalau ular. Hanya menggunakan pecahan bebatuan di sekitar.
Dengan tembakan akurat, ular hitam itu berhasil dipukul beberapa kali oleh baru yang dia lempar. Pada akhirnya mengalah dan berbalik pergi. Li Chang Su mendesah lega. Tapi keselamatan itu hanya bisa bertahan beberapa detik saja. Karena, ular hitam bukan hanya satu, melainkan puluhan.
"Sial! Apakah ini sarang ular?" Katanya membenci.
He Ze kembali ke ruang untuk mencari benda yang mampu mengusir binatang beracun itu. Li Chang Su meminta mengambil serbuk penangkal ular. Ada di dalam ruang rak kumpulan racun. He Ze sudah tahu jenis racun dan obat hanya dengan penciumannya saja. Jadi dengan cepat menemukan penangkal.
Ketika dia kembali ke dunia luar, botol di tangannya segera di serahkan pada gadis itu. Botol berisi serbuk putih segera dibuka dan dituangkan ke sekitar. Ular hitam yang awalnya ingin mengerumuni dia pun terhenti, menjadi waspada. Barulah dia bisa menstabilkan suasana hatinya.
"Tuan, kita harus pergi secepatnya dari sini. Masuklah ke dalam ruang artefak terlebih dahulu." He Ze menyarankan.
"Tapi pergelangan tangan kiri ku terluka. Tidak bisa menyentuh tanda."
"Seperti waktu itu saat pertama kali kamu keluar dari ruang artefak. Caranya sama. Pejamkan mata dan gunakan ilmu tenaga dalam menghubungkannya dengan pikiran."
Mengikuti instruksi He Ze, dia segera memejamkan mata dan fokus. Merasakan angin sejuk, dia yakin itu berhasil. Membuka matanya kembali, dia benar-benar ada di ruang artefak.
He Ze bertengger di atas dahan tak jauh darinya. Melihat ular-ular di luar yang terlihat dari mata batin, dia tak tahu apakah harus tertawa atau menangis.
Puluhan ular hitam yang kehilangan mangsanya menjadi bingung. Manusia itu tadinya ada di sana, aura panasnya terlihat begitu kuat. Sekarang menghilang tanpa alasan. Seperti hantu.
Walau ular-ular itu cukup bodoh dan hanya makhluk biasa, jelas pikirannya tidak beda jauh dari seekor singa yang kehilangan mangsa.
Mereka berbalik dan pergi setelah memastikan jika Li Chang Su benar-benar tidak ada.
Sementara di ruang artefak, gadis itu benar-benar tidak bisa berdiri. Kakinya sakit. Ada banyak luka lecet dan goresan di tubuhnya, terutama punggung dan lengan. Selain luka dahi dan pergelangan tangan kiri, hanya perut yang sedikit memiliki luka besar.
Sial!
Apakah pria itu menusuknya?
Dia tidak ingat bahwa Mu Xianzhai menusuknya. Hanya merasakan rasa sakit yang dalam saat detik-detik dia dilempar ke tebing. Kali ini Li Chang Su bisa dianggap kehilangan banyak darah. Memiliki kesadaran saja sudah keajaiban besar bagi dirinya. He Ze juga terkejut.
"Obati lukamu. Minum air ini," He Ze entah sejak kapan turun dan mengambil segelas air kolam untuknya.
Air terjun di halaman hijau ini begitu nyata. Walau hanya air terjun kecil yang hanya memiliki tinggi beberapa meter saja, Li Chang Su sudah bisa merasakan kemurniannya.
Setelah dia meminum air kolam air terjun, tubuhnya mendadak segar dan bertenaga. Perlahan goresan-goresan kecil di tubuhnya pulih. Terlihat oleh mata telanjang.
Dia melebarkan matanya, "Air ini sungguh ajaib?"
terima kasih 💚
semoga selalu sehat dan semangat membuat karya baru 💕
jadi thor jika ada yg bilang hal² buruk tentang author, ingat ada juga yg butuh author untuk bisa bahagia dan untuk bisa mendapatkan sedikit waktu istirahat dengan membaca. good luck thor☺️☺️☺️