Setelah mendapatkan air sumur pertama, kedua, ketiga, keempat , kelima, dan keenam, tinggal ketujuh....konon di sumur inilah telah banyak yang hanya tinggal nama.....mengerikan !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB XXII PETAKA BUMILOKA
"Jadi masih lama kek, ya sudah kita buat sumur saja di kampung ini," usul Sabdo.
"Percuma ki sanak, nanti akan beracun airnya," kata kakek Palon.
"Kenapa kek, ini kan jauh dari danau kek," ujar Sabdo
"Biarpun jauh, tapi kalau ular itu terus masih berada di danau itu, maka air akan meresap ke sumur itu dan akan masuk ke sumur itu, jadi nanti saja," tutur kakek Palon.
"Mending kita ngobrol yang lain saja sambil menunggu ular itu muncul, bukan begitu kek ?" tanya Lengser sambil minum kopi.
"Iya, hanya saja obrolan apa lagi kk sanak, semua sudah dibahas , apa lagi ?" ujar kakek Palon.
"Dalam hidup itu adalah sebuah perjalanan kek, tentu ada sejarahnya, bagaimana itu kek, saya belum paham, mohon penjelasannya," kata Lengser sambil mendesak.
"Baiklah, sejarah itu awalnya diciptakan berupa pohon, namanya Sajarohtun hayat, artinya pohon kehidupan, jadi kita ini berasal dari akar, kalian tahu akar bukan, setiap tumbuhan itu akarnya di bawah, walaupun ada tumbuhan yang hidupnya numpang, tetap akarnya di bawah," tutur kakek Palon.
"Iya, terus maksudnya bagaimana kek," kata Sabdo penasaran.
"Jadi, karena akar itu di bawah, sedangkan pohon itu di atas berikut segala jenis yang bentuknya, baik batangnya, cabangnya, ranting, daun, bunga maupun buahnya termasuk juga segala jenis hama atau apa saja, nah itulah pohon kehidupan," tutur Kakek Palon.
"Berarti setiap makhluk itu beda-beda pohonnya kek," kata Lengser penasaran.
"Iya...beda dalam tumbuh awalnya, kalau yang namanya pohon itu kan ada yang tumbuh dari akarnya, dari batangnya, dari buahnya, dari bijinya, begitupun makhluk di bumi ini ya seperti itu," jelas kakek Palon.
"Apakah semuanya bisa tumbuh kek, apa ada daun yang tumbuh ?" tanya Sabdo.
"Ada lah ki sanak, apakah kau tidak perhat ikan rumput dan sejenisnya, semua tumbuh dari daun," jawab kake Palon.
"Intinya begini ki sanak, dalam zat itu banyak unsur dan dalam unsur itu banyak sel, sehingga dari sel ini akan berkembang menjadi inti, dari inti inilah ada bibit yang menjadi cikal bakal sesuatu," jelas kakek Palon sambil menjelaskan sebuah kejadian adanya alam ini.
"Baik kek saya paham, berarti semua berawal dari inti, termasuk bumi juga, begitu ?" tanya Lengser.
"Jadi begini, bumi itu awalnya tidak ada, dan akhirnya ada karena diadakan, makanya dalam bahasa leluhur, bumi dikatakan sebagai ampa, yang awalnya itu hampa, jadi bumi ini awalnya kosong, menurut perkembangan maka di sana sini tumbuh beberapa jenis makhluk baru yang dinamakan lumut, dan lumut-lumut yang sudah lama hidup itu akhirnya ada yang berkembang biak dan jadilah rumput, dari rumput menjadi semak-semak, dan dari semak ini akan tercipta belukar, lalu pohon dan jadilah banyak pohon hingga membentuk tumbuhan, itu awalnya," tutur kakek Palon.
"Lantas ada apa dengan manusia kek, apakah sama begitu," tanya Wiratsangka.
"Kalau manusia itu sebetulnya bukan dari sebuah perkembangan, namun sebuah keseimbangan, artinya untuk mengurangi perkembangan jenis tadi maka diciptakan istilah manusia, namun gagal maka jadilah istilah satwa hewan dan sering juga disebut sato kewan, itu berlangsung lama hingga waktu tertentu, dan kunci utama manusia itu adalah karena akalnya, dan karena berakal maka manusia disebut jalema, artinya menjelajah lema atau bumi," jelas kakek Palon.
"Siapa itu yang suka menjelajah kek, maksudnya manusia pertama begitu," ujar Sabdo.
"Dalam kajian ilmu kehidupan, manusia pertama itu adalah jasad, yang dinamakan Adamma yang memiliki sifat keinginan untuk tidak bisa diam, yang disebut Hawa, dan bila keadaan wujud jasad bersatu dengan keinginan, maka itulah manusia, dan dengan keinginan itu maka tercipta istilah berkembang, sehingga dari berkembang itu maka akan ada yang dinamakan jaman, tentu saja jaman itu pasti bentuknya sesuai perkembangan jaman itu sendiri , maka jadilah peradaban dan dari peradaban itu, tercipta generasi, dari generasi maka tumbuhlah keturunan hingga sampai kepada suku, ras juga bangsa," tutur kakek Palon.
"Wah...jadi paham kek, lalu bagaimana kek, kelanjutannya," kata Lengser.
"Selanjutnya maka akan banyak suku, bangsa juga ras yang membentuk sebuah akal budi dan juga perkembangan akal pikiran, sehingga tercipta sebuah kemajuan dalam kehidupan yang semua akan musnah oleh kerakusan yang ingin menguasai keabadian," tutur kakek Palon.
"Hmmmm, jadi akibat kerakusan itu maka bumi akan hancur olehnya, sehingga nanti akan ada sebuah pengganti yang berangkat dari awal kembali ya kek," kata Sabdo.
"Betul, kita semua akan musnah oleh keinginan kita yang diikuti oleh kerakusan kita juga, sifat itu yang dinamakan iblis, sedangkan mereka yang ikut dengan kerakusan itu dialah dajjal, yang tugasnya mempropagandakan keinginan sebagai penguasa dunia," tutur kakek Palon.
Selagi mereka sedang berbincang-bincang, di bawah mereka duduk itu terdapat rongga kecil yang tertutup oleh tikar, dan di dalam rongga itu di balik lapisan tanah, tampak sosok seperti hewan dengan kepala seperti ular dan penuh dengan benjolan-benjolan yang keras, serta badannya seperti badan ular penuh dengan cula-cula yang keras seperti batu. Sosok itu berkaki empat dan berekor layaknya sebuah ular.
Tubuh sosok itu banyak yang menyebutnya dengan istilah Naga, dan di balik lapisan tanah itu, sosok tadi dalam posisi tertidur dengan membentuk seperti lingkaran spiral. Sosok itu merasa amat nyenyak tertidur, entah sudah berapa lama ia berada di situ, namun dengan melihat bentuk tubuhnya, mungkin ia sudah lama hidup,
Sementara itu di atas tubuh sosok itu, sekelompok orang masih dalam bersama dalam obrolan tentang asal kehidupan, dan tampak sosok kakek Palon masih memberi sebuah wejangan.
"Nah, nanti apabila sudah terasa bumi ini penuh dan berat, maka di bawah kita duduk ini akan merasa capek atau pegal, saat ia menggeliat dari istirahatnya itu, maka bumi ini akan terasa diguncang, akhirnya nanti banyak bongkahan yang rapuh dan hancur, maka di sana akan ada bahasa orang leluhur kita menyebutnya dengan istilah Lindu, Lindu adalah sejenis hewan pertama kali ada di bumi dengan bentuk seperti ulat, tubuhnya putih bersih karena belum pernah sekali pun terkena sinar Matahari, maka dari itu, di bawah bumi ini akan ada istilah api, yang berasal dari hawa hewan tersebut. Hingga kelak ia akan keluar sebagai hewan aneh, besarnya adalah seperempat bumi, oleh karena itu, saat ia muncul maka dinamakan Dabbah, dan akan menguasai bumi ini hingga ia akan hancur oleh hawa dingin bumi selama 7 masa, untuk itu jangan kalian gali bumi ini, bila melanggar maka akan keluar kotoran hewan itu berbentuk lumpur hitam yang mengandung unsur mineral dan juga gas," tutur kakek Palon.