NovelToon NovelToon
Terpaksa Jadi Istri Kedua Demi Keturunan

Terpaksa Jadi Istri Kedua Demi Keturunan

Status: tamat
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:243.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Hana, gadis sederhana anak seorang pembantu, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam sekejap. Pulang dari pesantren, ia hanya berniat membantu ibunya bekerja di rumah keluarga Malik, keluarga paling terpandang dan terkaya di kota itu. Namun takdir membawanya pada pertemuan dengan Hansel Malik, pewaris tunggal yang dikenal dingin dan tak tersentuh.

Pernikahan Hansel dengan Laudya, seorang artis papan atas, telah berjalan lima tahun tanpa kehadiran seorang anak. Desakan keluarga untuk memiliki pewaris semakin keras, hingga muncul satu keputusan mengejutkan mencari wanita lain yang bersedia mengandung anak Hansel.

Hana yang polos, suci, dan jauh dari hiruk pikuk dunia glamor, tiba-tiba terjerat dalam rencana besar keluarga itu. Antara cinta, pengorbanan, dan status sosial yang membedakan, Hana harus memilih, menolak dan mengecewakan ibunya, atau menerima pernikahan paksa dengan pria yang hatinya masih terikat pada wanita lain.

Yuk, simak kisahnya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Tidak boleh jatuh cinta

Malam itu rumah Hansel kembali sunyi setelah semua orang beristirahat. Laudya yang baru pulang dari perjalanan panjang langsung masuk kamar utama. Hansel menemaninya, duduk di tepi ranjang sambil membantu melepas sepatu istrinya.

“Aku lelah sekali…” ucap Laudya dengan suara manja, tubuhnya rebah di atas kasur empuk.

Hansel tersenyum tipis, mengusap kening istrinya. “Tidurlah ... aku di sini.”

Laudya membuka mata, menatap Hansel dengan dalam. “Kau tidak merindukanku? Biasanya kau selalu merengek ingin aku pulang cepat.”

Hansel terdiam sesaat. Ada jeda di sana, seperti ia tak tahu harus menjawab dengan cara yang sama seperti dulu. “Tentu saja aku merindukanmu,” ujarnya akhirnya, meski suaranya tak sehangat biasanya.

Laudya tersenyum samar, lalu memejamkan mata. “Aku tahu kau berubah, Hansel. Tapi tak apa ... aku akan selalu menjadi milikmu, dan kau milikku.”

Hansel hanya mengangguk, lalu mencium kening istrinya sebelum berdiri. “Istirahatlah, aku akan bereskan beberapa pekerjaan di ruang kerja," Laudya hanya mengangguk sembari memejamkan matanya.

Dia keluar kamar dengan langkah berat. Niatnya menuju ruang kerja, tetapi kakinya justru membawanya ke lantai bawah, ke arah kamar yang ditempati Hana dan Jamilah.

Lampu kamar Hana masih menyala. Dari celah pintu yang tak tertutup rapat, Hansel melihat Hana duduk di tepi ranjang, menunduk dengan wajah pucat. Jelas sekali tubuh itu sedang menahan lelah dan sakit.

Hansel mengetuk pelan, “Hana.”

Wanita itu sontak berdiri, menyembunyikan wajahnya yang sayu. “Ada apa, Tuan?” suaranya pelan, nyaris bergetar.

Hansel masuk tanpa diminta, dia menatap Hana lama, sorot matanya sulit dibaca. “Kau sakit? Wajahmu pucat sekali.” sembari memeriksa dahu Hana, melirik tak ada Jamilah di kamar itu, mungkin ada di kamar mandi.

Hana menggeleng cepat. “Tidak, saya baik-baik saja.”

Hansel melangkah lebih dekat. “Jangan bohong padaku, ku bisa melihatnya. Bahkan, itu sangat panas."

Hana menggigit bibir, dia tahu tubuhnya memang tak sekuat biasanya sejak beberapa hari terakhir, dia merasa mual, pusing, dan cepat lelah datang silih berganti. Tetapi ia tak ingin Hansel tahu dan tak ingin Hansel salah paham.

“Tolong … jangan khawatirkan saya,” ucap Hana lirih.

Hansel terdiam sejenak. Lalu, tanpa sadar, tangannya terulur menahan jemari Hana yang dingin. “Aku tidak bisa.”

Hana menegang, sorot mata pria itu begitu dekat, membuat napasnya tercekat.

“Aku merindukan Laudya,” ujar Hansel tiba-tiba, suaranya pelan tapi tegas. “Tapi malam ini … aku ingin kau menemaniku, hanya tidur dan tidak lebih.”

Hana menatapnya dengan mata membesar, tubuhnya bergetar. “Tuan, ini tidak pantas. Nyonya Laudya baru saja pulang... bagaimana jika...”

Hansel memotongnya. “Laudya tahu segalanya, dia saksi pernikahan kita. Tapi aku … aku hanya ingin seseorang di sisiku malam ini. Aku terlalu lelah menahan semua sendiri.”

Hana menggigit bibir, hatinya berperang. Di satu sisi, ucapan ibunya kembali terngiang, bertahanlah satu tahun saja, Hana. Di sisi lain, rasa malu dan takut menelannya bulat-bulat.

“Temani aku … hanya malam ini,” Hansel memohon lagi, genggamannya pada tangan Hana semakin erat. Air mata Hana hampir jatuh dengan suara nyaris tak terdengar, ia menjawab, “Baiklah.”

Hansel tidak membawa Hana ke kamar utama malam itu, melainkan ke kamar tamu di lantai bawah. Katanya hanya untuk tidur, sekadar ada seseorang yang menemaninya. Hana sempat menolak, tapi akhirnya pasrah mengikuti langkah suaminya.

Namun, di kamar utama, Laudya mendadak terbangun. Matanya terbuka lebar, jantungnya berdegup kencang tak beraturan. Entah kenapa, ada perasaan aneh yang menusuk. Bagaimana jika Hansel mencari Hana, itu yang Laudya pikirkan.

Laudya bangkit, menyibakkan selimut, lalu menuruni anak tangga perlahan. Jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Suasana rumah hening, hanya samar suara detik jam dinding terdengar. Sesampainya di lantai bawah, langkahnya terhenti. Dari sela pintu, ia melihat cahaya lampu dapur menyala. Laudya mendekat, menahan napas. Pemandangan yang muncul di hadapannya membuat hatinya mencelos.

Hansel duduk dengan santai di kursi, secangkir kopi mengepul di tangannya. Di seberang meja, Hana tengah menggigit roti beroles selai, wajahnya pucat tapi ada gurat lembut ketika Hansel menatapnya.

Laudya terpaku, 'sejak kapan mereka sedekat ini?'

Sorot mata Hansel berbeda, bukan dingin, bukan kasar tetapi melainkan lembut. Ada sesuatu di sana yang tak pernah Laudya lihat sejak beberapa bulan terakhir. Hansel sempat menyandarkan punggung, lalu bangkit hendak mencuci cangkirnya. Namun, langkahnya terhenti begitu matanya bertemu pandangan Laudya yang berdiri di ambang pintu. Hansel sedikit tersentak.

“Laudya…” sapanya pelan, hampir seperti orang yang ketahuan.

“Aku hanya haus ... aku tidak bisa tidur,” lanjutnya dengan suara rendah. Lalu, ia menoleh pada Hana, “Aku minta Hana membuatkan kopi, aku tak mau membangunkanmu yang sedang lelah.”

Hana menunduk, tangannya gemetar meremas roti yang belum habis. Sementara itu, Laudya menatapnya dengan dingin, sorot matanya menelanjangi hati Hana yang terasa sesak.

Hansel segera merangkul istrinya, berusaha menutup ketegangan itu. “Ayo, tidur lagi, kamu butuh istirahat.”

Laudya menoleh sejenak, tatapannya nanar pada rambut Hansel yang masih basah, meneteskan air di bahunya. Tetesan itu terasa seperti duri di dada Laudya. Cengkeramannya pada lengan Hansel menguat, seolah ingin memastikan suaminya tetap miliknya.

Hansel menoleh, menatap istrinya yang tampak rapuh. Tapi Laudya tersenyum tipis, menepis rasa sakit hatinya.

'Setahun, aku harus kuat hanya satu tahun demi seorang anak.'

Mereka pun melangkah pergi meninggalkan Hana. Tak lama setelah itu, Jamilah keluar dari kamarnya. Ia melihat Hana masih duduk di kursi dapur, menunduk sambil menggenggam sisa roti.

Jamilah mendekat, duduk di samping anaknya, lalu mengusap bahu Hana. Suaranya lirih namun tegas, “Jangan jatuh cinta, Nak. Ingat, pria itu sudah beristri. Meskipun kau juga istrinya, tapi jangan biarkan hatimu terjerat. Tugasmu hanya satu … melahirkan anak. Setelah itu, kita tinggalkan keluarga ini.”

Hana menggenggam roti itu semakin kuat. Gigitan terakhir terasa berat, namun ia tetap menelannya. Perutnya lapar, tapi hatinya makin hampa.

'Ibu benar ... tidak boleh jatuh cinta. Dia bukan milikku,' gumam Hana dalam hatinya.

1
Sweet Girl
Syukur deh klo sadar, semoga aja sadar terus dan menjadi lebih baik setiap hari.
Sweet Girl
Golek o Dewe ae Hansel... yg sreg di hati.
Sweet Girl
Gatot...
Sweet Girl
Eh Demit... embok pikir mateni wong iku gak kecil....
opo'o gak koen Dewe ae sing eksekusi...
Sweet Girl
Istighfar Rian... istighfar...
Sweet Girl
iyooo hidup baru di penjara.
Sweet Girl
Ojok bodoh koe Rian... wong wedok Sik akeh.
Fitrie Sadewo
😇😇😇
Sweet Girl
Kamulah yg bikin Hana berani, bisa membela dirinya sendiri.
Sweet Girl
Syaiton tenan Iki mbahe ...
Sweet Girl
Sudah Bu Rohana...
jangan teriak teriak lagi... nanti kenak seteruk.
Sweet Girl
Akhirnya...❤️
Dzimar
ada boschap kah Thor?kok curiga ya orang kena gangguan mental bisa senyum Lngsung meremukkan photo sampai hancur bgtu
Aisyah Alfatih: rencana tapi belum tahu kapan mau di kasih bonus bab itu 🤭
total 1 replies
Dzimar
masa yg 9 bulan mngandung itu bayi kalah bathin nya dgn yg 2 bulan merawat....mirissss
Dzimar
psti istrinya juga selingkuh
Erlinda
pembodohan reader luar biasa goblok nya tokoh yg ada dlm cerita ini. benar benar ga bermutu
Erlinda
katanya org tua hanzel yg PNGN punya cucu tapi dari lahir sampai baby nya udah berusia 2bulan kok ga nongol nongol lagian disini hanzel terlihat sebagai suami yg ga punya sikap labil sekali.
Erlinda
aq yakin pasti author akan bikin si Hana mati dan hanzel hidup tenang dgn laudya dan bayi nya
Erlinda
aneh aja kau laudya kau yg mau begini sekarang kau pula yg tidak terima. kau pikir si Hana itu robot yg ga punya hati dan bisa kau setel sesukamu
Sweet Girl
Wes mending jelaskan sekarang, waktunya sudah tepat, jangan ditutup²i lagi...
Furqon lho wes dewasa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!