NovelToon NovelToon
Jodohku Guruku

Jodohku Guruku

Status: tamat
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua / Cinta setelah menikah / Cintamanis / Tamat
Popularitas:146.6k
Nilai: 5
Nama Author: Eli Priwanti

Nurma Zakiyah adalah seorang siswi Sekolah Menengah Umum (SMU) yang ceria, namun hidupnya seketika dilanda tragedi. Sang ayah terbaring sekarat di rumah sakit, dan permintaan terakhirnya sungguh mengejutkan yakni Nurma harus menikah dengan pria yang sudah dipilihnya. Pria itu tak lain adalah Satria galih prakoso , guru matematikanya yang kharismatik, dewasa, dan terpandang.
Demi menenangkan hati ayahnya di ujung hidup, Nurma yang masih belia dan lugu, dengan berat hati menyetujui pernikahan paksa tersebut. Ia mengorbankan masa remajanya, impian kuliahnya, dan kebebasannya demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah.
Di sekolah, mereka harus berpura-pura menjadi guru dan murid biasa, menyembunyikan status pernikahan mereka dari teman-teman dan rekan sejawat.
Bagaimanakah kelanjutan rumah tangga Nurma dan Satria?
Mampukah mereka membangun ikatan batin dari sebuah pernikahan yang didasari keterpaksaan, di tengah perbedaan dunia, harapan, dan usia, bisakah benih-benih cinta tumbuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi secara tiba-tiba

Cahaya matahari pagi mulai menyelinap masuk melalui celah gorden, membangunkan Nurma dari tidurnya. Ia menggeliat, namun merasakan sisi ranjang di sampingnya sudah kosong dan dingin. Biasanya, Satria masih berada di sana. Nurma mengerjapkan mata, mendapati kamarnya sepi. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. Ia bangkit,dan bergegas keluar mencari.

Nurma berjalan ke arah dapur, ia melihat Ibunya sedang menyiapkan sarapan.

 "Ibu? Mas Satria mana, Bu? Kok sudah tidak ada di kamar?"

Bu Widia Menoleh sambil tersenyum tenang.

 "Astaga, Nduk. Kamu ini panik sekali, Nak Satria sudah berangkat dari subuh. Tadi dia pamit sama Ibu."

 "Pergi? Ke mana, Bu? Tumben sekali tidak bilang padaku."

"Katanya dia harus buru-buru menemui Ayahnya. Kebetulan Ayahnya, Letkol Prakoso, sedang ada di markas Angkatan Darat di Jakarta Pusat. Ada urusan penting, sepertinya."

Nurma menghela napas lega, namun masih ada rasa penasaran. "Oh, begitu. Tadi malam dia tidak bilang apa-apa sama aku, Bu."

"Iya, sepertinya mendadak. Oh iya, Nduk. Tadi Nak Satria pesan sama Ibu, katanya Ayahnya mengajak kita makan malam bersama nanti malam di salah satu restoran di Jakarta. Kamu harus ikut, ya."

Matanya nurma sedikit melebar. "Makan malam? Bersama Ayahnya? Letkol Prakoso? Aduh... Aku kok jadi... gugup ya, Bu?"

Bu Widia tertawa kecil sambil mengelus pundak putrinya.

 "Kenapa gugup? Kan kalian sudah menikah. Tenang saja, Nduk. Ayahnya Nak Satria orang yang sangat baik. Sekarang, mandi gih sana. Jangan lupa sarapan, ya."

Markas Angkatan Darat

Di saat yang sama, di jantung kota Jakarta, tepatnya di sebuah markas besar Angkatan Darat, Kapten Satria Galih Prakoso sudah duduk berhadapan dengan ayahnya, Letnan Kolonel Gunawan Prakoso. Ruangan pertemuan khusus itu terasa dingin dan sunyi, hanya diisi oleh suara Satria dan ayahnya yang sedang berbicara serius. Gunawan Prakoso, dengan seragam dinasnya yang gagah, tampak berwibawa dan menyimpan banyak rahasia di balik tatapannya.

"Terima kasih, Ayah, sudah menyempatkan waktu. Satria ingin menanyakan, kenapa Ayah tidak bilang jika sudah berada di Jakarta? Dan juga... masalah perjodohan dan surat perintah mutasi Satria yang mendadak itu. Bahkan sampai harus jadi guru pengajar di sekolah Nurma."

Letnan Prakoso menghela napas berat, ia mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Dengarkan Ayah baik-baik, Nak. Semua ini Ayah atur bukan tanpa alasan. Ini semua demi keselamatan Nurma."

Mendengar hal itu, Satria mengernyitkan dahi. "Keselamatan? Apa maksud Ayah? Nurma baik-baik saja."

"Tidak, Nak. Ayah mendapat kabar dari mendiang sahabat Ayah, Prasetyo, Ayahnya Nurma. Sebelum beliau meninggal, dia menitipkan Nurma pada Ayah karena ada masalah besar yang menyelimutinya."

 "Masalah apa, Yah?"

"Masalah hutang, Satria. Prasetyo terlilit hutang dalam jumlah sangat besar karena tertipu investasi. Untuk melunasi utang itu, dia terpaksa membuat surat perjanjian pernikahan untuk Nurma dengan seorang rentenir bernama Tuan Douglas."

Satria terkejut, rahangnya mengeras.

 "APA?! Tuan Douglas? Kapan ini terjadi?"

"Setahun yang lalu saat Nurma duduk di kelas sebelas. Prasetyo saat itu sudah terdesak dan terjebak, Nak. Dia sengaja menyembunyikan semua ini dari istri dan anaknya. Dia meminta Ayah membantunya, karena kami berdua dulunya memang pernah punya rencana menjodohkan mu dengan Nurma. Awalnya kamu menolak, Ayah tahu. Tapi demi baktimu pada Ayah yang telah membesarkan mu seorang diri, kamu akhirnya setuju."

Kemudian Satria mengusap wajahnya kasar, kini mengerti alasan Ayahnya. "Jadi, mutasi mendadak itu..."

 "Ya. Jika sampai Nurma tidak jadi menikahi mu, menikahi anggota TNI dan berada di bawah perlindungan kita, maka nyawanya akan terancam oleh Tuan Douglas dan anak buahnya. Pria itu berbahaya, Satria. Ayah sengaja memindahkan mu ke Jakarta dan menugaskan mu menjadi guru di sekolahnya agar kamu bisa dengan mudah mengawasi Nurma dari dekat dan melindungi dia dari bahaya yang mengintai."

Satria terdiam sejenak, menatap Ayahnya dengan tatapan bercampur terkejut dan khawatir.

 "Jadi, Nurma tidak tahu apa-apa soal ini?"

"Tidak sama sekali. Dan dia tidak boleh tahu. Kita harus memastikan dia aman sampai kita menemukan cara untuk membatalkan semua jerat hutang dan perjanjian kotor itu."

Di dalam ruangan khusus di Markas Angkatan Darat, Letnan Kolonel Gunawan Prakoso menatap putranya, Kapten Satria, dengan tatapan yang kini lebih santai. Kekhawatiran soal keamanan Nurma sudah tersampaikan, kini saatnya membahas masalah pribadi.

Letnan Prakoso tersenyum tipis ke arahnya."Baiklah, kita kembali ke masalah yang lebih 'ringan'. Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Nurma? Sudah sejauh mana?"

Satria menghela napas, kemudian tersenyum "Sejauh ini baik, Yah. Dia gadis yang... jujur dan polos. Sangat berbeda dengan wanita lain yang pernah Satria kenal."

"Baguslah kalau begitu. Tapi ingat pesanku, Nak. Jangan pernah menyentuhnya melebihi batas sampai dia lulus sekolah dan kita benar-benar aman."

Satria malah tersenyum jahil, matanya berbinar "Kalau itu, Ayah tenang saja. Satria masih tahu batas. Nurma memang gadis yang sangat menarik, Yah. Tapi Satria menghormatinya. Kami hanya... ciuman biasa saja. Tidak lebih."

Mendengar ha itu Letnan Prakoso menggelengkan kepala perlahan, kemudian tertawa geli.

"Dasar kamu ini! Sudah jadi suami istri, masa Ayah masih perlu mengajarimu soal batas. Baiklah, selama masih dalam kendali dan dia tidak merasa tertekan, itu tidak masalah."

 "Siap, Laksanakan!" Kemudian Satria ikut tertawa

Setelah obrolan serius dan santai itu selesai, Letnan Prakoso mengajak Satria untuk keluar dari ruangan. Ini adalah hari pertama Satria kembali ke markas pusat Angkatan Darat setelah kepindahannya. Satria memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu dan berkenalan dengan atasan-atasan dan rekan-rekan perwira lainnya di markas tersebut. Baginya, penugasan sebagai guru adalah hal baru, dan bertemu kembali dengan suasana militer sejati adalah sebuah penyegaran.

.

.

Di tempat lain, hari Sabtu itu terasa sunyi bagi Nurma. Karena Satria tidak ada, dan Ibunya sedang kurang enak badan, Nurma merasa bosan jika harus berdiam diri di rumah. Ia akhirnya menemani Ibunya ke toko baju milik Bude Minah yang terletak tidak jauh dari rumah mereka.

Kemudian Nurma berbisik kepada Ibunya sambil memilih baju. "Bu, Nurma izin sebentar ya. Mau ke ATM di dekat sini. Ada yang mau Nurma cek."

 "Iya, Nduk. Hati-hati ya. Jangan lama-lama."

Nurma akhirnya berjalan kaki menuju mesin ATM. Ia mengeluarkan kartu ATM yang pernah diberikan Satria, kartu yang selama ini ia simpan karena merasa tidak perlu menggunakannya. Dengan ragu, ia memasukkan kartu itu untuk mengecek saldo.

Saat layar menampilkan nominal saldo, tubuh Nurma langsung bergetar. Matanya membulat, seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

SALDO REKENING Rp 500.000.000,-

Nurma malah berbicara pada dirinya sendiri, suaranya sampai tercekat.

"Lima ratus juta?! Ini tidak mungkin... Satria... kenapa dia menyimpan uang sebanyak ini di kartu ini? Uang sebanyak ini..."

Nurma menelan ludah. Rasa panik bercampur kekagetan membuatnya hampir menjatuhkan dompetnya. Ia tahu ia tidak bisa mengambil uang itu banyak-banyak. Tangannya gemetar saat menekan tombol penarikan.

Ia hanya menarik uang sejumlah satu juta rupiah. Nominal itu cukup baginya untuk membantu keperluan sehari-hari dan sedikit kebutuhan rumah tangga.

Sambil memegang uang selembar seratus ribuan, Nurma menarik napas dalam-dalam.

 "Aku harus memberi tahu Satria soal ini. Dia harus tahu aku sudah mengambilnya untuk keperluan rumah. Aku tidak berani mengambil lebih dari ini."

Ia pun bergegas kembali ke toko Bude Minah, hatinya kini dipenuhi pertanyaan besar tentang suaminya yang ternyata bukan hanya seorang guru biasa.

Bersambung...

1
Amalia Putri
semangat thor jangan lama up nya.
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 🙏
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
nggak sabar nunggu lahiran thor
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Teh Euis Tea
ko aku pengen jd nurma ya🤣
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: lah.... 🤣🤣🤣
total 3 replies
Rais Raisya
ga bosen bosen ka baca ya
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: Alhamdulillah kak, terimakasih 🙏
total 1 replies
Rais Raisya
jdi ikut bucin ka
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: wah... kok sama sih kak 🤭
total 1 replies
Nar Sih
kejutan yg bikin meleleh yg bca kak ,lihan kebucinan mereka🥰
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: aku juga ikut bucin kak 🤣🤭
total 1 replies
Fit Riya
wiiii makit ga nyabar nungu dede bayi nya cepat lahir pasti lebih seru de😄
Fit Riya
ko aku jadi senyum senyum sendiri ya bacanya🤭
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: akhirnya Kakak baca di sini juga 🤭
total 1 replies
Rais Raisya
blum ada lanjutannya ýa ka🙏
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
so sweet bgt
nnk pw
hurang tetap hitang
Rais Raisya
lanjut ka
Ye Ni
bagus
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 🙏
total 1 replies
nnk pw
utang hsr d bayar. ga ada alasan ngelles
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Iqlima Al Jazira
aku padamu satria🤭
Teh Euis Tea
baik bgt satria, beruntung nurma dapatin satria
hermi ismiyati
bagus banget
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 🙏😊
total 1 replies
Nar Sih
waah ...cerita satria dan nurma bnr,,bikin hti yg bca gembira 👍😍
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 🙏😊
total 1 replies
Nar Sih
tuh nurma kmu beruntung kan punya suami seperti satria ,yg bnr,,sayang baget ke kmu dan kmu harus bersyukur sgla keinginan mu sekalu di turuti semagat nurma buat kuliah online nya ya💪
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: semangat juga kak 💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!