NovelToon NovelToon
Rahasia Istri Pengganti

Rahasia Istri Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Ibu Pengganti
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: ummi asya

Awalnya Erina Jasmin di tuduh mencuri dompet milik pelanggan di kafe di mana dia bekerja. Dia di laporkan oleh manajer kafe dan di pecat oleh atasannya. Erina kesal karena di tuduh mencuri dompet milik pelanggan yang ternyata Erika Gladys perempuan pemilik dompet itu.

Alih-alih tidak di laporkan pada polisi, Erina di tawari sebuah kesepakatan untuk menjadi istri pengganti seorang kaya. Dia awalnya menolak, tapi karena Erika Gladys menawarkan uang banyak untuk membantunya membiayai ibunya dalam pengobatan di rumah sakit.

Karena wajah Erina Jasmin dan Erika Gladys sangatlah mirip bagai di pinang di belah dua. Maka misi yang di tugaskan Erika pada Erina pun di jalankan, menjadi seorang istri dari Kenzio Pahlevi Abraham. Lalu, apa intrik masalah yang akan di hadapi oleh Erina setelah menjadi istri pengganti Erika yang hidupnya memang untuk bersenang-senang saja dengan beberapa selingkuhannya.

Dan apakah Erina dan Erika sebenarnya saudara kembar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Bertemu Aldo

Nadia sangat kesal sekali dengan ucapan Erina di meja makan, dia keluar rumah. Duduk di taman dengan wajah di tekuk, Tita masuk membawakan minuman jus dingin yang di minta Nadia.

"Ini jus jeruknya nona, anda kelihatan sangat kesal sekali," ucap Tita meletakkan jus jeruk di meja.

"Cih, majikanmu itu. Dia benar-benar menyebalkan!" ucap Nadia kesal.

"Kenapa dengan nyonya Erika? Anda kalah lagi?" tanya Tita menyindir Nadia.

Nadia menatap tajam pada Tita, gadis itu membuang muka ke arah lain menghindar tatapan tajam Nadia. Dia belum beranjak dari tempatnya berdiri. Nadia berdiri berjalan mengitari Tita masih dengan tatapan tajamnya.

"Hmm, Tita. Apa kamu mau hadiah dariku?" tanya Nadia.

"Hadiah apa?" tanya Tita penasaran.

"Hadiah apa saja yang kamu mau," jawab Nadia.

"Apa saja yang kumau?"

"Ya. Kamu mau kan?" tanya Nadia dengan senyum penuh misteri.

"Nona Nadia mau memberiku hadiah pastinya ada yang ingin aku lakukan kan?"

"Tepat sekali, kamu sangat pintar Tita."

"Tentu saja, kalau aku tidak pintar. Mana mungkin aku bisa menjadi kepercayaan nyonya Erika," jawab Tita dengan bangga.

Membuat Nadia mencibirnya, tapi kemudian dia tersenyum lagi. Memegang pundak gadis itu, wajahnya tepat di wajah Tita dengan jarak beberapa senti saja.

"Tita, kamu harus melakukan sesuatu untukku," ucap Nadia.

"Melakukan sesuatu?"

"Ya, tidak berat tugasmu. Hanya mencari tahu nomor ponsel baru Erika," jawab Nadia menatap Tita penuh keyakinan kalau pembantu muda itu akan menurutinya.

"Nomor ponsel nyonya Erika? Untuk apa?" tanya Tita heran.

"Ken menyuruhku untuk meminta nomor ponsel baru istrinya, jadi kamu harus memintanya pada Erika. Atau kamu bisa melihatnya secara diam-diam," kata Nadia.

Tita semakin heran dengan ucapan Nadia itu,

"Tapi, kenapa tuan Ken tidak memintanya sendiri? Bukankah nyonya Erika adalah istrinya?"

"Aah itu..."

Nadia berpikir sejenak lalu tersenyum menatap Tita.

"Kamu tahu kan, Ken itu sedang marah pada istrinya yang sombong itu. Dia malas meminta langsung pada Erika, jadi aku di suruh untuk meminta nomor ponselnya. Dan aku menyuruhmu melihatnya diam-diam, bagaimana? Kamu bisa kan?"

Tita terdiam, dia menatap Nadia dengan wajah curiga. Nadia masih dengan wajah tersenyum dan tenang agar Tita tidak mencurigainya secara dalam.

"Hmm, iya sih. Tuan Ken dan nyonya Erika belum berbaikan, entah kapan mereka akan berbaikan lagi," ucap Tita sambil berpikir.

Nadia semakin senang dan tersenyum lebar, tangannya kembali memegang pundak Tita.

"Nah, kamu tahu kan itu. Jadi kamu bisa melihat nomor ponsel baru Erika lalu catat dan serahkan padaku, oke?"

"Hmm, tidak sulit untuk itu. Tapi, apa nona akan menepati janjinya untuk memberiku hadiah apa yang aku mau?" tanya Tita.

"Tentu saja, aku ini dermawan. Jadi kamu minta hadiah apa saja padaku," ucap Nadia.

Tita tersenyum senang, dia pun mengangguk tanda setuju untuk menerima tugas dari Nadia.

_

Nadia sudah mendapatkan nomor ponsel baru Erina, dia tersenyum senang. Kali ini dia punya rencana besar untuk Erika agar perempuan itu semakin di jauhi oleh Ken.

"Hmm, baiklah Erika. Tunggu saja balasan dariku, kamu pasti akan terkejut dan keluar dari rumah itu. Hahah!"

Nadia pun menghubungi Aldo yang telah merencanakan sesuatu pada Erika dan laki-laki itu.

"Halo Nadia? Ada apa?" tanya Aldo di seberang sana.

"Aldo, sesuai keinginanmu. Aku mendapatkan nomor ponsel baru Erika," jawab Nadia.

"Waah, benarkah? Kirim padaku, aku akan langsung menghubunginya," ucap Aldo.

"Oh, tunggu dulu. Kita harus merencanakan sesuatu yang dahsyat untuk perempuan sombong itu, kamu harus membantuku," ucap Nadia.

"Ya baiklah, tapi apakah bantuanku itu akan menguntungkanku juga?"

"Tentu saja, kamu akan mendapatkan keuntungan lebih," jawab Nadia dengan wajah penuh kemenangan.

Membayangkan kalau rencananya itu akan berhasil, selama ini dia selalu merasa takut pada Erika karena perempuan itu selalu saja membuatnya terdiam dan kesal dengan ucapannya yang pedas menusuk hati.

"Baiklah, kita bisa bertemu lagi membahas rencanamu itu."

"Oke, sekarang kita bertemu di kafe seperti biasa."

"Kafe murah itu?"

"Ya, sudah kubilang kan. Agar Ken tidak melihat kedekatan kita," jawab Nadia.

"Ya baiklah, ini demi untuk mendapatkan Erika yang cantik itu. Hahah!"

Nadia menutup sambungan teleponnya, dia masukkan ke dalam tasnya. Melihat jam di tangan sudah pukul setengah dua belas, dia beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan kantornya. menghampiri sekretarisnya.

"Shasa, aku harus bertemu dengan teman. Aku akan makan siang dengan temanku, jika Ken mencariku. Katakan saja aku ada janji dengan klien," ucap Nadia.

"Baik nona," ucap Shasa.

Nadia pun berjalan meninggalkan Shasa menuju lift, wajahnya penuh ceria karena berpikir rencananya itu akan berhasil.

Sementara itu, di kafe biasa di kunjungi Erina. Gadis itu sedang duduk memperhatikan ponselnya, dia sedang memainkan tuts dalam ponsel. Mencari nomor kontak pamannya lalu menghubunginya.

Saat dia ingin menghubungi pamannya Erdi, seseorang mendekat padanya dengan wajah gembira dan menyapanya.

"Erika?!"

Erina mendongak ke arah sumber suara, seorang laki-laki berdiri di depan mejanya menatapnya penuh ketidak percayaan.

Erina mengerutkan dahinya, mengingat siapa laki-laki yang menyapanya itu. Sejenak dia diam, bingung mau memanggil apa pada laki-laki yang menyapanya itu. Tapi kemudian dia tersenyum kecil dan bergumam.

"Aldo."

Erina ingat laki-laki yang menolongnya mengantarnya pulang ke rumah Ken untuk pertama kalinya, dia ingat Tita pernah menyebutnya.

"Kamu sedang apa di sini?" tanya Aldo.

Dia duduk di depan Erika masih dengan wajah gembira telah bertemu dengan Erika.

"Emm, aku sedang santai saja. Menunggu Gio pulang sekolah," jawab Erina.

Aldo mengangguk pelan dan tersenyum kecil.

"Ya benar, aku senang bisa bertemu denganmu lagi."

Erina hanya diam saja, dia menyeruput kopinya dan meletakkannya kembali cangkir kopinya.

"Kamu sepertinya sendirian saja, atau sedang ada yang di tunggu. Aah, sepertinya canggung sekali ya aku bertanya seperti itu. Hahah!" ucap Aldo tertawa lebar.

"Hanya sendiri saja." jawab Erina.

"Baiklah, aku akan menemanimu. Dan kita bisa pergi berdua untuk..."

Ucapan Aldo terputus, pandangannya pada Erina penuh hasrat. Erina mengerutkan dahi, ada rasa tidak nyaman dia melihat tatapan Aldo yang penuh hasrat itu.

"Maaf, aku tidak mau pergi kemana pun," jawab Erina.

"Tidak sekarang, mungkin setelah kamu mengantar anakmu pulang. Kita bisa bertemu lagi," ucap Aldo mencoba untuk membujuk Erina pergi dengannya.

"Tidak terima kasih, aku sudah janji pada Gio menemaninya jalan-jalan." kata Erina lagi.

"Aku temani," ucap Aldo penuh harap.

"Maaf tuan Aldo, aku tidak bisa."

Aldo diam, sedikit kesal dengan penolakan Erina atas ajakannya itu, wajahnya sedikit memerah. Tapi kemudian dia melihat sekeliling kafe, sudah tampak ramai. Tapi dia benar-benar ingin Erika bersamanya, membayangkan dirinya bercumbu dengan Erika di hotel.

Pikirannya benar-benar ingin Erika bersamanya, tiba-tiba tangannya mencengkeram tangan Erina dengan kuat. Tentu saja Erina kaget dan menepis tangan Aldo, tapi tangan laki-laki itu semakin kuat dan wajahnya mendekati wajah Erina dan berucap.

"Jangan munafik Erika! Bukankah kamu suka bercumbu denganku di hotel?"

Plak!

Tangan satu Erina mendarat di pipi Aldo, gadis itu benar-benar marah dengan ucapan tak senonoh Aldo padanya. Dia bangkit dari duduknya menatap tajam pada Aldo.

"Anda tidak sopan tuan Aldo."

Setelah berkata seperti itu, Erina langsung pergi meninggalkan Aldo. Tentu saja Aldo sangat marah dengan sikap Erina tersebut, tangannya mengelus pipi yang di tampar Erina.

"Cih, awas saja kamu. Aku akan mendapatkanmu, Erika."

_

_

******

1
Husein
😀 kisah yg rumit...
bagaimana kl mereka jatuh hati...
sampai kapan bs menghindar dr hubungan suami istri?
Sazmah Maa
lanjut
Husein
aku bukan istrimu yg sesungguhnya... 🤭
Husein
apakah itu Ken?
ato Nadia?
puspa Sari
lanjut..👍👍👍
puspa Sari
🤣🤣🤣🤭😄😄
Laila Isabella
di tunggu update nya thor
puspa Sari
lanjut kan 👍👍👍👍
puspa Sari
lanjut👍👍👍👍
mama yogi
sedikit setiap bab nya 🤭🤭, semoga ga panjang episode nya😂
puspa Sari
di tunggu Ken jantuh cinta kebaran istrinya
puspa Sari
lanjut makin penasaran ceritanya...
Laila Isabella
permulaan bab yg menyenangkn..d tunggu update nya lagi author..
Laila Isabella
kembaran kah mereka??..masih tertanya2..🤭
Husein
kak up nya baanyakin dong 🙏🤗🤗🤗
Husein: eh ummi🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!