NovelToon NovelToon
Pernikahan Darah Sang Raja Mafia

Pernikahan Darah Sang Raja Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pelakor jahat
Popularitas:550
Nilai: 5
Nama Author:

Islana Anurandha mendapati dirinya terbangun di sebuah mansion besar dan cincin di jemarinya.

​Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk keluar dari rumah istana terkutuk ini. “Apa yang sebenarnya kamu mau dari aku?”

​“Sederhana. Pernikahan.”

​Matanya berbinar bahagia saat mengatakannya. Seolah-olah dia sudah lama mengenalku. Seakan-akan dia menunggu ini sejak lama.

​“Kalau aku menolak?” Aku bertanya dengan jantung berdebar kencang.

​Mata Kai tidak berkedip sama sekali. Dia mencari-cari jawaban dari mataku. “Orang-orang terdekatmu akan mendapat hukuman jika kamu menolak pernikahan ini.”

Islana berada di persimpangan jalan, apakah dia akan melakukan pernikahan dgn iblis yg menculiknya demi hidup keluarganya atau dia melindungi harga dirinya dgn lari dari cengkraman pria bernama Kai Itu?

CHAPTER 21

Chapter 21

Masa Kini

POV – Kairav Arumbay

Aku memukul wajah Omar dengan tanganku sendiri. Hal yang tidak mungkin aku lakukan dulu. Tapi setelah tau apa yang yang terjadi, aku tidak bisa tinggal diam. Terutama karena Omar justru tidak bisa melindung istriku sama sekali.

​Istriku.

​Aku merasa seluruh tubuhku ingin memecahkan semua yang ada di sekitarku. Termasuk Omar. Bagaimana bisa ini terjadi? Oza berhasil mengambil Islana dari tanganku. Dia memang cari mati!

​“Dia membawa satu pasukan, Kai.” Hanya itu alasan Omar. Bibirnya berdarah saat aku melihatnya lagi. Tidak hanya itu, mata kanannya lebam berkat Oza.

​Aku hanya peduli dengan Islana. Yang lain sudah tidak penting lagi. “Hamdan!’

​Hamdan yang sama kagetnya denganku saat kembali ke rumah, melihat Omar dengan tatapan berbeda. Bukan cuman aku yang kecewa dengan semua drama penculikan ini.

​“Apa mobil mereka sudah bisa dilacak?” Jantungku berdetak belasan kali lebih cepat dari sebelumnya. Menunggu jawaban Hamdan yang bisa saja berakhir dengan nihil.

​Hamdan dengan wajah lelahnya, mengangguk. “Mobil mereka terlacak meninggalkan kota. Sepertinya mereka menuju Barabay.”

​Sialan! Aku mengambil vas bunga di ruang tamu dan melempar ke dinding terdekat. Suara pecahannya membuat seluruh pengawal di luar sampai masuk ke dalam rumah. Tapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa.

​Memang inilah yang aku lakukan saat rasa balas dendam itu sudah memuncak. Ini sekaligus rasa frustasi karena Oza berhasil mengelabuiku.

​“Dari mana kalian tahu Oza menculik walikota? Apa kalian punya bukti?” Aku bertanya pada Omar dan Hamdan.

​Hamdan tidak menjawab. Hanya melihat Omar untuk menunggu reaksinya. Tapi Omar hanya menunduk. Tidak lama dia baru mendongak dan melihatku.

​“Kami mendapat pesan. Langsung kemari tanpa ke lokasi,” jawabnya singkat.

​Aku menerjam lehernya. Mengangkat kerah bajunya dan mendorongnya hingga tidak bisa pergi dari dinding ruang tamu. Mataku membara di depan matanya yang terlihat frustrasi. “Apa yang kamu lakuin itu sembrono! Bisa-bisanya kasih tau aku tanpa cek secara langsung!”

​“Itu dari markas utama, Kai!” Omar balik membentak.

​Sesuatu yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya. “Berani membentak?! Mau cari mati? Nggak ada bedanya dengan Oza! Kalian berdua sama aja! Dosa paling besar hari ini adalah Islana sampai diculik!”

​Matanya bergetar. Dia takut sesuatu terjadi pada Islana. Aku sadar itu. Dia sepertinya punya hubungan yang cukup dekat dengan Islana. Aku tahu mereka lebih dekat satu sama lain lebih dulu dibandingkan hubunganku dengan Islana.

​“Kalau aku sampai dapat bukti kalau kamu di balik ini,” aku mengancamnya.

​“Nggak,” Omar menggeleng cepat. Dia tidak berani bergerak. “aku nggak ada di belakang ini, Kai. Oza musuh kita bersama.”

​Aku melepaskan genggamanku dengan kencang. Tapi Omar tidak bergerak sama sekali. Dia tahu aku akan membencinya setelah ini. Ya, dia tidak salah. Kepercayaan adalah hal terpenting di Klan Arumbay.

​“Hamdan, pastikan semua siap. Kita akan kejar mereka sampai Barabay.”

​“Tapi Boss,” Hamdan berkata dengan ragu.

​Aku menoleh. “Sepuluh menit lagi semuanya harus selesai. Kita akan datang ke kota itu dan membalas Oza.”

​Hamdan mengangguk dan semuanya keluar. Aku melihat Omar lagi sebelum keluar dari rumah. Dia tahu apa yang harus dia lakukan. Dia harus membayar semuanya dengan datang ke Barabay.

***

Masa Kini

POV – Islana

Mobil Oza berhenti di sebuah pompa bensin. Tempat itu tidak hanya tempat mengisi bahan bakar tapi juga terdapat restoran kecil yang berasa di sebelahnya. Tidak ada banyak orang yang ada di sana.

​“Apa aku boleh pergi ke toilet?” Aku mencari kesempatan.

​Oza berpikir keras. Dia sepertinya tidak suka ide itu. Tapi dia mengangguk pada akhirnya. “Tapi aku akan ada di depan toilet itu. Jadi kamu nggak bisa macam-macam.”

​Aku diijinkan keluar dari mobil dan Oza mengikutiku dari belakang. Pengawalnya dengan pakaian orang biasa, sudah berkeliling dan berdiri di beberapa titik di tempat itu.

​Tidak ada gunanya lari. Mereka bisa menangkap aku dalam hitungan detik. Akhirnya aku masuk ke dalam toko kecil dengan pintu kaca. Toilet ada di dalamnya. Persisnya ada di bagian belakang, tapi tetap ada di dalam toko itu.

​Aku masuk ke toilet. Melihat wajahku di kaca. Entah kemana wajah bahagiaku semalam. Sekarang hanya ada rasa letih dan mata yang lelah. Aku membersihkan wajahku dan membersihkan tubuhku. Mengambil waktu sebanyak mungkin yang aku bisa.

​Setelah keluar, Oza ternyata berdiri di sebelah pintu toilet. Dia menampilkan senyuman yang lebih menakutkan dari seorang Kai sekalipun.

​“Kamu menghabiskan lima belas menit, gadis cilik.” Oza mengeluh.

​“Aku takut nggak ada toilet lagi setelah ini.” Aku berkilah.

​Oza memegang lehernya. “Tenang aja, mana mungkin aku biarin kamu pipis di mobil.”

​Aku memutar bola mataku.

​“Ayo kita makan di resto sebelah. Kamu mungkin pingsan sebentar lagi.” Oza menarik tanganku.

​Aku melihat beberapa orang di toko itu tapi tidak ada yang memperhatikan kami sama sekali. Seolah-olah mereka punya urusan sendiri atau tidak berani melihat ke arah kami.

​Resto kecil itu hanya memiliki meja outdoor dan Oza sepertinya tidak mempermasalahkan beberapa orang melihat kami dengan penasaran.

​“Salad?” Oza mempertanyakan makanan yang aku pesan.

​“Kenapa?”

​Oza menggeleng dan meminta pelayan untuk membawakan Beef Tenderloin Steak untuk kami berdua.

​“Oke, sudah saatnya kita masuk ke topik utama perjalanan menyenangkan kali ini.” Oza melipat tangannya.

​“Menyenangkan?” Aku ingin muntah.

​Oza tersenyum lagi. Seakan tahu aku tidak bisa menahan opini negatif. “Aku punya tawaran bagus untuk kamu.”

​Perutku mulas mendengarnya. Semua yang diawali dengan tawaran dan negosiasi biasanya selalu bernuansa buruk.

​“Apa? Kamu mau membuat pertukaran barang dagang dengan Kai?” sindirku.

​Oza dengan senyuman liciknya melanjutkan. “Bercerai dengan Kai. Menikah dengan aku. Kita akan menjadi Raja dan Ratu di Barabay.”

​Aku tergelak dan air lemon yang baru saja aku teguk, keluar dengan sukses hingga membasahi baju yang aku pakai.

​Ini benar-benar mimpi buruk.

1
danisya inlvr
Gemes banget 😍
Irisa_Sherenada: Gemes* Sama Kai ya? 😊
Irisa_Sherenada: Genes Sama Kai ya Kak? 😘
total 2 replies
Inari
Baru baca beberapa chapter aja udah pengen rekomendasiin ke temen-temen semua!
Irisa_Sherenada: Makasih kakak. Stay tuned yah 😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!