NovelToon NovelToon
Nikah Dulu Saja Ya Kan?

Nikah Dulu Saja Ya Kan?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:716
Nilai: 5
Nama Author: Vismimood_

Pertemuan singkat yang tak disengaja itu yang akhirnya menyatukan Nabilla dan Erik, tanpa rencana apa pun dalam pikiran Nabilla tentang pernikahan namun tiba-tiba saja lelaki asing itu mengajaknya menikah.
Lamaran yang tak pernah dibayangkan, tanpa keramaian apapun, semua serba tiba-tiba namun membawa kebahagiaan.
Pertemuan menyebalkan itu telah membuat Nabilla dan Erik terikat seumur hidup, bahagia hanya itulah yang mereka rasakan.
Merangkai kisah rumah tangga yang bahagia meski selalu ada saja masalah, Erik dan Nabilla menciptakan kisah bahagianya sendiri di tengah gangguan menyebalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vismimood_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kita Sama-sama

Revan pada akhirnya mengantarkan Salsa kembali ke rumah Nabilla, sebenarnya Salsa sempat menolak tapi Revan tidak perduli. Orang tua Salsa sudah menolaknya jadi Revan tidak mau semakin merusak imagenya di depan mereka, terserah meski nanti mereka akan kembali mengusir Revan.

"Sudah di sini saja, aku masuk sendiri."

"Biar saja, nanti kamu dimarahi sendiri."

"Mereka pasti sudah tidur, ini sudah malam."

"Kamu yakin?"

Salsa mengangguk setelah sempat melihat jam di ponselnya, seharusnya memang orang tuanya itu sudah istirahat sekarang sesuai dengan kebiasaannya. Lalu bisa apa Revan kalau sudah seperti itu, setidaknya Revan sudah memastikan jika Salsa pulang dengan selamat setelah bertemu dengan dirinya.

"Ya sudah aku pulang ya."

"Terimakasih."

"Besok kabari kalau mau pergi, em kalau sudah sampai juga kabari ya."

"Ok, kamu hati-hati di jalannya. Jangan lupa kabari aku juga nanti."

Revan mengangguk setuju, ia sempat mengusap pipi Salsa dengan ibu jarinya sampai akhirnya wanita itu memasuki rumah. Revan menghembuskan nafasnya lega, dan berbalik kembali ke mobil.

Namun belum sempat mobil itu dihidupkan, pintu di sana kembali terbuka menunjukan Arya. Revan tak ragu untuk kembali turun dan menghampiri lelaki yang ternyata tidak menyukainya itu, Revan sempat mengulurkan tangannya namun tak mendapat respon apa pun.

"Maaf Om, tapi saya tidak bisa melepaskan Salsa."

"Kamu pikir saya perduli, jangan berani mengikuti anak saya lagi!"

"Tapi kenapa Om, saya harus apa agar bisa meyakinkan Om kalau saya-"

"Pergi!" Sela Arya.

Revan masih tak bisa menerka apa yang menjadi alasan Arya begitu mudah mengambil keputusan dengan menolak Revan, kenapa tidak ada sedikit saja celan untuk mereka saling mengenal lebih dulu. Revan mengangguk, tapi semua tidak akan membuatnya selesai begitu saja, bukankah Salsa sendiri juga minta untuk diperjuangkan.

"Masih diam?"

"Baik Om, saya akan pergi tapi untuk kembali. Apa pun atau bagaimana pun, saya akan buktikan kalau saya tidak main-main."

"Banyak bicara, pergi!"

Revan mengangguk hormat lantas berlalu pergi, setelah mobil itu menghilang dari pandangan Arya tampak hanya menggeleng dan kembali masuk. Rupanya sejak tadi Salsa mendengarkan pembicaraan mereka yang sama sekali tak jelas baginya, Arya benar-benar aneh dengan segala sikapnya kali ini.

Bapak dan anak itu bertahan dalam tatap satu sama lain, bergelut dengan segala terkaan di benaknya tentang satu sama lain. Salsa tidak menyangka jika orang tuanya itu bisa bersikap tidak adil padanya, kenapa Salsa tidak semudah itu mendapatkan restu seperti Nabilla.

"Tidur!" Titah Arya.

"Kenapa Bapak pilih kasih, semudah itu Bapak menerima Erik dan merestui pernikahannya dengan Nabilla. Lalu kenapa giliran aku sekarang malah kayak gini, seperti ini kalian yang sebenarnya?"

"Tidur Salsa!"

"Gak, satu lagi aku tidak mau pulang besok!"

Rosi akhirnya datang setelah cukup lama kehilangan Arya di kamar, rupanya suaminya itu sedang bersama anaknya di sini. Rosi mengusap lengan Salsa karena raut kekesalan di wajahnya itu, ini sudah malam rasanya tidak pantas jika masih harus ribut.

Arya memilih pergi tanpa mengatakan apa pun lagi, kepergian Arya justru membuat Salsa semakin kesal saja. Salsa menatap Rosi entah dengan artian apa, sejak pertama Rosi diam saja tanpa mengeluarkan pendapatnya, apa itu artinya Rosi juga tidak setuju dengan Revan.

"Ibu-"

"Bicara pelan-pelan, ini bukan tempat kita. Jangan sampai membuat malu nantinya, kita hanya tamu di sini."

"Apa aku gak boleh bahagia, bukankah kemarin Ibu yang meminta agar aku mau membuka hati lagi. Ibu yang bilang kalau aku tidak boleh selamanya diam dalam sakit hati ini, lalu kenapa responnya sekarang seperti ini?"

Rosi hanya tersenyum seraya mengusap pundak Salsa, jujur saja Rosi juga belum berhasil bicara dengan Arya tentang Revan. Lelaki itu tampaknya kerasa hati untuk tidak memberikan restunya pada Revan, Rosi juga tidak tahu alasannya tapi pasti akan mencari tahu.

Salsa tersenyum singkat dan memilih pergi juga meninggalkan Rosi, percuma banyak bicara karena wanita di hadapannya pun hanya diam saja. Sebelum ke kamar Rosi sempat ke dapur untuk mengambil minum, sekalian juga untuk dibawa ke kamar agar tidak susah nantinya.

*

Setelah cukup lama terdiam akhirnya pintu itu terbuka, Erik melihat Nabilla yang keluar dengan wajah takutnya. Kenapa jadi terbalik seperti ini, rasanya tadi Erik yang takut Nabilla marah karena ulahnya.

"Nabilla-"

"Tidak besok atau pun lusa dan entah sampai kapan, tolong jangan dulu lakukan itu. Selebihnya terserah saja mau marah atau gimana, tapi aku tidak bisa."

Erik tampak bingung mendengar ucapan Nabilla, apa yang terjadi sebenarnya, kenapa Nabilla jadi seperti itu. Bahkan sekarang Nabilla jadi memakai pakaian yang tadi siang dipakainya, kenapa tidak menggantinya dengan yang baru saja.

"Nabilla."

Cepat Nabilla menghindar ketika Erik hendak menyentuhnya, tentu saja itu membuatnya heran. Nabilla jadi bingung sendiri sekarang harus bagaimana, rasanya Nabilla ingin pulang saja ke rumahnya lagi tanpa harus serumah dengan Erik.

"Kamu kenapa, marah?"

"Gak."

"Maaf, tadi aku memang salah. Harusnya aku izin dulu sebelumnya, aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

Kini Nabilla berani menatap Erik setelah mendengar kalimatnya, Erik juga meminta maaf padanya. Bagaimana bisa, sebenarnya Erik juga tidak marah, padahal Nabilla sudah sangat khawatir dengan itu.

Tak ada lagi penolakan ketika Erik meraih kedua tangannya, kedua kalinya Erik meminta maaf atas kelakuannya tadi. Sejujurnya Erik juga tak sadar dengan tingkahnya itu, entah dari mana keberanian Erik sampai bisa menyentuh Nabilla seperti itu.

"Maaf ya, kalau aku melakukan itu lagi, kamu boleh marah."

"Kamu gak marah?"

"Gak, untuk apa marah. Tapi kamu juga jangan marah, serius aku gak tahu kenapa bisa begitu. Kamu tahu seperti apa detak jantungku tadi, wah itu buat aku gila." Jujur Erik dengan polosnya.

Nabilla tersenyum karena ternyata itu sama seperti yang dirasakannya, ah lega rasanya karena ternyata Erik tidak kecewa atas penolakan Nabilla. Begitu saja Erik mendekapnya hangat, rasanya seperti ini saja cukup untuk saat ini, Nabilla belum menginginkan yang lain lagi.

"Tolong biarkan rasa itu tumbuh lebih dulu, aku janji setelah aku bisa merasakan cinta itu aku akan berikan semuanya padamu. Tolong mengerti karena aku takut jika sampai menyesal nantinya, aku tidak bisa untuk sekarang."

"Aku setuju, kita lakukan setelah ada cinta suatu hari nanti."

Pelukan itu diurai, kini berganti Nabilla yang meraih kedua tangan Erik, lelaki ini jadi begitu mengalah sekarang. Setelah waktu dulu selalu keras tapi sekarang justru berbalik, apa ini Erik yang sebenarnya, atau mungkin Erik hanya memaksakan semuanya.

Sepertinya Nabilla akan lebih mudah menyukai Erik jika memang ini sifat aslinya, sepanjang hidupnya Nabilla tidak pernah mau diperlakukan keras apa lagi dipaksa. Mungkin ini bentuk pengertian dari Erik untuknya, tentu saja Nabilla akan sangat senang jika itu benar.

"Terimakasih."

"Sekali lagi maaf ya aku udah kurang ajar tadi."

"Em mungkin bisa kita lupakan."

"Baiklah, kalau begitu cepat ganti baju. Kamu sudah mandi kenapa pakai baju kotor lagi, sana ganti aku mau ambil minum dulu biar kamu gak risih."

Sekilas Erik mencium kedua punggung tangan Nabilla hingga akhirnya berlalu pergi, sekarang Nabilla bebas bergerak tanpa takut dilihat Erik. Segera Nabilla mengganti pakaiannya dengan pakaian tidurnya, ah malam ini semoga Nabilla bisa mimpi indah setelah pindah rumah, dan tidur bareng suaminya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!