Istriku Selingkuhan Bapakku

"Pak nanti aku sekolah dimana ?."

"Ada sekolahnya bagus. Kamu sudah bapak daftarin disana."

"Nama sekolahnya apa pak ?."

"International of school. Oh iya le, sementara ini kita tinggal di kontrakan dulu ya sampai rumah kita jadi."

"Rumah kita ? Bapak beli rumah ?."

"Iya dong. Rumahnya bagus loh."

"Oh ya pak ?."

"Iya."

"Kamu laper gak kak ?."

"Belum ma."

"Kalau laper bilang ya kak, nanti kita mampir ke rest area buat makan dulu."

"Iya ma."

"Kalau ngantuk tidur aja dulu kak."

"Aku pengen ngemil ma."

"Mas, Ashka pengen ngemil itu. Kalau ada rest area mampir ya. Kita beli camilan sama makanan berat sekalian."

"Makanan berat apa ma yang bisa di makan di mobil ?."

"Kan ada kaepchi atau McD toh mas."

"Oke siap bu bos."

Tak selang beberapa lama ada rest area. Yanu pun menepikan mobil menuju ke rest area tersebut. Sesampainya di rest area, Yanu segera menuju minimarket dan kaepchi untuk membeli camilan dan makanan berat.

"Ma aku kebelet pipis."

"Ayo mama antar. Mumpung bapakmu masih antri di kasir."

"Ya ma."

Maria dan Ashka pun turun dari mobil menuju toilet. Beberapa saat kemudian, Yanu telah selesai membeli semua yang di butuhkan kembali ke mobil. Sesampainya dimobil ia terkejut karena anak dan istrinya tidak ada di dalam mobil. Ia mencoba menghubungi istrinya tapi ternyata ponselnya tertinggal. Setelah beberapa saat, Maria dan Ashka pun datang.

"Kalian itu darimana saja. Bapak khawatir." Omel Yanu.

"Tadi Ashka kebelet pipis mas. Jadi ya aku antarkan. Takut kalau dia tersesat nanti."

"Oalah yasudah kalau gitu. Ini camilan sama makanan nya. Bapak juga beli minum buat mamah dan Andrian."

"Makasih sayangku." Ucap Maria sambil mencium pipi Yanu.

Yanu yang malu karena Maria menciumnya di hadapan anaknya hanya terdiam dan mukanya memerah.

"Cie... Mamah sama bapak romantis banget deh."

"Ah kamu itu mah. Malu tau dilihat Ashka."

"Kenapa harus malu. Kan menunjukan keromantisan di depan anak tidak apa-apa. Asal masih batas wajar."

"Sudah-sudah ayo jalan lagi." Ucap Yanu salah tingkah.

"Andai saja aku lihat bapak sama emak romantis gitu. Aku pasti seneng banget." Ucap Ashka pelan tapi masih terdengar oleh Maria dan Yanu.

Yanu yang melihat Maria tersenyum kecut mencoba menjelaskan kepada anaknya.

"Le, emakmu sama bapak itu sudah gak bisa bersama lagi. Selain sudah ada mamah, ada hal lain yang membuat emak mu sama bapak udah gak bisa sama-sama lagi."

"Ya pak, aku sudah dengar percakapan bapak sama mbah tadi. Emak yang jahat, emak yang salah. Aku juga gak bisa bayangin gimana bapak dulu."

"Hahaha memangnya bapak kenapa ?."

"Ya bapak mungkin nangis pas waktu bapak tau kalau emak selingkuh sama mbah Sulton."

"Sudah jangan dibahas lagi. Sekarang makan itu camilan atau ayam nya. Kita kemungkinan sampai rumah magrib. Ashka kalau mau tidur ya tidur. Bapak mau fokus nyetir dulu."

"Ya pak."

Mereka melanjutkan perjalanan nya menuju Klaten. Setelah makan, Maria dan Ashka tertidur pulas.

"Maafin aku ya sayang. Maaf karena aku belum bisa jadi suami yang baik buatmu. Aku tau kamu pasti sedih mendengar perkataan Ashka tadi. Tapi aku janji sama kamu sayang, aku akan berusaha menjadi suami dan imam yang baik buatmu. Maafkan aku juga karena di awal pernikahan malah banyak sekali masalah." Gumam Yanu pelan tetapi Maria mendengarnya.

"Tidak apa-apa mas. Kamu itu suami terbaik buatku. Insyaallah kamu juga pasti bisa jadi imam yang baik buatku. Aku akan mendampingimu dalam situasi apapun. Suka duka kita jalani bersama ya mas."

"Loh kamu gak tidur toh. Iya sayang kita jalani sama-sama. Love you mamah."

"Love you to mas. Aku cuma merem aja. Hehehehe."

"Yah kedengeran deh gumamanku. Mah nanti sampai rumah mandi bareng yuk."

"Jangan keras-keras nanti kedengaran anakmu."

"Eh iya. Hihihi." Ucap Yanu sembari menutup mulutnya.

"Iya mas. Nanti aku rebukan air biar capekmu hilang. Nanti setelah mandi aku pijitin."

"Makasih ya mah. Oh iya mah, kalau seumpama nanti kita di kasih titipan sama Gusti Allah anak."

"Kenapa mas ?." Potong Maria.

"Tunggu dulu, aku belum selesai bicara sudah di potong aja. Aku ingin punya anak perempuan darimu mah. Kalau bisa jangan ada anak laki-laki lagi deh. Udah cukup Ashka sama Mikha aja anak laki-lakinya."

"Iya maaf mas. Kenapa memangnya mas ?."

"Anak perempuan itu lucu. Bisa di kuncir rambutnya. Apalagi kalau anak dari kamu. Pasti cantik banget. Terus kalau di goda itu loh yang bikin gemes."

"Aamiin... Semoga doa mu di jabah oleh Gusti Allah ya mas. Karena sampai sekarang pun aku juga belum hamil. Kita berdoa saja semoga cepat di kasihnya."

"Ya mah. Kita nikmati dulu saja masa-masa ini. Mungkin Gusti Allah ingin kita nikah sambil menikmati momen pacaran."

"Ya mas, lagipula kalau aku hamil sekarang nanti siapa yang bantuin kamu kerja. Aku gak mau ada perempuan lain selain aku di kehidupanmu."

"Cie... Istriku sayang cemburu nie..."

"Biarin aja. Kamu milikku sekarang. Aku gak mau kejadian kamu sama Ani terulang."

"Gak mungkin lah mah. Kamu itu jawaban dari doaku. Gak mungkin aku menyia-nyiakan kamu begitu saja. Dapatnya saja susah kok mau di sia-siakan. Bodoh sekali lah aku."

"Makasih ya mas."

"Ish kamu itu kok masih panggil aku mas mulu. Panggil sayang kek, papa kek, bapak kek atau apa gitu yang khusus."

"Nung aja gimana ?."

"Nung ? Apaan itu ?."

"Yanuari, Yanu, Nuari, Nu, Nung."

"Hahahaha kamu itu ada-ada aja toh mah. Mbok ya panggilnya yang bagus gitu."

"Nung aja kalau gitu,bagus loh. Nanti kalau sudah ada anak dari kamu baru deh panggilnya beda."

"Emang mau panggil apa ?."

"Ayah gitu."

"Bagus."

"Ini sudah sampai mana mas ?."

"Mas lagi. Hadeh..."

"Sudah kebiasaan ih."

"Yasudah lah mah terserah kamu saja kalau gitu. Ini sudah hampir sampai kontrakan mah. Kamu bangunin Ashka gih."

"Ya mas. Ashka sayang, ayo bangun."

"Emmm... Sudah sampai kah ma ?."

"Sudah hampir sampai."

"Ini dimana ma ?."

"Sudah dekat kontrakan kita sayang, ayo pakai sepatumu."

"Ya ma."

...****************...

"Nah ini rumah kontrakan nya le. Gak besar sih tapi lumayan lah."

"Ya pak, tidak apa-apa. Segini saja sudah cukup buatku kok. Aku ada kamar sendiri gak pak ?."

"Ada dong. Yuk masuk."

Mereka pun masuk kedalam kontrakan. Ashka yang capek langsung menuju kamarnya dan melanjutkan tidurnya kembali. Sementara itu, Maria yang sedang asik menunggu air rebusan nya matang di kejutkan oleh pelukan Yanu dari belakang.

"Mumpung Ashka tidur ma. Ayo." Ajak Yanu.

"Sebentar mas. Airnya sebentar lagi matang."

"Mas tunggu di kamar mandi ya."

"ya mas."

Setelah air matang, Maria masuk ke dalam kamar mandi dan menyiapkan air tersebut untuknya dan Yanu mandi. Maria dan Yanu pun mandi bersama sore itu.

Bersambung....