Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??
Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ketulusan cinta
Akhirnya rangkaian demi rangkaian kegiatan sudah selesai dilaksanakan oleh Avril dengan lancar, pertemuan dengan walikota Turki dan memberikan pidato singkat di acara tersebut sudah Avril lakukan dengan baik.
Dikarenakan Avril sudah tidak betah lagi, dan ingin segera pulang. Pertemuan dengan profesor Akashi dipercepat dari jadwalnya, profesor dengan senang hati menyambut kedatangan Avril di rumahnya. Tak jauh mewah kediaman profesor tersebut dengan kediaman Avril, Avril disana terlihat sangat senang karena bertemu dengan profesor yang menjadi penolong dirinya waktu latihan berat. Begitu lembut dan perhatian pada Avril.
Mereka tertawa ria membahas masa-masa indah saat pertemuan di tanah air.
"Nona, saya harapkan sekali nona bisa menjadi menantu saya kelak" ucap profesor saat mereka berbincang di taman pribadi profesor Akashi.
"Terimakasih profesor, sayangnya tidak mungkin" jawab Avril
"Kenapa nona? Anak profesor juga tampan dan mapan" ucapnya dengan yakin
"Siapa? Devano itu?,, ya ya dia sangat tampan paman. Tapi saya tidak suka playboy seperti dia"
"haha, Nona. Dia single, dikelilingi banyak wanita itu hal biasa, dia memiliki daya tarik yang kuat. Sepertinya devano itu tertarik dengan anda nona"
"Benarkah prof? Tapi tidak bisa saya profesor" Avril menunduk, tidak enak hati menolak.
"Nona pasti sudah punya tambatan hati?"
"hehe, benar sekali profesor "
"Baiklah, siapapun nanti menjadi pendamping nona, semoga nona selalu dilimpahi kebahagiaan ya" doa seorang profesor.
"Amin, profesor. Terimakasih doanya"
"Sama-sama nona"
Mereka tersenyum bahagia diakhir perbincangan.
Tak lupa profesor Akashi memberikan hadiah buku karyanya dengan edisi terbatas itu. Spesial untuk nona Avril. Tak lupa Avril juga memberikan hadiah yang tak terhingga pula berharganya.
Pertemuan diakhiri dengan rasa bahagia di kedua pihak, sayangnya devano tidak hadir. Mungkin kalau dia hadir acara akan lebih lama lagi dan Avril bisa tertahan di sana karena Devano sangat pandai dalam memikat wanita.
Siang itu juga Avril pulang dari luar negeri, mereka telah sampai di bandara tanah air. Nampak Avril sedang tidak enak badan semenjak keberangkatannya dari Turki ke tanah air, mungkin karena kelelahan. Mereka berjalan masih diarea bandara. Waktu menunjukkan kalau hari sudah petang, langit sudah gelap dan udara terasa dingin.
"Nona, mau saya gendong?" inisiatif Li, ia nampak khawatir dengan keadaan Avril yang nampak lesu.
"Tidak usah, paman" Avril terus berjalan walau lemah.
Li hanya merangkul bahu Avril, menopangnya takut-takut dia tumbang.
"Paman, kenapa mereka terus pakai masker?" Avril menunjuk dengan mata pada para pengawalnya.
"Bukankah lebih lancar kegiatan nona jika para pengawal memakai masker?"
"Dih memangnya kenapa?"
"Karena kau tidak akan fokus jika mereka tidak pakai masker"
"Memangnya apa yang kau pikirkan!"
"Sesuai permintaan anda nona, semua pengawal harus tampan, bukan"
"Ah jadi maksudmu kau takut aku menggoda mereka ya?" Avril menyikut perut Li. Li terkekeh membenarkan dugaan Avril.
Tentu saja Avril akan menggoda siapapun yang memiliki paras menawan, sampai mereka baper dibuatnya, padahal Avril hanya main main.
"Aku sudah punya Kei,paman"
"Ya baiklah, nona.. Lihatlah ke sana" tunjuknya pada Kei yang berdiri agak jauh dari mereka, ia melambaikan tangan pada Avril, Kei juga memakai masker.
Avril terkejut sekaligus bahagia melihat kedatangan Kei yang menyambutnya.
"Ha itu Kei" ucapnya.
Ia langsung berlari menghampiri Kei dengan semangat.
"Keii...." teriaknya membentangkan tangan sambil berlari. Kei juga membentangkan tangan menyambut Avril dengan raut bahagia terlihat dari sorot matanya.
Avril meloncat ke pelukan Kei membiarkan dirinya digendong sambil berpelukan. Tentu saja Kei sudah persiapan, ia dengan senang hati menggendong Avril dan berpelukan.
"Aku rindu kamu" Avril nampak berkaca-kaca. Ia bahagia bertemu Kei.
"Aku juga rindu kamu" Kei tersenyum tulus dibalik maskernya.
Avril bertambah bahagia mendengarnya. Sepertinya rasa cintanya begitu besar pada Kei.
"Hei kenapa kamu pakai masker juga?"
"Tuan Li yang meminta, takut ada wartawan yang mengambil gambar, katanya"
"ckk... Memangnya aku artis?"
"Kamu lebih dari artis kan?" goda Kei.
"Kamu yang artis! Artis media sosial!" Avril mengulum senyumnya. Nampaknya masih cemburu dengan postingan Kei.
Kei hanya terkekeh.
"Apakah aku terlihat keren?"
"Sangat keren, sampai aku cemburu melihat komentar wanita-wanita yang menggodamu"
"Itu sudah menjadi resiko orang tampan seperti ku" percaya dirinya Kei.
Avril mencubit pipi Kei gemas.
"Jangan takut ada wartawan" Avril membuka masker yang dipakai Kei, lalu mencium di pipi yang tersenyum itu. Kei membelalakkan matanya, terkejut. Namun langsung tersenyum. Tak menghiraukan tatapan orang sekitar yang ikut baper melihat Avril dan Kei.
"Ayo pulang"
Avril mengangguk dan melingkarkan lengannya di leher Kei, memposisikan dirinya dengan nyaman. Kei terus menggendong Avril sampai ke halaman bandara, ia memeluknya dengan erat membiarkan tubuhnya mengalirkan energi positif satu sama lain, menghirup harum tubuh Kei yang begitu menenangkannya.
Di halaman bandara deretan mobil mewah sudah menunggu, menjemput nona Avril dan Tim untuk pulang.
Li membukakan pintu mobil mempersilahkan nona masuk. Akhirnya Avril turun dari pangkuan Kei.
"Sampai di sini ya" ucap Kei yang masih merangkul pinggang Avril.
"Kenapa tidak ikut denganku?" Avril menyentuh kedua pipi Kei, nampak raut sedih di wajah Avril.
"Tidak, aku bawa motor" tunjuknya dengan mata pada motornya yang berada tidak jauh dari sana.
"Pengawalku yang akan membawakan motormu"
"Tidak usah, pulanglah dan istirahat di rumah ya. Kamu sangat lesu, cantik" Kei mengusap rambut Avril dengan lembut.
"Jadi kau tidak ikut?" Avril memasang wajah menyedihkannya.
"Aku akan ke rumahmu besok, sekarang sudah larut" mencoba memberi pengertian.
"Baik, aku juga lelah dan ingin tidur. Aku tunggu kamu besok ya" akhirnya menurut.
"Baik, aku menemui besok"
Avril tersenyum, ia langsung masuk ke dalam mobil dengan berat hati, karena akan jauh lagi dari Kei. Begitu juga Kei, ia melambaikan tangan yang dibalas oleh Avril. Tak luput senyum terbaiknya dari Kei.
Li masuk ke dalam mobil saat Avril sudah masuk, serta yang lain masuk ke dalam mobil masing-masing.
Mobil melaju meninggalkan bandara. Kei juga pulang setelah Avril berlalu.
Terasa berat memang, tapi Kei harus menjaga batasan. Ia menjaga kehormatan dirinya serta Avril. Karena mereka benar-benar tulus.
*****
Pagi ini Avril sudah terlihat sedikit segar, berkat istirahat yang cukup dan asupan vitamin yang biasa dikonsumsi Avril setiap hari.
Kini Avril dan Li berada di ruangan keluarga tengah berbincang setelah selesai sarapan.
"Nona, kapan kita membereskan Roy?" rasanya Li sudah tidak sabar untuk menghancurkan Roy si penjahat. Avril merasa mendidih hatinya mendengar nama Roy.
"Apa dia sudah tertangkap?"
"Sudah nona, dia sedang di tahan"
"Baiklah, ayo siap-siap"
"Baik Nona"
kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...