Cerita Mengenai Para Siswa SMA Jepang yang terpanggil ke dunia lain sebagai pahlawan, namun Zetsuya dikeluarkan karena dia dianggap memiliki role yang tidak berguna. Cerita ini mengikuti dua POV, yaitu Zetsuya dan Anggota Party Pahlawan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.K. Amrullah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tibanya Para Pahlawan
Saat matahari tenggelam dan sinarnya berubah jingga lembut, Desa Eldoria berubah dari sunyi menjadi hiruk-pikuk. Berita kedatangan para pahlawan Sedressil menyebar lebih cepat daripada angin.
Anak-anak berlari-lari sambil berteriak, para pedagang menutup kios, dan warga berbondong-bondong keluar ke jalan utama.
Dan tak lama kemudian…
Barisan pahlawan Sedressil muncul.
Di depan mereka, bendera kerajaan berkibar, dan derap kuda elit menggema di jalanan desa.
Di barisan paling depan, Amanogawa Kouji turun dari kudanya. Siluetnya tegap, elegan, dan karismatik, auranya langsung bikin semua warga terdiam beberapa detik.
Gadis-gadis desa langsung:
“Ya Tuhan… dia bahkan lebih tampan dari yang diceritakan…”
“Auranya berbeda… benar benar aura seorang pemimpin…”
Di sampingnya, Putri Sena turun dari kudanya dengan langkah selembut angin. Senyumnya murni dan damai, benar-benar seperti cahaya kecil yang menyembuhkan hati.
Warga langsung membungkuk dalam.
Namun Putri Sena menatap mereka lembut dan berkata:
“Tak perlu berlebihan. Kami hanya singgah untuk beristirahat di desa nan indah ini kemudian mencoba latihan di dungeon dekat sini. Terima kasih telah menerima kami.”
Nada suaranya… menenangkan dan suci.
Seorang ibu-ibu bergumam sambil mengusap mata:
“Putri Sena… kau benar-benar seperti seorang malaikat…”
Penginapan milik Gerald dan Lili diselimuti aroma wangi yang halus namun asing. Ketika para pahlawan masuk, mereka langsung menyadari sesuatu yang tidak umum.
Akari mengendus.
“Hm? Bau ini kayak… sabun modern banget.”
Yui mengambil sebatang sabun warna pastel dan menatapnya seolah itu benda alien.
Hanabi, dengan indra penciumannya yang tajam, langsung mengambil sabun itu, mengendus, memiringkan kepala… lalu matanya melebar.
“…Ini sabun dari dunia kita.”
Semua pahlawan mendekat.
Ryunosuke mengangkat sabun dan menjelaskan:
“Teksturnya, aromanya, bentuk cetakannya… ini persis sabun dari Jepang. Bukan sabun lokal dunia ini.”
Kouji menatap sabun itu dengan fokus, dia memperhatikan setiap detail disabun itu dengan sangat fokus.
Sementara itu, Lisa Graham menyilangkan tangan.
“Kerajaan tidak memproduksi sabun seperti ini. Tidak ada fasilitas pembuat sabun sebesar ini di Sedressil.”
Rey Normand mengangguk. “Jadi, jika bukan dari dunia kalian… pasti ada kelompok yang membuat sabun mutu tinggi.”
Putri Sena melihat sabun itu dengan mata lembut dan penuh rasa ingin tahu.
“Saya merasa… sabun ini dibuat dengan sangat teliti. Aromanya bersih… halus… Tidak mungkin pedagang biasa yang membuatnya.”
Lili dan Gerald menahan napas keras DEMI DEWA jangan sampai mereka bilang “Zetsuya”! (Sebenarnya Lili dan Gerald berjanji kepada Zetsuya untuk tidak membeberkan kalau sabun mereka itu dari Zetsuya atau pasokan barang itu akan diputuskan)
Tapi para pahlawan sama sekali tidak terpikir ke sana.
Justru seketika, Ryunosuke memukul tangan ke telapak seolah mendapat pencerahan.
“Tunggu. Keshogunan Nagumo!”
Akari langsung mengangguk cepat. “Oh! Masuk akal! Mereka kan keturunan pahlawan 500 tahun lalu.”
Yui ikut menimpali:
“Dan wilayah mereka tertutup. Mereka punya budaya bathing culture paling maju. Kayaknya mereka bisa produksi sabun seperti ini.”
Rey Normand menatap sabunnya sekali lagi.
“Ya… kalau sumbernya dari dunia itu, pasti Nagumo. Mereka turun-temurun menghasilkan barang-barang unik.”
Putri Sena tersenyum tipis.
“Kalau begitu, kita tidak perlu khawatir. Kalau ini buatan Nagumo, pasti aman dan berkualitas.”
Gerald hampir jatuh pingsan karena lega.
“TERIMA KASIH PAHLAWAN AGUNG NAGUMO, KAU MENYELAMATKAN HIDUPKU.”