Three Minds, One Darkness

Copenhagen Denmark

Alucard lalu menghubungi pengawal hitamnya untuk membuang mayat orang yang sudah dibunuhnya sementara Margaretha diikat olehnya di kursi baik tangan dan kakinya.

"So, kamu dan aku sama kan, Dracula?" ucap Margareth.

"Apa maksudmu sama?" tanya Alucard.

"Kita sama-sama pengacau. Jadi ...." Mata hijau Margareth memandang mata coklat Alucard. "Bagaimana kalau kita rekonsiliasi?"

Alucard mengrenyitkan dahinya. "Rekonsiliasi?"

"Iya. Aku tidak akan bilang sama siapapun soal kamu tapi kamu juga harus membantu aku."

"Dengar Maggie. Kamu dalam posisi tidak bagus untuk negosiasi!" Alucard mendekati Margareth. "Lagipula, aku bisa saja membuatmu menghilang atau mati dengan berbagai model hingga polisi pun bisa menganggap kamu tewas karena kecelakaan."

Margareth menganga. "Kamu tidak mungkin berani melakukannya?"

"Siapa yang bilang? Aku tidak perduli siapapun yang aku bunuh termasuk kamu, Princess."

"Hei! Kamu tidak bisa melakukan itu! Daddy dan Mommy akan mencari tahu kenapa aku bisa mati!"

"Apa kamu yakin?" senyum Alucard.

"Sangat yakin! Aku akan menghantui kamu dan kedua orang tuaku. Aku akan meminta tolong pada mereka!"

"Memangnya kamu bisa?" ejek Alucard.

"Tidakkah kamu nonton The Sixth Sense? I see dead people?" jawab Margareth dengan dagu terangkat.

"Do you? Kamu punya sixth sense? Indigo? I don't think so." Alucard mengambil pisau bedahnya. "Meskipun aku ingin melihat aorta kamu menyemburkan darah, tapi aku bukan tipe suka bersih-bersih darah."

Margareth menatap panik ke Alucard.

"Aku serius dengan ucapan aku, Dracula. Kita harus bekerjasama."

"Apa maksudnya?" tanya Alucard sambil melihat leher jenjang Margareth. "Aortamu berdenyut. Damn, aku ingin memotongnya."

"Jangan kamu gigit leherku! Aku tidak mau menjadi drakula wanita! Aku tidak mau harus minum darah, padahal aku tipe red wine." Margareth menatap Alucard serius.

"Memangnya aku suka minum darah? Tidak Maggie ... Aku suka melihat darah. Itu perbedaannya." Alucard hendak mencium leher Margareth ketika ponselnya berbunyi. Pria itu mengambilnya dari meja. "Ya Father? Aku? Aku bersama dengan Princess Margareth of Sweden. Kami sedang menikmati acara bersama. Tahu sendiri kan?"

Margareth mendelik. Bisa-bisanya dia bilang begitu?

"Aku harus ke istana sekarang?" tanya Alucard dengan wajah malas. "Baik Father."

Margareth menatap Alucard. "Well?"

"Kita harus ke istana ... Berdua!"

***

Margareth keluar dari apartemen Alucard dan melihat sudah tidak ada tanda-tanda bahwa tadi ada pembunuhan. Margareth hanya mengalihkan pandangannya karena Alucard sudah mendorongnya berjalan menuju lift. Margareth mengira-ngira tinggi pangeran Denmark ini. Sepertinya sekitar 189cm - 190cm.

"Kita akan melakukan apa di istana?" tanya Margareth.

"Seperti hal nya para bangsawan. Sosialisasi."

Margareth hanya menghela nafas panjang. Aku paling malas sosialisasi!

**"

Istana Copenhagen

Margareth dan Alucard tiba di istana yang langsung disambut asisten Raja.

"Pangeran, anda ditunggu yang mulia. Oh, tolong ganti baju anda. Princess Margareth, anda juga. Jangan pakai jeans!" ucap Eric Laudrup, asisten ayah Alucard. "Kalian semua, harus berganti pakaian!"

Alucard dan Margareth sama-sama menggelengkan kepalanya.

Menjadi bangsawan itu terkadang menyebalkan. Terlalu banyak aturan!

***

Alucard dan Margareth datang ke ruang makan dimana sudah ada dua anggota keluarga duduk disana. Raja Christian de La Borde dan istrinya, Ratu Rosemary, menatap tajam ke arah Alucard sementara sang kakak, Andre de la Borde, menggelengkan kepalanya pelan.

Sementara itu Raja Magnus Eriksson dan Ratu Astrid menatap dingin ke Margareth. Sang kakak, pangeran Marcell memiliki pandangan yang sama dengan Pangeran Andre de la Borde.

"Jadi ... Kamu ...." Raja Chrisitian hendak memarahi Alucard tapi Ratu Rosemary menahan tangannya.

"Ayo kita makan siang dulu. Ayo, Maggie, duduk, kita makan." Ratu Rosemary tersenyum ke arah Alucard dan Margareth.

Keduanya pun duduk berhadapan dan acara makan siang pun dimulai.

***

"Aku rasa mereka sudah terlalu dekat, Christian," ucap Raja Magnus saat mereka minum kopi.

"Apa maksudmu, Magnus?"

"Bagaimana jika mereka berdua kita nikahkan. Kita sama-sama kerajaan Skandinavia bukan? Nenek moyang kita sama .... Maggie dan Alucard tadi sudah bersama.

"Magnus, Al bukan tipe ... Pangeran yang mau menikah." Raja Christian sangat tahu putranya itu ... Rebel. Pemberontak. Bahkan gen ibunya lebih besar 95 persen dibandingkan dirinya.

Christian tahu putranya punya The dark side dan dia berusaha tutup mata selama itu orang jahat. Tapi menjodohkan dengan Margareth? Bagaimana jika dia tahu sisi gelap Al?

"Do you think I have a good idea?"

"Apa kamu yakin?" tanya Christian. "Al banyak kekurangannya lho."

"Maggie juga. Kamu lihat, ubanku makin banyak bermunculan gara-gara putriku. Siapa tahu dengan mereka bersama, setidaknya Maggie tidak aneh-aneh dan berkurang badungnya." Raja Magnus menatap Raja Christian.

Ayah Andre dan Alucard itu hanya menyesap kopinya.

***

"Bagaimana bisa kamu dengan Maggie bersama?" tanya Andre ke Alucard.

"Bisa dibilang ... Dia tiba-tiba muncul!' jawab Alucard apa adanya.

"Al, apa kamu bisa berpikir bahwa ini akan kacau ke depannya."

"Aku tidak melakukan apa-apa bersama dengan Maggie, Ndre!" balas Alucard.

"Really?" ucap Andre skeptis.

"Kamu itu sukanya curiga," senyum Alucard.

"Al, kamu sudah membuat Konoha amburadul jadi aku minta jangan bikin amburadul juga di Denmark." Andre sangat tahu hobi adiknya untuk menghilangkan orang-orang jahat. "Jangan membuat Father pusing lagi. Kamu sudah have fun go mad di Konoha."

Alucard tersenyum smirk. "Aku sangat senang disana."

"Al, aku rasa Father serius soal kamu dan Maggie bersama. Bisa jadi kalian akan di ...."

"Stop bilang di mak emak comblang! No!" Alucard bergidik. "Aku lebih suka melajang!"

"Kamu boleh berencana, little brother tapi terkadang banyak hal yang bisa membuat rencanamu akan berubah di tengah jalan," ucap Andre.

Alucard hanya menggelengkan kepalanya. "Nope, I will stay single. Melajang selamanya!"

***

Ratu Astrid rasanya ingin menjewer telinga Margareth tapi dia masih ingat berada di istana.

"Kamu itu! Ya ampun, bagaimana bisa kamu kabur? Untung kamu bertemu dengan Alucard! Mommy tidak terbayang kalau kamu sampai kenapa-kenapa!" desis Ratu Astrid membuat Margareth hanya melengos. "Maggie!"

"Mom, aku ingin jalan-jalan. Bosan tahu!" eyel Margareth dan kali ini Ratu Astrid tidak menahan diri. Wanita anggun itu langsung mencubit patpat Margareth yang sering membuatnya sakit kepala.

"Mommy nikahkan kamu dengan Al saja! Biar Daddy dan Mommy tidak pusing soal kamu!" ucap Ratu Astrid.

Margareth melongo. "Mom! Dia itu dracula!"

"Terus kenapa? Bagus kan Dracula bertemu dengan cewek Badung macam kamu! Biar kamu anteng!" balas Ratu Astrid galak.

*You've got be kidding me! Mommy bercanda kan?" Margareth melirik ke arah Alucard yang sedang mengobrol dengan Andre dan Marcell. "Bercanda kan?"

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️