"Ah, aku berada di mana?"
Sebuah tempat yang mengesankan! Sial, tapi ini bukan duniaku. Ini adalah dunia sihir! Tunggu, aku terjebak di dalam tubuh seorang pemuda hina yang memiliki sihir sama sekali.
Bodoh, kenapa aku ini mencintai seorang putri kekaisaran sedangkan aku bukan siapa-siapa?
Ahahaha tidak masalah, mari kita genggam dunia ini menggunakan sebuah kecerdasan yang luar biasa. Tidak apa-apa aku tidak memiliki sihir, tapi aku memiliki sebuah seni yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Ini adalah dunia yang dipenuhi oleh pedang dan juga sihir. Kau tidak punya sihir? maka kau akan dikucilkan. Tapi mari kita lihat, bagaimana pemikiran dunia modern diterapkan di dunia yang tidak pernah menyentuh sains yang menakjubkan. Juga, mari kita taklukkan dunia ini dengan sebuah kecerdasan dan perkembangan teknologi yang luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arachanaee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Kimiawan
Reaksi yang terjadi, ketika dua bahan itu bercampur adalah, ledakan yang besar, yang cukup membuat sebuah api yang mampu untuk Kazuto dan yang lainnya terlempar ke belakang. Ledakan itu, itu memang bukanlah sebuah ledakan akibat sebuah sihir.
Kazuto menatap ke depan sambil terbatuk-batuk. Laura juga terbatuk-batuk, Cornel apalagi. Mereka berdua tidak mengerti apa yang terjadi baru saja, tapi yang pasti mereka semua baru saja diserang. Kazuto tidak marah atau apapun yang membuat dia terpicu emosinya, tapi dia merasa ada perasaan senang yang membuat dia tersenyum lebar.
Ledakan itu memang bukan diakibatkan oleh sihir atau benda sihir lainnya, tapi reaksi alkimia. Kazuto tahu ketika remaja itu melemparkan sebuah bubuk berwarna putih dari tangan kirinya, kemudian melemparkan cairan berwarna kuning dari tangan kanannya, masing-masing adalah senyawa kimia yang apabila dipertemukan akan menjadi senyawa yang berbahaya yang dapat meledak. Dunia ini menyebut bahwa remaja ini adalah, alkemis.
Tentu saja ledakan itu memicu perhatian orang-orang. Sahal segera berlari ke arah Kazuto, mungkin bukan hanya Sahal, tapi seperti Selena atau mungkin Elynore juga berteriak panik. Penduduk desa juga kaget dan berteriak panik saat kepulan asap tidak menghilang.
Sementara itu, remaja tersebut segera keluar dari kereta. Dia ingin segera keluar dari sini bagaimanapun caranya. Keberadaan dunia yang jahat ini memang tidak membutuhkannya, yang ada dirinya hanya akan menjadi alat seperti budak yang hanya menjadi sampah. Memang, orang yang tidak memiliki sihir apa gunanya?
Sekalipun orang-orang itu tadi melepaskan ikatan yang dilakukan oleh keluarga Crimson itu tadi, dia tidak percaya sedikitpun.
Namun saat dia berlari, Helen tiba-tiba sudah ada di sampingnya sambil menendang kaki kiri remaja tersebut. Alhasil remaja itu pun tersungkur. Helen menarik kerah baju lusuh remaja tersebut dan menariknya secara paksa. Sehingga, wajah remaja tersebut kini berhadapan dengan wajah Helen yang terkesan amat kejam.
“Apa yang baru saja kamu lakukan!”
Saat itu juga, kepulan asap menghilang. Remaja yang ditangkap oleh Helen, kini dikepung oleh banyaknya penduduk desa. Mereka berwajah kesal, geram dan penuh dengan dendam karena baru saja melepaskan sebuah ledakan yang membuat kepala desa mereka terlempar.
“Dasar tidak tahu diri! Bunuh dia!” Teriak salah satu penduduk dengan amarahnya, sikap yang provokatif membuat penduduk desa terpancing.
“Ya! Bunuh dia karena telah melukai kepala desa!”
“Hukum gantung!”
“Sudah-sudah, hentikan.” Dari balik kerumunan. Kazuto berjalan bersama dengan Laura dan juga Cornel. Mereka bertigalah yang baru saja terkena sebuah ledakan yang diakibatkan oleh remaja tersebut. Tapi, untungnya kondisi mereka hanya baik-baik saja, walaupun Kazuto sendiri sedang memapah Cornel.
Ya, seorang Kazuto sedang memapah Cornel! Itu memmbuat sorotan dari penduduk desa. Ini tidak bisa dipercaya yang membuat penduduk desa tidak bisa berkata-kata.
“Aku adalah kepala desanya. Namaku Kazuto.” Ucap Kazuto terhadap remaja tersebut. “Siapa namamu?” walaupun dia yang baru saja diserang, tapi Kazuto tetap memberikan pendekatan yang lembut.
“Kau, cih! Jangan berpikir bahwa telah memiliki sihir, kau bisa berbuat seenaknya!” Ucap remaja itu.
Helen yang mendengar hal itu, dia menekan kepala anak tersebut dengan keras. Sembari mengucap dengan nada tinggi, “Ketahui dengan siapa kau berbicara!”
“Helen, jangan kasar-kasar.” Kazuto memperingatkan.
Helen mengangguk sebelum dia tidak lagi menekan kepala anak itu. Akan tetapi, jika anak ini mengucapkan kata-kata umpatan kasar, Helen tidak akan segan lagi.
“Aku ini juga tidak punya sihir. 60% penduduk juga tidak punya sihir. Kamu adalah pemuda yang hebat, karena telah mengandalkan pengetahuan alkimia untuk bertahan hidup.”
Pemuda itu membuka matanya lebar-lebar, tidak bisa dipercaya bahwa pemuda dihadapannya adalah seorang yang bukan ahli sihir. Lantas, ledakan yang keluar beberapa menit yang lalu itu apa? Pemuda itu kemudian menggertakkan giginya, tidak percaya bahwa kepala desa ini tidak memiliki sihir.
“Kalau aku tidak salah, bubuk ini pasti oksidator, seperti kalium permanganat atau amonium nitrat. Cairannya mungkin bahan bakar, seperti gliserin atau minyak." Dia tersenyum, kagum dengan kreativitas anak itu.
“Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan!”
“Helen, lepaskan dia.”
“Tapi tuan.” Helen membantah.
Kazuto hanya terdiam. Helen tidak berkutik.
Pemuda itu kemudian dilepaskan. Tapi dia terdiam dan sama sekali tidak kabur atau melakukan sebuah penyerang seperti sebelumnya. Namun, dia juga tidak tahu harus berbuat apa ketika orang-orang di desa ini menatapnya dengan begitu sinis.
“Bawa dia ke ruanganku.” Ujar Kazuto sambil membelakangi mereka.
Helen kemudian menendang kaki remaja tersebut dengan pelan, seolah memberikan kode kepada pemuda tersebut untuk mengikuti kemana perginya Kazuto bersamaan dengan Cornel.
Sementara pemuda itu menelan ludah secara kasar dan segera mengikuti kemana perginya orang tersebut. Sekarang, melawan orang banyak tidak akan berguna, sehingga remaja itu hanya bisa menurut.
……
Sekarang, di ruang pribadi Kazuto, ada Helen, Selena, Elynore yang ikut karena hendak menyembuhkan Cornel dan juga Kazuto, serta remaja tersebut. Mereka semua berdiri di belakang Kazuto, kecuali remaja tersebut yang berdiri meringkuk
“Kau belum menyebutkan namamu.”
“Ka-kael. Kael Yukimura.”
“Jadi, bagaimana bisa kamu ada di kereta dalam kondisi terikat?”
“Aku berasal dari kota Lostro. Dan, kalian tahu sendiri bahwa seorang yang tidak memiliki sihir, bahkan jauh lebih rendah dibandingkan dengan magical beast. Sehingga, aku dijual oleh orang tuaku.” Kael merunduk, takut untuk berbicara.
“Hei, jangan minder. Aku juga tidak punya sihir. Tapi aku bisa membunuh orang yang bernama Ted Crimson itu kan? Kau juga berbakat, sekarang jelaskan padaku bagaimana kamu bisa menciptakan ledakan dengan berbagai unsur itu?”
“Ah.” Kael masih tidak percaya jika Kazuto tidak punya sihir. Bocah dengan tinggi sekitar 165 Cm, 5 Cm dibawah Kazuto, dengan rambut berwarna hitam legam dan kulit sawo matang itu kemudian melanjutkan ucapannya. “A-aku tidak tahu. Aku hanya mencampurkan beberapa bahan dan bisa menciptakan bubuk peledak itu. Ja-jadi, walaupun aku tidak punya sihir, a-aku mungkin berusaha untuk menciptakan sihirku sendiri. Aku hanya melakukannya untuk bertahan hidup.”
“Bagus sekali Kael. Kau datang kepada orang yang tepat. Kalau aku memberimu kesempatan untuk belajar, maukah kau menjadi lebih dari sekadar penyintas? Jika kamu menjadi seorang kimiawan terhebat. Kamu bisa membuat senjata kimia, kamu bisa berhadapan dengan seorang ahli sihir hebat sekalipun."
Bocah itu menatap Kazuto dengan mata berbinar, keraguannya mulai luntur. "A-aku mau. Tapi... aku harus belajar dari mana?"
“Tenang saja, aku akan menyiapkan modul untukmu. Besok, kamu akan belajar Kimia dasar. Untuk sekarang, aku benar-benar ingin istirahat.” Ucap Kazuto, yang kemudian dia bersandar pada kursi kerjanya.
Tapi memang wajar, Kazuto sudah berhari-hari, bahkan lebih dari seminggu dalam survival. Wajarlah jika dia merasa kelelahan.
ayo mampir juga dinovelku jika berkenan