NovelToon NovelToon
Pelahap Dosa

Pelahap Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Reinkarnasi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kara_Sorin

Berlatar era Dinasti Shang Tiongkok.

Bermunculan beberapa Aliran Perguruan terkemuka, Aliran Tao, Aliran Giok Putih, dan Aliran Pedang Iblis. Ketiga Aliran bersaing dalam hal bela diri termasuk mendapatkan pengakuan sebagai Pelahap Dosa terkuat.

Wang Yi, seorang pemuda buta dari Aliran Tao yang terbuang dari keluarga. Takdir membawa dirinya menjadi seorang Pelahap Dosa atau Pemakan Dosa. Wang Yi memiliki tugas memakan dosa orang lain. Kutukanlah yang membawanya menjadi pemuda buta dan memakan dosa manusia lain. Akibat karma buruk dari kehidupan sebelumnya.

Bagaimanakah petualangan Wang Yi melawan makhluk misterius yang terbentuk dari tumpukan dosa? dan memecahkan misteri pembunuhan dari setiap perjalanannya?

Mampukah Wang Yi mematahkan kutukan dirinya sebagai Pelahap Dosa?

Yuk ikuti ceritanya😆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kara_Sorin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Melakukan Ritual Pelahapan Dosa

Di Pondok milik Shirong...

“Haiya, aku tak menyangka suatu berkah kau terjatuh ke Jurang Kematian,” ucap Pendeta Shaosheng yang semakin membaik.

“Benar, tidak seperti kau. Bisa-bisanya tergoda hanya karena melihat tubuh wanita pengering mayat,” ledek Shirong.

“Hei! Dasar bocah tengik! Siapa yang tergoda? Aku hanya…hanya lengah sedikit,” Pendeta Shaosheng membela diri.

Wang Yi mendengarkan sembari menenggak arak dari guci yang cukup besar. Pendeta Shaosheng mencondongkan tubuh supaya lebih dekat dengan Wang Yi.

“Yi’er, ku dengar kau mendapatkan energi Qi yang besar dari Biksu Sesat Song?” tanya Pendeta Shaosheng.

Wang Yi mengangguk dan membenarkan mengenai hal itu.

“Haiya, itu artinya kau mengkhianati guru dengan menerima ilmu dari musuhnya,” ucap Pendeta Shaosheng meninggikan suara.

“Aku sungguh tidak mengetahui. Bahwa biksu tua itu menyalurkan energi Qi-nya. Aku hanya melindungi...,” jawab Wang Yi berhenti sejenak.

Saat dia teringat, kejadian di mana dirinya salah mengira Rong Rui dalam bahaya dan memilih menjadi tameng. Melindungi gadis itu dari serangan Biksu Sesat Song. Hingga pada akhirnya menerima energi Qi yang besar dari Sang Biksu.

“Melindungi?!” tanya Pendeta Shaosheng dan Shirong bersamaan.

“Kenapa tak melanjutkan ucapanmu?” tanya Pendeta Shaosheng curiga.

“Benar, jangan-jangan….?” tanya Shirong saling melempar pandang pada Pendeta Shaosheng.

Bletak!

Bletak!

Wang Yi nampak kesal dan memukul kepala kedua saudara seperguruannya itu. Keduanya hanya bisa meringis. Sampai terdengar suara seseorang masuk ke dalam pondok. Seorang pria tua masuk tergopoh-gopoh.

“Apakah di sini ada seorang Pendeta Pelahap Dosa?” tanya pria tua.

Wang Yi dan yang lainnya saling melempar pandang.

Kini, mereka berada di Kediaman seorang Saudagar Kaya di Kota Huayin.

Pria tua yang datang ke pondok, merupakan Kepala Pelayan di kediaman itu. Dia bergegas mencari seorang Pelahap Dosa karena ingin melindungi Tuannya. Supaya mayatnya tidak dirusak oleh wanita misterius pengering mayat.

Wang Yi meraba tubuh mayat yang dipanggil Saudagar Chen. Asap hitam perlahan muncul dari mayat tersebut.

“Sepertinya kau harus segera melakukan ritual Pelahapan Dosa. Kita belum mengetahui tujuan wanita pengering mayat mengambil dosa orang-orang. Jangan sampai wanita itu mendahului,” bisik Pendeta Shaosheng di telinga Wang Yi. Shirong ikut mendengarkan bisik-bisik saudara seperguruannya.

“Haiya, tidak perlu mencemaskan apapun. Kami akan segera melakukan ritual Pelahapan Dosa. Kau hanya perlu menyiapkan arak dan sedikit kepingan uang,” ucap Pendeta Shaosheng setengah berbisik pada Kepala Pelayan.

Kepala Pelayan mengangguk tanda mengerti, “kami akan menyiapkan segala keperluan para Pendeta.”

Seusai mengucapkan kalimatnya, seorang wanita masuk ke dalam ruangan. Wanita itu tak lain adalah Rong Rui.

“Dasar para Pendeta Busuk. Tidak tahu malu. Kalian meminta upah dari ritual seperti ini? Pantas saja, Tetua Aliran Tao mengusir kalian,” ejek Rong Rui.

“Kau?!” Pendeta Shaosheng hendak berbuat perhitungan pada Rong Rui.

Namun buru-buru Shirong mencegah dengan memegangi tubuh Pendeta Shaosheng.

“Jika kau datang ingin mengambil energi Qi dalam tubuhku, dengan senang hati akan ku serahkan," ucap Wang Yi.

Rong Rui mengulas senyum, “aku tak membutuhkan energi Qi dari seorang Biksu Sesat. Aku sudah cukup percaya diri dengan energi Qi yang aku miliki.”

“Pih, wanita sombong,” timpal Pendeta Shaosheng memasang wajah jengkel sembari mengibaskan kemucingnya.

“Lagipula, aku datang kemari. Hanya ingin menunggu kedatangan wanita pengering mayat,” ucap Rong Rui.

Tanpa mereka sadari, tak jauh dari sana. Di balik pintu, seseorang tengah menguping. Gerakan langkahnya tak luput dari pendengaran tajam Wang Yi.

“Siapa di sana?!” ucap Wang Yi setengah berteriak.

Shirong bergerak dengan cepat dan menyeret seorang pemuda yang bersembunyi dari balik pintu.

“Siapa kau?!” tanya Pendeta Shaosheng penuh selidik.

Kepala Pelayan di Kediaman Saudagar Chen terkesiap.

“Tu…Tuan Muda, kau tidak perlu datang kemari. Hamba yang akan mengurus semuanya,” ucap Kepala Pelayan sembari menghampiri Tuan Muda Chang. Wajah Tuan Muda Chang terlihat pucat pasi. Tiba-tiba tubuhnya oleng, untung saja Kepala Pelayan segera memeganginya.

“Ayah….” ucap Tuan Muda Chang dengan suara parau.

“Tuan Muda sebaiknya beristirahat saja,” ucap Kepala Pelayan sembari meminta pelayan lain membawa Tuan Muda Chang kembali ke kamar.

“Tuan Muda, sejak kecil sudah sakit-sakitan. Tubuhnya lemah, jadi segala keperluan keluarga ini aku yang mengurusnya,” terang Kepala Pelayan.

“Baiklah, jika begitu segera siapkan segala kebutuhan untuk ritual Pelahapan Dosa,” ucap Wang Yi.

Tak terasa, pagi telah berganti. Malam datang secepat tiupan gelombang pasang. Hanya suara derik binatang malam yang terdengar bersahut-sahutan. Angin malam berhembus perlahan. Di tempat terbuka halaman Kediaman Saudagar Chen. Meja persembahan untuk Ritual Pelahapan Dosa telah disiapkan. Peti mati kayu yang dipoles khusus, tak jauh berada di sana.

Wang Yi ditemani Pendeta Shaosheng mempersiapkan ritual. Kertas berwarna kuning dan putih terlihat tersebar di sana sini.

Tring!

Tring!

Suara lonceng ditangan Pendeta Shaosheng terdengar berdentang.

“Manusia di dunia ini, tidak akan lepas dari dosa. Hanya kebajikan yang akan bertahan. Penerang dalam perjalan kembali ke Akhirat,” ucap Pendeta Shaosheng sembari membunyikan lonceng.

Wang Yi yang berdiri dekat dengan mayat Saudagar Chen meraba tubuh yang sudah membujur kaku tersebut. Asap hitam mulai keluar dari tubuh Saudagar Chen. Perlahan, Wang Yi menggerakkan tubuh mengikuti gerakan alam yang berkesinambungan. Jurus Tarian Tao terkesan lebih lembut dan mengikuti alam.

Disaat Wang Yi hendak menyalurkan energi Qi-nya. Telinganya menangkap gerak-gerik mencurigakan dari balik pilar Paviliun.

“Siapa di sana?!” teriak Wang Yi.

Pendeta Shaosheng waspada, dia melihat sekelabat bayangan seseorang menggunakan pakaian berwarna hitam. Kedua pendeta itu melesat mengejar seseorang mencurigakan. Shirong dan Rong Rui yang sedari tadi bersembunyi di balik semak bergegas mengikuti.

Pendeta Shaosheng menggunakan jurus meringankan tubuh. Mengejar sosok misterius berpakaian hitam. Kemucingnya dia lempar hingga menjegal kaki orang yang tengah berlari.

Gubrak!

Membuat seseorang itu terjatuh. Tetapi, orang itu lekas bangkit berdiri meski tertatih.

“Hei! Berhenti!” teriak Pendeta Shaosheng.

Kepala Wang Yi menengok kiri dan kanan. Telinganya mendengarkan dengan seksama. Ke mana langkah kaki orang misterius tersebut. Dia berlari mengejar setelah mendengar suaranya. Di belakangnya, Shirong dan Rong Rui ikut mengejar.

Rong Rui yang melayang di udara, melihat sekelebat bayangan menuju arah belakang rumah. Dia menghunuskan pedang, mengarahkan pada orang yang sedang berlari.

“Berhenti!” teriak Rong Rui.

Pedang itu tepat mengarah pada seseorang misterius. Orang itu terkesiap dan merunduk dengan cepat, menghindari serangan Pedang Rong Rui. Lantas berguling dan bangkit hendak melarikan diri.

Tetapi, Wang Yi selangkah di depan dan langsung menjegal kaki seseorang itu hingga terjunggal. Suara rintihan keluar dari balik cadar yang menutup sebagian wajahnya. Dia berusaha bangkit berdiri.

Pendeta Shaosheng yang tiba di tempat itu, segera merapalkan mantra.

“Sì gè jiǎoluò de shǒuhùshén, empat dewa penjaga arah mata angin. Langit dan bumi menjadi satu mengikuti perintah Lóngshén.”

Kemucing Pendeta Shaosheng secara ajaib berubah memanjang dan menjulur ke arah orang misterius yang hendak melarikan diri.

Slur!

Orang misterius terjatuh dan meronta. Berusaha lepas dari jeratan Kemucing Pendeta Shaosheng. Shirong yang tak jauh dari sana segera menerjang orang itu. Membuka cadar hitam yang menutupi wajah seseorang misterius.

“Ka…Kau?! Tuan Muda Chang?!” ucap Shirong terkesiap.

Wang Yi yang mendengar ucapan Shirong seketika terkejut. Tak terkecuali Rong Rui dan Pendeta Shaosheng. Tak berselang lama, Wang Yi menyadari sesuatu.

“Gawat! Sepertinya ini hanyalah pengalihan!” ucap Wang Yi bergegas kembali ke tempat Ritual Pelahapan Dosa. Di susul Shirong, Pendeta Shaosheng maupun Rong Rui.

1
herry bjb
kebanyakan halu ceritanya juga cerita tokohnya naif....cukup sekian saja baca novel ini....
Kara: lhoh klo cerita gak halu itu gmn? kecuali ceritanya tentang kehidupan sehari-hari. kirain udah lama berhenti baca novel ini bang? gpp, klo nggak mau baca yg penting aku ucapkan terimakasih sudah mampir. aku tunggu ceritamu fantasi timur yg gak halu ya bang😆
total 1 replies
herry bjb
bunyi teriakan kok gyaaaart gitu..sesuaikan bunyi teriakan dg kata yg sesuai..
Kara: baik, terimakasih sarannya 😁
total 1 replies
herry bjb
kebanyakan ingatan dan halusinasi yg gak penting..setiap tokohnya pinsan selalu ada ingatan...klo begini terus ceritanya pada malas baca novel ini
Kara: terimakasih udah memberikan kritik tanpa saran. klo abang malas baca jngn lanjut lagi, tp aku ttp lanjutin kok ceritanya😆
total 1 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Aku curiga ini penulisnya penggemar Wei Wuxian/Wei Ying /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Alta [Fantasi Nusantara]: /Chuckle//Chuckle/
Kara: 😆 aah bukan, cuma kebetulan aja ini mah
total 2 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Aduh tolong kenapa mesti TaiJiGong sih/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ ini namanya tarian bau banget/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/
Alta [Fantasi Nusantara]: Aku ngakak tauk pas baca nama/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kara: 😁😁😁 itu di real namanya memang begitu
total 2 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
nama jurusnya /Grin//Grin//Grin/
Alta [Fantasi Nusantara]
Prinsip yang bagus
Darien gap
adegan terseru
Darien gap
sadiiisss/Casual/
Darien gap
perubahsn yg keren. mirip prubahan senjaya../Good/
Kara: blm sampai sana bacanya, jadi nggak tau😁
Darien gap: ada di bab penempaan diri bag 39. cuma bedanya tubuh senjaya diliputi duri hijau
total 3 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Tulang memang bersumsum, tapi tidak ada yang namanya tulang sunsum. Sumsum meman bagian dari tulang, tapi bukan nama tulang ☺️☺️☺️☺️☺️☺️
Alta [Fantasi Nusantara]: Bener banget/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/
Kara: haha hooh bener tuh🤣🤣 tp gpp kan klo gak gini pikiran jd gak terbuka
total 10 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Ini tatapan si gadis hanya ada dalam khayalan Wang Yi kan? Jadi macam penglihatan gitu
Kara: ini semacam penglihatan
total 1 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Cukup pake "bergeming" aja Thor. Soalnya "tak bergeming" itu artinya bergerak atau tidak diam.
Kara: siap, nanti diperbaiki. terimakasih perbaikannya 😁
total 1 replies
Darien gap
nice thor. bunga mlincur/Rose//Rose/
Kara: terimakasih banyak🙏😁 bunganya
total 1 replies
Darien gap
mengenaskan/Panic//Panic/
Alta [Fantasi Nusantara]
Dah biasa kek gini emang ya. Koruptor merajalela 🥲🥲🥲
Kara: iya, 😆😆 dah jd kebiasaan
total 1 replies
herry bjb
krn alur ceritanya bolak balik dan juga gak detail akar permasalahannya jadinya novel ini kurang di minati
Kara: siap, terimakasih 😆
Alta [Fantasi Nusantara]: Dukung ceritaku juga donk, Kak. Yang judulnya Altair. Terima kasih sebelumnya🙏
total 4 replies
herry bjb
susun ceritanya dengan baik terlalu kebanyakan flashback jadi males ngebacanya
Kara: siap, terimakasih atas masukannya. ini mau di susun ulang
total 1 replies
Nobby
😍🌹
Kaia
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!