Pelecehan yang dilakukan oleh pria terpandang dan terhormat yang menjadi tamu dihotel tempatnya bekerja, membuat Annisa Zavina harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya hamil diluar nikah.
Wisnu Kurniawan, seorang pengusaha muda sukses yang pada malam itu berada dalam pengaruh alkohol, hingga tanpa sadar merenggut paksa mahkota gadis malang itu.
Tidak ingin membunuh darah dagingnya, dan tidak ingin juga mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan cara menikahi gadis yang tidak dia cintai serta memiliki status sosial yang sangat jauh dibawahnya, Wisnu pun memaksa Annisa untuk menerima perjanjian bahwa dia hanya akan bertanggung jawab terhadap anaknya, dan Annisa harus pergi meninggalkan darah dagingnya begitu lahir.
Hingga pertemuannya dengan Rayhan Prasetyo, seorang duda kaya satu anak yang memberikan kehidupan baru untuk Annisa yang nelangsa setelah dilecehkan dan dipisahkan dari putrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24- Selamatkan Anakku
HAPPY READING
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Bukannya menjawab pertanyaan kakaknya, Wisnu malah kembali melirik dokter
"Dokter, selamatkan anaknya bagaimanapun caranya"
"Bapak yakin, dengan keputusan ini?" Dokter bertanya dengan ragu.
"Sangat yakin" Jawab Wisnu tegas.
"Baiklah kalau begitu, kami akan siapkan dulu surat-surat yang harus Bapak tanda tangani. Surat yang menyatakan, kalau sampai terjadi sesuatu pada ibu Annisa semasa persalinan ini berlangsung, maka kami selaku pihak rumah sakit, tidak akan bertanggung jawab"
Wisnu mengangguk. "Iya, Dokter siapkan saja semuanya. Nanti akan saya tanda tangani"
"Baik Pak. Saya permisi" Dokter pun berlalu dari hadapan mereka.
"Wis, kamu yakin dengan keputusanmu? Sekali saja, tolong berpikir dengan menggunakan hati nuranimu. Apa belum cukup kamu sudah membuat wanita malang itu kehilangan masa depannya yang cerah? Apa sekarang kamu akan membuatnya kehilangan nyawanya juga, karena perbuatanmu yang tidak bertanggung jawab?" Ujar Chintya yang masih belum merasa puas dengan keputusan yang diambil oleh adiknya.
"Memangnya apa yang aku lakukan Kak? Aku tidak membunuhnya. Semua yang aku lakukan ini, semata-mata hanya demi keselamatan anak kami. Dan aku yakin, dia juga pasti akan memakluminya" Jawab Wisnu yang sejujurnya juga berat dengan keputusan ini. Namun masalahnya saat ini dia sedang dihadapkan pada pilihan. Dan dia memilih anaknya, darah dagingnya.
"Apapun keputusan Annisa, itu haknya. Ingat Wis, kamu hanya ayah dari anaknya. Bukan keluarganya ataupun suaminya. Jadi kamu tidak punya hak apapun untuk menentukan hidup perempuan itu. Jangan lupa, dia juga masih punya keluarga yang masih membutuhkannya, dan tidak mau kehilangannya. Apa kamu pernah memikirkan bagaimana nasib dan perasaan keluarganya disana, kalau tiba-tiba mendengar berita, bahwa anaknya sudah tiada karena kekejaman keluarga terhormat dan terpandang seperti kita?"
"Kakak jangan khawatir. Aku tidak akan lepas tanggung jawab begitu saja. Jika sampai terjadi sesuatu padanya nanti, aku yang akan membiayai hidup keluarganya. Mulai dari biaya mereka sehari-hari, sampai sekolah adik-adiknya. Kalau perlu, aku belikan mereka rumah yang besar dan mewah, supaya mereka tidak perlu lagi tinggal ditempat kumuh itu. Nanti cepat atau lambat juga mereka akan lupa sendiri, dengan kesedihan mereka karena kehilangan Annisa" Jawab Wisnu dengan arogannya.
"Sudahlah Chintya, kamu tidak perlu terlalu ikut campur. Biarkan Wisnu menyelesaikan masalah ini. Mama yakin kok, dia pasti bisa mengatasi semuanya" Deani menegur Chintya dan membela Wisnu.
Menurutnya ini hanya masalah sepele tidak perlu diperpanjang. Toh mereka juga punya uang yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah sebesar apapun. Apalagi hanya masalah wanita kampung itu.
Chintya hanya bisa menahan rasa sesak didadanya melihat kesombongan dan kepicikan keluarganya, yang menganggap semua masalah bisa diselesaikan dengan uang.
Dia terdiam seribu bahasa. Rasanya percuma saja berdebat dan menasehati mereka. Karena apapun perkataannya, hanya dianggap angin lalu saja oleh keluarganya sendiri.
Rasanya dia ingin menangis mengingat nasib Annisa yang begitu malang. Hamil dan melahirkan tanpa suami yang mencintai dan mendukungnya. Bahkan saat nyawanya sedang berada diujung tanduk pun, tidak ada yang merasa sedih atau terpukul seandainya dia tidak tertolong.
Malang sekali nasib perempuan itu. Semoga Tuhan masih menunjukkan keajaibannya. Semoga dia dan bayinya bisa selamat, tanpa ada yang harus dikorbankan dan meregang nyawa.
Tidak terbayangkan bagaimana hancurnya perasaan keluarga wanita itu, terutama ibunya jika mengetahui anaknya sampai tiada karena menjadi korban kesemena-menaan keluarganya disini.
💐💐💐💐💐
Annisa mengerjab-ngerjabkan matanya dan membukanya perlahan-lahan. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah langit-langit berwarna putih diatasnya. Dia mengalihkan pandangannya pada setiap sisi ruangan. Berusaha mengenali sekitarnya dengan pandangannya yang masih berkabut, serta kepalanya yang masih terasa berat.
Dia sedang terbaring diatas kasur empuk, diatas ranjang mini. Annisa memegangi masker oksigen yang terpasang diwajahnya. Dengan hati-hati dia melepas alat bantu pernafasan itu dari wajah cantiknya.
Iya, dia tau sekarang. Dia sedang berada dikamar rumah sakit yang luas dengan fasilitas VVIP. Iya, dia tau karena dulu saat hamil tujuh bulan, dia juga pernah diopname ditempat seperti ini.
Dan sekarang mengapa dia bisa kembali berada ditempat ini lagi? Apa dia kembali menjalani opname? Apa yang terjadi padanya?
Annisa berusaha mengumpulkan ingatannya. Dia ingat, malam itu dia melarikan diri dari rumah Wisnu karena takut dipisahkan dari anaknya karena perjanjian.
Namun saat dia berada di terminal, pria itu datang dan bersikeras akan mengambil anaknya. Keduanya pun berkonfrontasi hingga dia kontraksi dan....
"Aauww" Annisa merintih merasakan sakit dibagian perutnya saat dia berusaha bangkit untuk duduk. Seperti ada luka diperutnya. Dia meringis menahan rasa sakit itu.
Betapa terkejutnya Annisa saat melihat kondisi perutnya yang sudah rata kembali. Matanya membulat sempurna. Apa dia sudah melahirkan? Lalu ada dimana bayinya?
Annisa menatap kesekelilingnya. Berusaha mencari keberadaan anaknya. Namun kamar itu nampak hening dan sepi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan selain dirinya disana. Dan hal itu membuat Annisa menjadi sangat gelisah. Apalagi disana juga tidak ada Wisnu Kurniawan. Apakah anaknya sudah lahir dan pria itu sudah....?
Sembari merintih dan meringis menahan rasa sakit diperutnya, Annisa berusaha turun dari ranjang dengan menggunakan tenaganya yang masih belum terkumpul seutuhnya. Tubuhnya masih terasa lemah seperti tak bertulang, sehingga nyaris ambruk begitu kakinya menapaki lantai keramik yang dingin.
"Nona" Seru seorang wanita muda dengan pakaian perawat yang melekat ditubuhnya, sembari menangkap tubuh Annisa yang hampir terjatuh.
"Nona sudah sadar? Syukurlah, akhirnya anda siuman" Perawat itu memapah Annisa untuk duduk diatas permukaan pinggir ranjang.
"Kamu siapa? Dan dimana aku?" Annisa bertanya bingung. Memastikan apakah tempatnya berada saat ini benar-benar rumah sakit.
"Saya perawat yang sedang bertugas menjaga anda Nona"
"Jadi benar, aku sedang berada dirumah sakit? Kenapa perutku terluka dan juga rata? Apa aku habis melahirkan?" Annisa memandangi perutnya.
"Iya Nona. Anda habis menjalani operasi Caesar lima hari yang lalu. Saat itu, kondisi Nona dan bayinya tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal"
"Lima hari yang lalu? Jadi maksudnya, saya sudah berada disini, lima hari yang lalu, dalam keadaan tidak sadarkan diri?" Tanya Annisa yang terkejut mendengar penjelasan perawat itu.
"Iya Nona. Saat itu kondisi Nona dan bayinya sempat kritis. Pembukaannya yang lambat, posisi bayinya yang terbalik, ditambah lagi dengan komplikasi kehamilan yang anda miliki, membuat nyawa Nona dan bayinya berada diujung tanduk. Sehingga kami tim medis, merasa tidak sanggup untuk menyelamatkan keduanya"
"Mak-maksudnya? Ba-bayi saya baik-baik saja kan Sus? Di-dia masih hidup kan? Dia pasti selamatkan?" Annisa bertanya dengan perasaan ketar-ketir. Suaranya sedikit bergetar. Dia tidak sanggup membayangkan jika suatu hal yang buruk terjadi pada bayinya.
"Nona tenang dulu ya. Bayi Nona baik-baik saja kok. Dia sudah lahir dengan sehat dan selamat. Cantik seperti anda" Perawat menjelaskan sembari tersenyum.
BERSAMBUNG
ini ada cerita starla enggak kk... pasti seru.
kalau cerita yg sebelah duh... ngeri bngt kk.. fl nya dibikin sengsara secara ugal ugalan... kakaknya mengerikn sekali..😭😭😭
mantan suamimu semangatku nes...🤗🤗🤗
semoga starla menjadi wanita yg kuat.🥰