Saat pulang kerja Eliza Fadiyah dan temannya Laila mendapati sebuah kecelakaan tunggal di jalan yang akan ia lewati. Ia melihat sebuah mobil hilang kendali berguling menabrak pembatas jalan.
Tak seorangpun yang berani mendekat karena mobil itu mulai tersulut api dan kemungkinan akan meledak.
"Za, loe mau ngapain....??" teriak Laila tak di hiraukan Eliza yang berlari cepat menuju mobil itu.
Eliza menolong dan menyelamatkan pengemudi mobil itu yang tak lain adalah Rayhan Syarif pengusaha ternama dan terkaya di kota itu.
Rayhan Syarif tak sadarkan diri beberapa hari di rumah sakit.
"Eliza...." Itulah kata pertama yang keluar dari mulut Rayhan saat sadarkan diri.
"Dimana.....dimana gadis penyelamatku....!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ƙɧąŋʑą, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7
Rayhan mengambil kalung itu.
"Maaf suster, kalung ini bukan milk saya" Rayhan masih mencoba mengingat. Dokter Danu yang mendengar ucapan Rayhan pun teringat dengan Eliza yang saat itu sedang mencari sebuah kalung.
"Tapi kalung itu ada di genggaman anda, saat anda tidak sadarkan diri tuan" Ucap perawat itu.
"Maaf tuan apa mungkin, milik gadis itu" Ucap Dokter Danu membuat Rayhan kaget .
"Maksud Dokter, gadis siapa?" Tanya Rayhan.
"Gadis yang mendonorkan darah nya pada anda, Eliza Nama nya" jawab dokter Danu.
Jadi Eliza juga mendonorkan darah nya untuk ku..... ucap Rayhan dalam hati.
"Saya lupa bercerita pada anda. Kalau saat anda di bawa kemari ada seorang gadis yang tangan nya terluka ikut menemani anda"
"Ya, Dia gadis yang menyelamatkan ku Dok" Sela Rayhan. Kemudian Dokter Danu pun melanjutkan cerita nya.
"Nona cantik itu eh maaf maksud saya nona Eliza, saat itu tangan nya sedang terluka mengantarkan anda kemari. Nona Eliza juga mendonorkan darah nya pada anda meskipun dia terlihat sangat ketakutan melihat jarum suntik. Tadi nya saya kira dia keluarga anda" Rayhan melihat kekaguman di mata dokter muda itu saat bercerita tentang Eliza, membuat nya sedikit merasa tidak nyaman.
"Apa dokter tahu alamat Eliza ?" Tanya Rayhan.
"Nona Eliza sama sekali tidak meninggalkan data diri nya tuan. Tapi tadi pagi, dia datang kemari. Saya bertemu dengan nya di dalam kamar tuan yang sebelum nya. Dan ketika saya bertanya, ternyata dia sedang mencari kalung nya yang hilang beberapa hari yang lalu. Mungkin kalung itu milik Nona Eliza, tuan."
Rayhan memandangi kalung itu. "Kalau boleh biar saya simpan kalung itu tuan, siapa tahu nona cantik itu datang kembali ke sini" Tawar dokter Danu membuat Rayhan mengerutkan kedua alis nya mendengar dokter muda itu tanpa sadar menyebut Eliza nona cantik.
"Tidak usah Dok. Biar saya yang memberikannya sendiri" Ucap Rayhan.
*****
Hari ini Eliza memulai aktifitasnya kembali. Setelah sholat subuh Eliza dan Laila membagi tugas memasak dan membersihkan rumah sebelum mereka berangkat berkerja. Setelah bersiap-siap dengan pakaian kerjanya, Eliza dan Laila memulai sarapan bersama. Eliza dan Laila berangkat berkerja menaiki sepeda maticnya. Jarak rumah dan perusaahaan tempat ia berkerja memakan waktu sekitar 20 menit.
Sampai di perusahaan tempat dia berkerja, ia segera memarkirkan sepeda matic kesayangannya. Eliza dan Laila berkerja di perusahaan Syarif Jaya, yang tak lain adalah perusahaan Rayhan. Selama ini Rayhan dan Eliza tidak pernah bertemu satu sama lain karena Eliza dan Laila sendiri termasuk karyawan baru di perusahaan itu. Eliza berkerja di bagian divisi penjualan tepat nya di bagian sub divisi pengiriman, jauh dari jurusan kuliah yang ia ambil saat ini. Sedangkan Laila berada di divisi promosi bagian sub devisi riset pasar.
"Za, bukannya itu bos? ganteng ya?" Ucap Laila saat berada di depan pintu lift melihat Rendi kepala devisi pemasaran berjalan ke arah mereka.
"Udah tahu bos laki-laki, dimana-mana laki-laki itu ganteng masak iya cantik" jawab Eliza polos sambil memukul Laila yang terus memandangi Rendi
"Ya Allah, nie anak o'on nya gak ketulungan. Tapi masak iya sih Za, loe gak ada naksir-naksir nya gitu sama bos yang ganteng itu? padahal gue lihat kayaknya dia naksir deh sama loe" Laila masih terus memandang Rendi yang semakin mendekat.
"So'udzon loe La" Ucap Eliza sambil menyeret teman nya masuk ke lift yang pintunya terbuka.
"Eliza, bagaimana kabar kamu? katanya kamu sakit!" Tanya Rendi ikut masuk ke dalam lift.
"Alhamdulillah baik Pak" Ucap Eliza sambil menekan tombol lift, sedangkan Laila cengar-cengir menatap kagum pada Rendi.
"Tangan kamu kenapa?" Tanya Rendi lagi ketika melihat tangan Eliza masih di perban.
"Gak apa-apa Pak, cuman kena pecahan kaca" ujar Eliza sambil tersenyum.
"Kok bisa Za, kena pecahan kaca" Tanya Rendi heran.
"Bisa Pak, ini bukti nya" Ucap Eliza enteng sambil menunjukkan tangannya. Rendi tertawa mendengar jawaban Eliza sedangkan Laila tepuk jidat mendengar jawaban temannya itu yang benar-benar polos. Tak lama pintu lift pun terbuka. Mereka pun memasuki ruang masing-masing.
mna ad orgny lngsng🥲🗿🗿
mampir juga yuk ke novel aku☺❤