KAZEL Mencari Suamiku

Pak Cristian dan pak Wiliam hari ini pergi mengunjungi sipemulung buta dirumahnya. SiKorban yang ditabrak oleh mobil pak Cristian tersebut menyambut baik kedatangan mereka. Bersama kedua orang tuanya, dia mempersilahkan kedua orang itu untuk duduk dirungan tamu. Bik Tini juga ada disitu.

" Tuan Devan, apa kabar?" Kata bik Tini dengan sikap penuh hormat. Dia memulai pada obrolan itu.

" Alhamdulillah, saya sudah baikan bik. Kapan bibik pulang kemari? Dan gimana keadaan keluarga disini?" Jawab Pak Cristian. Dia lalu melihat kearah wajah sipemulung buta tersebut.

" Bagaimana kabar anda?" Kata nya lagi.

" Saya baik juga tuan. Semoga begitu sebaliknya, ya..." Jawab sipemulung buta itu sambil tersenyum.

Sungguh kasihan sekali pria ini. Dia mengalami kebutaan karena ulah saya...Bisik pak Cristian didalam hati. Dia masih muda... Saya sangat prihatin, gimana masa depannya nanti bila kelak tak ada lagi keluarga yang mau mengurusi hidupnya.

" Oh iya tuan, ini kedua orang tuanya. Pak Badron dan ibu mimi Sedangkan sikorban namanya Eko..." Bik Tini memperkenalkan keluarga itu.

" Salam tuan. .." Kata kedua orang tua eko kepada para tamunya.

Pak Cristian dan pak Wiliam juga membalas salam tersebut.

" Saya datang kesini, bertujuan untuk meminta maaf. Saya juga bermaksud akan bertanggung jawab kepada kedua mata Eko." Ujar pak Cristian dengan nada pasti.

" Oh begitu ya tuan, saya ucapkan banyak terimakasih... Semoga allah SWT membalas semua kebaikan tuan dan semua sekeluarga, amin..." Pak Badron menjawab.

Semua juga mengaminkan doa itu. selanjutnya pak Cristian menanyakan prihal keadaan tiga tahun yang silam, hingga keluarganya memisahkan dirinya dari Kazel dan juga ia bisa menjadi sebagai Cristian leonardo. selama beberapa detik, bik Tini mengangguk angguk, lantas...

" Berawal dari ancaman Tony, putra kedua dari pak Badron ini tuan. Tony masih tidak terima dengan tanggung jawab yang diberikan oleh kedua orang tua tuan. Padahal, secara hukum semunyaa sudah selesai..." Ujar bik Tini.

Suasana pun mendadak terasa sunyi.

" Terus, apalagi bik?" Pak Cristian bertanya kembali.

" Mama mertua tuan lalu menitipkan tuan kepada Om Riyan. Mama juga mengatakan pada Tony, akan menyelesaikan urusan ini setelah Kazel sembuh. Apakah tuan tak tahu, bahwa istri tuan mengalami koma selama tiga tahun?"

" Iya, bik. Baru baru ini saya tahu..."

" Nah, saat tuan didalam pengawasan om Riyan, dia bersama non Lola mengambil kesempatan ini. Mareka ingin merebut tuan dan semua perusahaan tuan."

" Maksudnya gimana, bik? Saya belum mengerti." Sela pak Cristian lagi.

" Begini tuan, om Riyan berniat ingin menjodohkan tuan dengan non Lola. Sedangkan om Riyan sendiri ingin mengawini Kazel. Karena, selama ini dia telah membayar biaya perawatan diri Kazel dirumah sakit itu. Papa dan mama Kazel tak bisa menolaknya, apalagi om Riyan juga meminta mereka pergi dari rumah. Meninggalkan Kazel sendirian disana..." Jelas bik Tini lagi.

" Oh, jadi begitu persoalannya..." Kata Pak Cristian sambil menganggukan kepalanya. Lalu terdiam beberapa saat.

" Sekarang, dimanakah Tony berada, bik?" Lanjutnya.

" Tony ada dikampung ini tuan. Sebisanya nanti, tolong tuan menemuinya, untuk berbicara padanya, tentang ancamannya tersebut." Jawab bik Tini.

" Baiklah bik. Sekarang juga saya ingin bertemu dengannya."

" Kita tunggu Tony pulang kerja ya tuan. Sekitar jam empat sore nanti..." Ujar bik Tini kembali.

" Baiklah bik, saya akan tetap menunggunya disini..."

**********

Vixo telah berada dijakarta. Dia pun sudah bersama papi dan maminya.

" Sudah Papi bilang, janganlah merantau. Kamu itu tak sehat, Vix..." Kata Papi Vixo.

" Iya nak...Kami semua sayang padamu. Apa lagi yang kamu inginkan, semuanya telah kami berikan." Sambung Mami.

Dia terlihat habis menangis. Sudah tiga hari dia memikirkan kesehatan Vixo. Selama Vixo sakit dirantau, mami tak merasa tenang. Dia takut penyakit yang selama ini menggerogoti tubuh Vixo akan bertambah parah.

Ya, sejak remaja, Vixo telah mengalami gagal ginjal. Sebenarnya Vixo harus selalu berda didalam perawatan medis. Namun Vixo tak mempedulikannya.

Karena itulah, makanya Vixo sering merantau kemana mana. Sebagai semangat dalam hidupnya.

" Iya, pi...Mami, Vixo minta maaf ya..." Ujar Vixo dengan suara lemah. Dia terlihat sangat lelah.

" Sekarang kamu istirahatlah. Papi akan meminta dokter untuk datang kemari." Kata Papi lagi.

Vixo pun mengangukan kepala. Lalu bersama mami, ia masuk kedalam kamarnya.

Dua puluh menit kemudian, Dokter yang biasa menangani penyakitnya, terlihat sudah tiba disana. Tubuh Vixo lalu diperiksa. Kemudian dokter menyarankan kedua orang tua Vixo, untuk segera merawat Vixo dirumah sakit.

" Tubuh putra anda semakin lemah. Lebih baik sekarang juga kita membawanya..." Ucap Dokter pada papi dan mami.

" Baiklah dok, saya segera menghubungi ambulance." Ujar Papi dengan raut wajah serius.

" Pi, mami akan menyiapkan pakaiannya ya..." Sela Mami. Lalu bergegas memasukan perlengkapan yang dibutuhkan diruangan rawat inap nanti.

setengah jam kemudian, mobil Ambulance pun telah datang. Vixo lalu dibawa kerumah sakit. Setibanya disana, Dokter dan dua orang perawat langsung menangani tubuhnya. Setelah itu, Vixo terlihat tidur nyenyak sekali. Hingga sampai ditengah malam hari, pria ini tersadar dari lelapnya...

" Mami..." Ujar Vixo saat ia membuka mata.

" Iya nak, ini mami...Gimana rasa tubuhmu sekarang, nak?" Tanya mami dengan mata berkaca kaca.

Sedari tadi wanita ini telah menjaga Vixo dengan perasaan cemas... Hingga tak dapat tidur sama sekali.

" Gua ingin menikah, mam..."

" Apa?! Kamu mau menikah dengan siapa?!" Tanya mami dengan rasa kaget yang amat sangat!

" Papi, coba dengarkan ucapan putra kita ini..." Mami berteriak kecil memanggil papi, yang duduk agak jauh dari mereka.

" Iya mi, ada apa?"Tanya Papi saat ia tiba dihadapan kedua orang tersebut.

" Vixo mengatakan, ingin kawin, pi." Jelas Mami. Pandangannya tak berkedip, melihat kewajah Vixo.

" Hah, benarkah...? Apa kamu punya kekasih nak, siapa? Dimana ia berada?!" Sahut Papi tak kalah terkejutnya.

Ini adalah hal pertama yang diucapkan oleh putra semata wayangnya itu. Selama ini, Vixo hanya bergonta ganti pacar. Tidak sekalipun ia bertahan lama, apalagi untuk menikahinya...

" Gua ada kekasih pi...Tapi gua tak tahu, dia menerima apa tidak cinta gua. Tapi, gua sudah sangat menyayanginya..." Sahut Vixo.

Suaranya mulai terdengar lebih bersemngat. Wajahnya juga terlihat berseri seri. Sesaat papi dan mami berpandangan. Lalu,

" Nanti kalau vixo sudah sembuh, papi dan mami akan melamarnya, ya... Katakanlah, dimana gadis yang sangat beruntung itu?" Sela mami lagi.

" Ini mam fotonya dan ada nomor teleponnya juga. Tolong gua mam, tolonglah hubungi dia sekarang..."

" Iya, nak...Mami telepon dia sekarang ya..."

Lalu mami meraih handphone Vixo. Dia menekan nomor Kazel disana.

" Halo..." Kata Kazel menjawab teleponnya.

" Halo juga, hai Kazel...saya maminya Vixo...!" Mami bicara divideo call. Ia melambaikan tangan kehadapan camera.

Kazel tampak gugup melihat kewajah mami. Dia tak percaya, bahwa wanita setengah baya yang sedang bicara dengannya itu, adalah mami Vixo...

"karya ini merupakan karya jalur alternatif"

Bersambung...