Dikehidupan sebelumnya, Lin Feng merupakan seorang Dewa Obat. Mengalami kematian, dibunuh istrinya yang berselingkuh darinya. Siapa sangka, jiwanya melintasi waktu ke masa depan. Masuk ke dalam pria tidak berguna yang mati karena kecelakaan.
Identitas saat ini, masih menyandang nama yang sama. Lin Feng merupakan seorang suami pengangguran dan tidak berguna. Seorang suami dan ayah yang tidak berguna dalam keluarga. Bahkan ia tinggal sendirian di apartemen dengan mengandalkan istrinya yang bekerja keras untuk seluruh keluarganya.
Alysa Lien merupakan wanita cantik dan seksi. Sejak remaja dipaksa menjalankan perusahaan keluarga. Sedangkan keluarga lainnya hanya berfoya-foya. Ia juga menyembunyikan pernikahan serta anaknya dari publik. Bahkan keluarganya tidak tahu dirinya sudah menikah.
Hidup di tubuh orang lain, Lin Feng bangkit dan mengubah hidupnya yang baru. Dengan identitasnya saat ini, merubah hidupnya menjadi lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamparan Untuk Hanna
Lubang dengan diameter tiga meter dan sedalam delapan puluh meter telah mengubur lima mayat. Dengan begitu, tidak ada seorangpun tahu ke mana perginya lima orang tersebut. Lin Feng tetap waspada terhadap Nanggong Chai. Karena pasti orang itu juga akan menargetkan dirinya.
Karena pria empat puluh lima tahun itu juga, pasti menebak kematian total tujuh orangnya ada hubungannya dengannya. Dengan begitu, akan ada alasan untuk membunuh dan menggunakan orang terdekat untuk balas dendam.
Orang-orang licik memiliki kesamaan dalam mencapai tujuan. Diantaranya adalah menggunakan orang terdekat musuh untuk dijadikan sandera. Hal itu bukan lagi rahasia umum dan bukan lagi hal yang baru bagi dunia pernovelan.
Kembali ke rumah untuk membersihkan darah. Hari sudah malam dan melihat seorang wanita sedang mondar-mandir di teras rumah. Alysa yang menunggu Lin Feng tapi tidak ditemukan di manapun. Setiap sudut rumah telah ia telusuri dan sudah memanggil-manggil namanya. Namun tidak ada sahutan dari pria itu.
Lin Feng menggunakan pupil ganda untuk melihat dalam gelap. Melihat darah yang tercecer dan membersihkannya dengan air yang ia kendalikan. Ia membersihkan darah yang terlihat dengan waktu setengah jam.
'Tidak ada gunanya lagi tinggal di sini. Aku harus membersihkan diri di apartemen. Wanita itu juga tidak mungkin ingin melihatku. Hanya saja putri kecilku, apa kau memerlukan papamu? Ah, lupakan. Lebih baik segera ke apartemen.'
Lin Feng segera pergi ke apartemen untuk membersihkan diri dan beristirahat. Ia yakin orang-orang itu tidak akan mengganggumu rumah itu lagi.
Alysa terus mondar-mandir di teras rumah sampai kelelahan. Ia menyesal telah menyinggung perasaan Lin Feng sampai pergi entah ke mana. Seorang wanita yang selalu dimanfaatkan keluarganya selama ini. Mendapatkan perhatian dari seorang pria, malah tidak menganggapnya. Ia merasa bersalah sangat banyak dan selalu meremehkan pria itu.
"Lin Feng, ke mana kamu? Aku janji tidak akan mengabaikanmu! Keluar dan bicara denganku!" teriak Alysa. Sayangnya ia hanya mengganggu tetangga yang sedang berusaha untuk tidur.
"Nona. Nona jangan berteriak lagi. Mungkin orang itu sudah pergi. Lebih baik lupakan orang tidak tahu diri itu." Hanna keluar dari dalam dan langsung memberikan perkataan menusuk yang ditunjukkan pada Lin Feng. Meski orang itu tidak ada.
Orang tak tahu diri sebenarnya siapa? Alysa tahu dengan jelas siapa dirinya. Ia tidak berhak mengatai Lin Feng tidak tahu diri. Sejak dahulu, keluarganya telah memberikan modal besar untuk membangkitkan keluarga Lien. Belum lagi, Lin Feng telah menolongnya saat hampir dilecehkan orang lain. Karena pengaruh obat perangsang, membuatnya menyerang semua pria yang ditemuinya. Jika bukan Lin Feng yang menyelamatkan dirinya, mungkin pelaku pembiusan yang memanfaatkan dirinya dan tubuhnya.
Belum lagi, Lin Feng juga tidak pernah menuntut untuk melakukan sesuatu yang buruk. Meski orang lain menyebut sebagai pria tidak berguna, nyatanya dengan sikapnya itu, tidak membuat sakit hati. Dari dulu dirinyalah yang memanfaatkan Lin Feng. Atas dasar apa orang lain mengatakan Lin Feng sebagai orang tidak berguna?
Karena perkataan Hanna yang menyudutkan itu, membuat Alysa marah. Ia tidak bisa mengontrol tangannya untuk tidak menampar wanita lancang itu. Ia menampar Hanna dengan keras. Membuat Hanna kesakitan dan terjerembab ke belakang.
"Nona! Mengapa kau memukulku? Apakah ada salah padaku? Aku hanya mengatakan kebenarannya! Pria itu tidak berguna dan hanya membuat nona susah!"
"Diam kamu Hanna! Sekali lagi kamu berkata seperti itu, lebih baik pergi dari sini! Aku tidak membutuhkanmu untuk mengatasi Lin Feng seperti itu! Kau tidak tahu apa-apa di antara kami! Kamu hanya orang luar yang ku pungut waktu itu! Atas dasar apa kamu mengomentari hidupku, hah?"
Hanna menangis, Alysa juga menangis. Karena emosi yang tak tertahankan, Alysa mengatakannya juga. Ia juga tidak berharap akan mengatakan hal itu kepada Hanna. Namun gejolak di hatinya membuatnya tidak bisa dikontrol.
Setelah mendapatkan kecaman dari Alysa, Hanna pun sadar diri. Jika dia tidak bertemu dengan Alysa, mungkin saat ini dirinya hanya menjadi pencuri yang setiap saat digebukin masa. Ia juga tidak akan pernah tinggal di rumah yang besar dan nyaman saat ini.
Atas dasar apa? Seorang bawahan mengomentari majikan? Itu adalah pukulan pertama yang didapatkan Hanna dari majikannya. Selama ini, ia sudah terlalu lancang dan tidak tahu diri.
"Jadi ... hhhh. Hiks, saya mengerti sekarang. Memang benar, saya yang tidak tahu diri karena menentang majikan. Maafkan kesalahan saya, Nona. Maafkan kelancanganku!"
Hanna langsung masuk ke dalam rumah dengan berurai air mata. Langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya. Ia harus introspeksi diri agar tidak menyakiti hati majikan. Ia harus sadar diri, hanya seorang bawahan yang dipungut di jalan waktu itu.
"Hanna ... maafkan aku, huhuhu." Alysa juga menyesal telah menampar Hanna sekeras itu. Tidak pernah disangka, tamparan pertamanya pada Hanna, membuat hatinya terasa begitu sakit.
Karena sudah terjadi, maka hanya bisa melaluinya. Ia juga kesal pada Hanna yang telah merendahkan Lin Feng. Menampar sebagai hukuman juga perlu. Agar mulutnya tidak terlalu ikut campur. Meski begitu, mereka sama-sama terluka dalam hati.
Hubungan mereka sudah terjalin lama sebelum kenal dengan Lin Feng. Alysa sudah menganggapnya sebagai saudara sendiri. Namun terkadang sifat buruk Hanna yang selalu berkata tanpa menyaring terlebih dahulu, sering kali menimbulkan emosi.
Hanna bahkan pernah menyuruhnya menikahi pria kaya untuk membuat keluarga Lien lebih makmur. Juga pernah membuat keputusan sendiri dengan mengundang pria yang baru dikenal Alysa ke rumah. Untung saja Alysa langsung tahu dan mengusir pria tersebut sebelum bertemu dengan Lin Yu'er.
Entah mengapa juga, Hanna terpengaruh dengan omongan orang-orang di internet. Mengatakan bahwa Lin Feng adalah orang yang tidak berguna dan tidak tahu diri. Meskipun Lin Feng juga tidak pernah mengurusi berita di internet beberapa tahun lalu.
Lima tahun lalu, nama Lin Feng sudah terkenal dan dianggap buruk oleh semua orang. Bahkan hidupnya hanya tidak jelas dan hanya Alysa yang mau mengurusnya. Tidak banyak yang dilakukan Alysa untuk membantu. Hanya menyewakan apartemen dan memberinya uang makan dan kebutuhannya. Lin Feng pun tidak pernah menuntut banyak. Setelah diberi uang, tidak pernah meminta lebih banyak.
Lain halnya dengan anggota keluarga Lien yang memeras Alysa sampai menghabiskan harta keluarga. Alysa selalu berpikir, apakah hidupnya hanya akan seperti ini? Ia sudah menderita tapi tidak bisa lari dari masalah keluarganya.
Ke depannya, harus menjalani hidup seperti neraka jika Lin Feng tidak kembali ke rumah. Ia takut orang yang dapat menghiburnya dari kemarin sore tidak kembali.
"Lin Feng, cepatlah kembali. Aku tahu kamu marah padaku. Lain kali, kamu mau berbuat apapun padaku, aku tidak akan menolaknya." Dengan sungguh-sungguh, Alysa berjanji. Ia yang harus tahu diri dengan identitasnya.
***
Dengan sifat mc yang tak menunjukkan jiwa yg penah hidup dipuncak tapi banyak plot remehan jalan cerita yg mengarah mc seorang yg fobia lebih memikirkan ketakutan itu ini. Padahal kekuatan itu semua jawapannya
makin gabjelas kalimat nya