Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Luar Negeri
Beberapa hari yang lalu Daniel sudah berpamitan pada dunia bahwa dia ada pekerjaan di luar. Dia akan pulang beberapa hari lagi, dan itu membuat Dinda hanya bisa pasrah saja untuk itu. Tidak tau sampai berapa lama, tapi yang pasti Dinda hanya bisa melewati itu semua sendirian.
"Sih om emangnya dinas luar lagi?" tanya Siska saat mengetahui jika Daniel pergi ke luar negeri karena ada pengerjaan di luar. Dia juga mengetahuinya dari om Kevin yang juga ikut pergi bersama Daniel.
"Hooh, katanya kemungkinan seminggu. Gue gak boleh kemana-mana dan katanya kalau ada apapun suruh hubungi doi," ucap Dinda ke teman-temannya. Dia jelaskan apa yang terjadi dalam apartemen dan beberapa hari yang lalu sebelum Daniel pergi dia mendengar bahwa pria itu bertengkar hebat dengan ayahnya. Entah apa yang mereka bicarakan tapi yang pasti Dinda yakin jika itu bukan masalah yang kecil.
"Terus gimana? ada kemajuan enggak antara hubungan lo sama si om?" Dinda menggelengkan kepalanya karena tidak ada kemajuan apapun dalam hubungan mereka berdua. benar-benar hanya sebatas sugar baby dan sugar Daddy saja. Tidak lebih dari itu.
"Biasa, masih beberapa bulan. Santai dulu gak sih kita-kita." sahut Intan karena dia juga dulunya seperti itu sebelum mereka berhubungan dengan daddy-nya.
"Gak tau gue, pusing deh," jawab Dinda lagi. Mereka terus saja berbicara kesana-kemari sampai tiba-tiba saja terdengar nama Dinda yang dipanggil di sekolah untuk datang ke kantor. Mendengar panggilan dari namanya seperti itu membuat Dinda dan kedua temannya merasa heran. Ada masalah apa hingga Dinda dipanggil seperti itu?
"Lu yakin gak buat masalah Din?" tanya Siska yang masih penasaran kenapa temannya sampai di panggil ke kantor seperti itu.
"Sumpah, gue gak tau apa-apa. Beneran deh, ya kali gue buat masalah dan ngorbanin masa depan gue sendiri. Ya gak lah!" sahut Dinda. Dia sangat mengutamakan pendidikannya. Jadi tidak mungkin dia membiarkan sekolahnya terbengkalai seperti itu.
"Terus kenapa dong?" Siska terus saja bertanya karena perasaannya merasa tidak enak.
"Udah ah, gak usah tanya mulu. Sana pergi dulu, nanti ada apa-apa kabarin kita lagi." Dinda pergi ke ruangan kepala sekolah untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Jantungnya emain berdegup kencang saat dia hendak memasuki ruangan tersebut. Di sana dia sudah melihat ada kedua orang tuanya yang sudah ada di ruangan tersebut. Awalnya Dinda merasa biasa saja sampai tiba-tiba ibunya datang dan menampar wajahnya di depan para guru.
Plak!
Dinda memegang wajahnya yang di tampar sang ibu. Terkejut? Jelas dia terkejut karena dia tidak tau kenapa tiba-tiba saja sang ibu menampar wajahnya seperti ini.
"Kamu udah buat ibu dan bapak kamu mu Dinda! Kamu keterlaluan!" teriak ibunya. Apa yang ibunya lakukan saat ini masih membuat Dinda tidak tahu apa kesalahannya.
"Maksud ibu apa?" tanya Dinda karena memang dia tidak tahu apa kesalahannya.
"Kamu masih bertanya apa kesalahan kamu, iya?" ibunya mulai menangis saat ini. kehidupannya benar-benar sangat sangat miris sekali.
Dia memang miskin dan penuh kekurangan, tapi dia tidak pernah mengajarkan pada Dinda untuk melakukan hal seperti itu.
"Apa yang udah kamu lakukan itu membuat ibu malu! Ibu malu punya anak kayak kamu! Ibu malu Dinda, ibu malu!" sesak sekali dadanya mengatakan hal ini. Putri yang dia banggakan selama ini ternyata rela menjual dirinya pada pria dewasa hanya karena uang.
...****************...
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤