Kisah ini mencertiakan tentang Zahra gadis manis yang berasal dari desa.
Zahra adalah anak yang sangat berbakti kepada kedua orangtua nya. Dia bertekad menjadi orang sukses.
Zahra pun pergi merantau ke kota untuk bekerja.
Gadis itu tidak pernah menyangka dalam perjalanan hidup nya dia bertemu dengan Pria Tampan dan sukses.
Dialah Arfan pratama, Pria tampan dan sukses tapi sayang dengan kepribadian yang dingin dia selalu gagal dalam hubungan asmara nya.
Akankah Zahra dan Arfan akan bersatu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saffana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PRIA DINGIN MULAI MENGHANGAT
Arfan yang sempat terkejut mendengar pertanyaan Mamanya pun langsung tersadar. Melihat Zahra tersedak Pria itu langsung memberikan air putih kepada gadis itu.
Mata indah yang dimiliki Gadis itu pun memerah dan sedikit mengeluarkan air mata, tenggorokan nya pun terasa sangat perih. Sudah lah hati nya tak tenang di tambah dengan keadaan yang membuat dirinya jadi pusat perhatian. Zahra sangat malu, dia merasa ingin menghilang saja dari hadapan ibu dan Anak itu.
"Hei, pelan-pelan saja minumnya," tutur Arfan melihat Zahra meneguk air sampai kandas.
"Kamu, gpp kan Ra?" tanya Arfan lagi pada gadis itu.
"Aku, nggak apa-apa ko."
Gadis itu menggelengkan kepala dan menjawab pertanyaan seorang Pria yang duduk di sebelahnya tersebut.
"Mama, kenapa sih langsung menodong pertanyaan seperti itu? Lihatlah, Zahra sampak tersedak saking kagetnya!" gerutu Arfan kepada sang Mama tercinta. Wanita paruh baya itu pun merasa bersalah karena tak bisa mengerem mulut bawelnya itu.
"Maafin, Tante, ya Ra, saking senang nya melihat kalian bersama. Tante jadi kelepasan." tutur Wanita paruh baya itu merasa bersalah telah membuat Zahra tersedak.
"Iya, Tante nggak Apa-apa kok," jawab Zahra sembari tersenyum kepada wanita paruh baya yang duduk di sofa tepat di seberangnya itu.
Arfan yang melihat senyum Zahra pun dibuat terpesona, kedua netra indah Pria itu tak berkedip sama sekali karena melihat keindahan yang jarang dia temui.
Mama Tari yang melirik anak semata wayang nya itu sedang memandang Zahra tanpa berkedip pun langsung tersenyum.
Dirinya sangat tahu, bahwa anaknya sedang kasmaran. Sungguh pemandangan yang sangat manis.
"Jangan ditatap terus, Zahra nya nggak bakal hilang kok," ledek Mama Tari pada anaknya tersebut.
Arfan yang mendapat ledekan dari Mamanya pun langsung memalingkan wajah nya ke arah samping. Pria itu sudah ketahuan mencuri pandang pada Gadis yang ada di sebelahnya tersebut.
Zahra yang tidak sadar ada yang memperhatikan pun langsung ikut melihat ke arah pria tersebut.
"Ehm" Arfan berusaha menetralkan suara nya agar tak terlihat gugup.
"Mama, bisa saja," jawab Arfan singkat. Telinga nya terlihat memerah karena malu.
Mama Tari yang melihatnya pun bersorak gembira di dalam hati.Dirinya sangat bersyukur. Anak semata wayangnya sudah mempunyai tambatan hati. Wanita paruh baya itu sungguh tidak sabar ingin segera menikahkan mereka berdua.
Waktu terus bergulir. Mama Tari dan Zahra tanpa sungkan terus mengobrol. Arfan yang duduk melihat interaksi mereka pun ikut tersenyum ketika mendengar candaan dua wanita yang berbeda usia itu.
Matahari yang sudah berpindah dari timur ke barat pun menunjukkan hari yang sudah petang.
Arfan dan Zahra berpamitan kepada Mama Tari, sebenar nya wanita paruh baya itu tak rela jika mereka pulang, namun dirinya juga harus sadar bahwa Arfan dan Zahra belum memiliki ikatan yang sah.
"Kalian … hati-hati ya di jalan, nanti kalau sudah sampai hubungi Mama,' tutur Wanita paruh baya itu.
"Iya Ma," jawab Arfan singkat.
"Ra, sering-sering lah main ke sini, Tante seneng banget hari ini, makasih ya?" Wanita paruh baya itu berkata pada Zahra. Mama Tari pun memeluk Gadis itu dengan penuh rasa syukur.
"Sama-sama Tan, aku juga seneng bisa ketemu Tante," jawab Gadis itu dengan senyuman tulusnya.
Arfan dan Zahra pun memasuki mobil dan langsung melenggang pergi dari kediaman Mamanya Arfan tersebut.
Hari ini perasaan Pria yang sedang mengendarai mobil itu yang tadi nya dingin mulai menghangat. Melihat Ibunya tersenyum dan sesekali tertawa bersama Zahra. Dirinya sangat bahagia. Pria itu pun semakin tertarik kepada Gadis yang ada di sebelahnya itu. Arfan sangat tahu bahwa dia sudah mulai menaruh hati pada Zahra.
"Apakah, aku boleh berharap lebih?" gumam nya Pria itu bertanya pada dirinya sendiri sembari menatap ke arah jalanan.
Zahra yang mendengarnya pun langsung melihat ke arah Arfan.
"Berharap, apa?" jawab Zahra singkat. Gadis itu penasaran dengan pertanyaan Arfan.
"ti-tidak, lupakan saja." Pria itu baru tersadar bahwa ada Zahra di sebelahnya. Dirinya pun merasa sangat malu karena sudah berbicara sendiri.
Telinganya langsung berubah warna menjadi merah seperti tomat. Pria itu yang selama dingin sudah mulai mencair berkat Zahra.
"Kenapa, telinga mu berubah menjadi merah?" tanya Zahra polos. Gadis itu tidak tahu padahal dirinya lah penyebab telinga Arfan memerah.
LOgiKA