GADIS DESA DINIKAHI PRIA KAYA
Zahra memutuskan merantau kerja ke kota, dia bertekad membantu kedua orang tuanya memilih mencari pekerjaan jauh dari kampung halaman.
Dari kecil keluarga Zahra hidup dengan kesederhanaan jauh dari kata mewah, dia juga kerap diejek teman sekolah nya karena sepatu bolong dan baju seragam yang kusam.
Tapi Zahra adalah gadis yang bermental baja, ejekan dan hinaan tidak pernah diambil hati.
Justru menjadi semangat untuknya, dia bertekad menjadi orang sukses.
" Tak apa sekarang aku dihina, aku akan membuktikan kalau aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku," gumam Zahra sambil berjalan meninggalkan teman yang mengejek nya.
"Neng, Apakah sudah dimasukan baju nya kedalam tas ?"
tanya Ibu kepada Zahra .
"Sudah bu ini lagi di masukan." jawab Zahra sambil melirik ibu nya.
Besok dia akan berangkat kerja ke kota tiga hari yang lalu dihubungi Sari temannya yang sudah lebih dulu merantau ke kota dan di tempat kerja Sari ada lowongan pekerjaan menjaga toko pakaian di sebuah Mall di Ibu kota.
" Neng, maafkan Ibu dan Bapak, mungkin kalau bapak ngga sakit- sakitan ibu ngga akan ngijinin Neng kerja," ucap Ibu dengan raut wajah sendu.
Zahra pun menjawab ucapan ibunya dengan nada lembut dan memegang kedua telapak tangan ibunya.
"Ibu, nggak usah minta maaf,Ibu sama Bapak nggak ada salah sama Neng kenapa atuh minta maaf.Doain aja Neng kerja nya lancar di kota, Ibu Bapak Sehat di rumah biar Neng nggak khawatir, Neng juga sudah dikabari Sari katanya mau jemput di stasiun besok," jawab Zahra.
"Alhamdulillah kalo gitu Neng, hati - hati nanti kalo sudah mulai kerja, Harus sopan, Jujur, dan jangan lupa ibadah sholat lima waktu jangan sampai ditinggal, dan ingat pesan Ibu di kota pasti banyak sekali cobaan dan godaan,Harus jaga diri jangan sampai kamu lepas kerudung harus istiqomah ya geulis," tutur ibu kepada Zahra.
"Insya Allah Neng istiqomah buk, nasehat Ibu akan selalu diingat, Neng pasti kangen banget sama Ibu dan Bapak," Zahra bergumam sambil memeluk ibunya.
Percakapan pun diakhiri sang ibu karena sudah hampir larut malam.
***
Di sebuah penginapan di desa, seorang Pria tampan sedang berdiri menikmati sunyi nya malam. Pria itu menyeruput cangkir yang ber isi air teh hangat, di temani suara binatang kecil yang menenangkan suara itu saling bersahutan. Ya suara binatang itu tidak lain adalah jangkrik kecil yang bersembunyi di balik rumput.
"hmmm ... Jarang sekali aku menikmati suasana yang sangat tenang ini," gumam pria itu. Sembari mengedarkan pandangan nya yng penuh dengan perkebunan sayur mayur.
Di dalam kamar seorang memanggil nya.
"Mobil gw bawa pulang duluan gpp kan?" sosok itu bertanya.
"ini gw di suruh balik malam ini juga urgent," sambung nya lagi sembari menunjukan layar hp untuk membuktikan kalau dia tidak berbohong.
"Ya sudah bawa saja besok gw pulang sendiri naik transportasi umum," jawab Pria itu.
"Yakin lo bisa naik kendaraan umum?" tanya sosok itu meragukannya.
"Iya." jawab pria itu singkat.
"Ya udah, gw cabut sekarang ya, lo hati-hati besok kalo pulang," ucap sosok tersebut sembari melangkah pergi.
Pria itu hanya menganggukan kepalanya tanpa menjawab sosok tersebut.
***
Ibunya merasa berat mengijinkan Zahra merantau, Tapi dia tau sifat anak nya seperti apa, Zahra kalo sudah punya kemauan tidak akan bisa dilarang, dari kecil sampai dewasa Zahra selalu membantu ibu berjualan hasil panen dari kebun orang tuanya.
Di umurnya yang masih muda, Zahra tidak seperti teman sebaya nya yang sering bermain, dia lebih memilih membantu Bapak dan Ibunya di kebun dan berjualan keliling, hasilnya pun langsung Zahra berikan kepada Ibunya untuk membeli beras dan lauk pauk demi menyambung hidup.
Walaupun hidup nya sangat sederhana dia selalu bersyukur dan selalu ceria.
Ibu merebahkan tubuh rentanya di samping sang suami.
" Neng,dimanapun kerjanya nanti semoga selalu dalam lindungan Allah, Ibu hanya bisa mendoakan anak Ibu,"gumam Ibu sambil mengusap air mata yang keluar dari sudut matanya.
"Ibu maafkan Bapak, mungkin kalau Bapak nggak sakit-sakitan bapa nggak izinin anak kita kerja jauh ke kota, Bapak kepikiran terus semoga Anak kita baik-baik saja walaupun jauh dari kita buk," sesal bapak sambil memegang tangan istrinya.
"Loh pak, kirain ibu sudah tidur,"
"Belum buk, Bapak belum ngantuk," jawab bapak sambil menatap ke atas plafon yang terbuat dari bilik bambu.
"Kita doakan saja semoga Anak kita mendapatkan
Pekerjaan yang bagus dan teman kerja nya baik, kita sebagai orang tua hanya bisa mendoakan anak kita Pak," kata ibu.
"Aamiin," jawab bapak.
Keesokan hari nya Zahra pun sudah bersiap - siap tas ransel sudah diletakkan di depan pintu rumah, dia sedang menunggu ojek untuk mengantarkan nya ke stasiun.
"Apa tukang ojek nya sudah ada Neng?" tanya Ibu sambil memberikan botol minum pada Zahra, ini botol minum nya jangan sampai ketinggalan.
"Sebentar lagi bu," jawab Zahra.
"nah itu dia sudah di depan ojek nya, Neng berangkat ya bu," sambung Zahra sambil berpelukan dan mencium tangan ibu nya.
"Iya geulis hati-hati di jalan, kalau sudah sampai langsung kabari, Ibu juga titip salam buat Sari ya," tutur Ibu sambil menatap mata Zahra yang mulai berkaca-kaca.
"Iya bu," jawab zahra.
Sungguh berat bagi Zahra meninggalkan kedua orang tuanya jauh dari kampung halaman. Gadis manis itu baru berusia 20 tahun, namun Tuhan seakan terus menguji nya. Meskipun berat rasanya meninggalkan kampung kelahirannya namun harus dia lakukan setidak nya dengan dia bekerja dia bisa membantu kedua orang tuanya, membantu pengobatan Bapak yang selama ini jarang sekali periksa ke dokter karena terkendala biaya.
"Bismillah," ucap Zahra.
Sebelumnya dia sudah pamit terlebih dahulu pada bapak nya yang sedang berbaring di kamar, tidak banyak kata yang diucapkan hanya meminta do'a agar pekerjaan nya diberikan kelancaran, dia tidak sanggup jika harus berlama-lama berbincang dengan sang bapak, melihat kondisinya yang semakin memburuk membuat hati Zahra merasa sakit, dia pun berkata dalam hati jika dia sudah kerja gaji pertamanya akan langsung dikirimkan untuk pengobatan sang bapak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Sofyan Yusmansyah
semangat Zahra jangan putus asa.semoga ayah mu cepat sembuh
2023-07-19
2
Catastrovhy
huhu sedih bacanya. semoga ayah zahra bisa cepet sembuhhh..
narasinya mudah di pahamiii kak. bagus.
semangat ya tulisnya.
'Cetak Biru' datang untuk mendukung.
2023-06-17
1