Buset dah, siapa yang berani parkir sembarangan disini. Jika begini kan, mobil saya tidak bisa keluar! kesal Henderson seorang pria tampan, yang baru beberapa bulan yang lalu menyandang gelar duda. Setelah Sang istri tercinta Mauren meninggal pasca melahirkan sang putri baby Queen mengisahkan luka yang mendalam.
Hingga sang kakek hendak menjodohkannya dengan seorang gadis berparas cantik bernama Mince Norin yang saat ini bekerja di salah satu Bengkel motor. Apakah Henderson akan menerima perjodohan itu? dan bagaimana hubungan keduanya kelak?
by Morata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24. HASUTAN NYONYA ANJANI
Morris menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ternyata harus bosnya sendiri yang turun tangan untuk mengajak wanita itu agar wanita itu bersedia ikut dengannya.
"Mic, kamu nggak papa aku tinggal?
"Sudah, santai aja biar bengkel aku yang menangani. Tapi ingat jangan terlalu sering, bisa-bisa aku mati berdiri melayani para pelanggan yang ada di sini.
"Kan, ada Ricky. Kamu bisa meminta bantuan kepadanya. Sepertinya dia juga sudah mulai bisa." ucap Norin sambil nyengir kuda menatap Michael dengan tatapan frustasi.
Sementara di tempat lain, Nyonya Anjani yang mendapatkan kabar Kalau Tuan Samera ingin menjodohkan Henderson dengan seorang wanita yang sama sekali tidak keluarga dari Nyonya Anjani dan Tuan Wijaya. Membuat Nyonya Anjani khawatir kalau cucunya akan semakin jauh darinya.
Apalagi semenjak Henderson dan Baby Queen tinggal di di rumah utama keluarga Samera, terlihat Henderson jarang sekali berkunjung ke rumah mantan mertuanya itu.
Sesekali hanya Nyonya Anjani dan Tuan Wijaya yang datang untuk menjenguk Queen. Begitu juga dengan Devano kakak iparnya.
Tapi akhir-akhir ini, Devano juga tidak pernah lagi datang mengunjungi Baby Queen di rumah utama keluarga Samera. Karena saat ini, dia pun sedang memiliki masalah yang sangat besar.
Pernikahan Devano dengan sang istri sudah berjalan selama lim tahun, tapi tak kunjung dikaruniai seorang anak. Membuat Nyonya Anjani meminta kepada Devano, agar memikirkan nasib pernikahannya yang tak kunjung di karuniai seorang anak.
Tidak peduli bagaimanapun caranya. Yang pasti Devano adalah anak lelaki satu-satunya. Jadi seharusnya Devano Harus memiliki keturunan. Generasi penerus keluarga Wijaya
"Bagaimana, sampai saat ini apa belum ada tanda-tanda kalau istri kamu sudah hamil? tanya nyonya Anjani kepada putranya Devano.
"Maaf Ma, kami masih berusaha. Sampai saat ini Lina belum juga hamil."
"Apa?
"Mau sampai kapan kamu menunggu?
"Apa jangan-jangan istri kamu itu mandul? kalau tidak bisa memberikan keturunan untuk keluarga ini, untuk apa pernikahanmu kamu pertahankan! jadi Mama rasa lebih baik kamu cari pengganti saja deh. Daripada kamu mati, tapi sama sekali tidak memiliki keturunan."ucap Nyonya Anjani dengan Ketus.
Tanpa mereka sadari Lina mendengarnya. hati Lina begitu hancur, ketika mendengar apa yang dikatakan oleh ibu mertuanya. Ibu yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri.
Tapi entah mengapa akhir-akhir ini hubungan mereka semakin renggang, setelah kepergian Mauren, dan Henderson kembali tinggal di rumah utama keluarga Samera. Sikap Nyonya Anjani berubah begitu drastis kepada Lina menantunya.
Karena tak kunjung memberikan keturunan untuk putranya.
"Ma, jangan begitulah, bagaimanapun Lina itu sudah lama mendampingiku. Dan dia orangnya Penurut. Tidak mungkin lah aku menceraikannya tanpa ada kesalahan fatal yang ia lakukan." ucap Devano kepada Nyonya Anjani.
"Tapi, bagaimana dengan keturunan kamu? hingga hari ini tak ada sama sekali tanda-tanda, kalian akan memiliki seorang anak.
"Ingat! Salah satu tujuan pernikahan itu untuk apa? pasti untuk memiliki keturunan juga, kan?" Nyonya Anjani menegaskan kepada putranya.
Devano hanya terdiam, netranya menakup sosok wanita yang baru saja diminta oleh ibu Anjani untuk segera diceraikan Devano.
Lina berlari masuk ke dalam kamar, dan menumpahkan tangisnya di sana. Devano meninggalkan Nyonya Anjani ketika melihat istrinya sudah berlari masuk ke kamar. Itu artinya, Lina mendengar percakapan antara Devano dengan Nyonya Anjani.
Devano mengejar istrinya. Tapi Ia kalah cepat dari istrinya. Lina sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar itu.
Devano mengetuk pintu kamar, tapi tak mendapat sahutan sama sekali. Yang ia mendengar sayup-sayup suara isak tangis istrinya. Pasti hati Lina sangat terluka, mendengar ucapan sang mertua yang meminta kepada suaminya agar segera menceraikan Lina menantunya. Yang hingga saat ini belum dapat memberikan cucu untuk Nyonya Anjani dan Tuan Wijaya.
Apalagi setelah mendengar rencana pernikahan Henderson dengan wanita pilihan tuan Samera, membuat Nyonya Anjani begitu kacau. Ia berpikir hubungannya dengan Queen akan semakin menjauh, jika Henderson sudah menikah dengan wanita lain.
Padahal semua orang sangat mengetahui, kalau Henderson masih muda, dan membutuhkan sosok wanita yang menjadi pendamping hidupnya. Bukan hanya Henderson, tapi Queen juga membutuhkan Figur seorang ibu.
"Tok...
"Tok ...
"Tok ...
"Sayang, buka pintunya." ucap Devano berharap Lina membuka pintu kamar itu. Tapi Lina tak kunjung membukanya membuat Devano khawatir.
Nyonya Anjani menghampiri Devano yang saat ini benar-benar mengkhawatirkan istrinya.
"Sudahlah, Biarkan saja? paling sebentar lagi dia juga akan lapar dan keluar dari kamar. Tidak perlu perempuan seperti itu dibujuk. lebih baik kamu ceraikan Saja Dia sekarang. Mama sudah memiliki calon untuk kamu. Dia wanita yang cantik, terlahir dari keluarga terpandang. Jadi sepertinya tidak perlulah terlalu lebay seperti itu."ucap nyonya Anjani kepada putranya.
"Ma, janganlah seperti itu, bagaimanapun Lina masih menjadi istriku. Dia wanita yang baik." ucap Devano kepada Nyonya Anjani.
"Ys, kalau di depanmu memang dia wanita yang baik. Tapi apa kamu tahu bagaimana sikap dan tingkah lakunya saat di belakangmu? jika Mama memberitahunya sama kamu, pasti kamu juga akan ilfil melihatnya. Jadi turuti aja perintah Mama, ceraikan dia dan menikahlah dengan Clarissa." ucap Nyonya Anjani yang dapat didengar oleh Tuan Wijaya.
"Ma, sebelum berbicara itu seharusnya Mama berpikir dulu. Pikirkan perasaan anak dan menantu kita."ujar Tuan Wijaya yang dibalas tatapan tajam dari Nyonya Anjani.
"Bagaimana mungkin kamu bisa kadang-kadang saja, sementara pernikahan Devano dengan Lina sudah lima tahun, tapi tak kunjung dikaruniai seorang anak. Apa kamu mau Putra kita tidak memiliki keturunan sama sekali?
"Tidak, Mama tidak ingin seperti itu, Mama juga menginginkan seorang cucu dari Putraku sendiri."ucap nyonya Anjani kepada suaminya
Tuan Wijaya menghela nafas panjang, mendengar ucapan istrinya.
****
"Kok maksa banget sih harus hari ini fitting bajunya?"ucap Norin dengan status saat mereka sudah duduk di mobil yang sama dengan Henderson.
"Terus, Mau sampai kapan lagi, bukankah pernikahan kita Minggu depan?
"Apa?
"Minggu depan?
"Kok cepat banget?"
"Jangan tanya sama saya, tanya langsung kepada kedua orang tua kita. Mereka yang menentukan tanggal dan hari pernikahan kita.
"Terus mengapa Tuan Hendarson yang terhormat, terima-terima saja dengan perjodohan ini? Apakah tidak ada niatan Tuan Henderson Untuk membatalkan perjodohan ini?
"Kalau kamu mau, kamu saja yang membatalkan."ucap pria itu dengan tatapan lurus ke depan tanpa menoleh sedikitpun ke arah Norin.
"Kalau saya bisa, Sudah dari kemarin saya menghentikan perjodohan ini. Tapi saya menjaga perasaan kakek Samara yang begitu baik."sahut Norin.
"Nah kamu sendiri juga tahu alasannya, Mengapa kamu mengatakan Saya tidak membatalkan pernikahan kita.
"Iya beda lah, saya dengan tuan, bedanya Tuan itu laki-laki. Sementara aku perempuan. dan Tuan Henderson yang terhormat, memiliki kedudukan tinggi di perusahaan. sudah otomatis banyak yang mendukung tuan, Aku percaya akan hal itu.
"Sudah, tidak perlu banyak bicara, habis fitting baju kita akan segera melakukan foto prewedding, karena pesta pernikahan kita sudah semakin dekat.
"Tapi, aku tidak ingin melakukan pernikahannya secara mewah. Aku hanya ingin dihadiri beberapa kerabat saja. Tak perlulah mengundang orang-orang banyak, secara pernikahan ini, pernikahan dadakan." ucap Norin.
"Sudah tidak perlu banyak bicara. Sekarang terima saja, pernikahan ini. Dan ingat! jangan berharap lebih dari saya. Jangan minta saya mencintai kamu. Karna itu tak akan terjadi.
"Siapa juga yang minta di cintai lelaki songong seperti mu." gumam Norin yang masih dapat di dengar oleh Henderson.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA TEMAN EMAK.
semuga maorin dan bayi nya selamat🤲
lanjut kakak yg semangat up-nya. uji dulu tu si nenek peot buat dia sakit lalu ga ada yg perhatikan, baru deh kasih Lina tu yg rawat. bisa tidak dia berkutik .