Jiang Xia Yan merupakan putri bungsu dari seorang jenderal perang pada masa kekaisaran Ming Qi adalah wanita bodoh yang jatuh cinta dengan pangeran kedua Ming Shin yang pada akhirnya mati mengenaskan atas nama cinta.
Bukan hanya mati ditangan suaminya sendiri, Jiang Xia Yan juga menyebabkan Klan Jiang musnah ditangan Ming Shin.
Padahal Jiang Xia Yan sudah berkorban banyak untuk Ming Shin hingga bisa membuat lelaki yang sangat dicintainya itu bisa menjadi kaisar Ming setelah berhasil menggulingkam kekauasaan sang ayah.
Jiang Xia Yan mati dengan dendam yang mendalam....
Pada saat yang sama, ada seorang CEO wanita yang berhati dingin dan kejam bernama Agatha Wein yang juga mati mengenaskan ditangan sekelompok lelaki yang cintanya ditolak dengan kasar olehnya.
Agatha diberi kesempatan hidup didalam raga Jiang Xia Yan....
Mampukah Agatha bertahan hidup & membalaskan dendam Jiang Xia Yan?
Bisakah Agatha menemukan cinta dijaman kuno ini dan membuat hatinya yang dingin menjadi hangat ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMBALIKKAN KEADAAN
“ Cukup menarik…...”, guman Feng Mo Tian sambil melemparkan daging segar kearah Arnold, serigala liar miliknya.
“ Jadi, rupanya dia yang telah menemukan serulingku dihutan….”, batinnya senang.
Dari informasi yang diberikan oleh pengawal bayangan yang ditugaskan untuk memantau Jiang Xia Yan, bukan hanya mendapatkan informasi tentang gadis itu yang mulai belajar berpedang tapi dia juga mendapatkan fakta jika gadis tersebutlah yang ternyata menemukan seruling emas miliknya.
Seruling emas milik Feng Mo Tian bukanlah seruling biasa yang bisa digunakan oleh sembarang orang karena hanya seseorang yang memiliki kekampuan kultivasi minimal berada ditingkat langitlah yang bisa menggunakannya.
Mengetahui fakta jika Jiang Xia Yan minimal sudah berada dikultivasi langit, namun tak ada satupun orang yang mengetahuinya hal tersebut membuat Feng Mo Tian menaruh kewaspadaan lebih pada gadis itu.
“ Dia cukup berbahaya dari yang kuperkirakan sebelumnya….”, Feng Mo Tian pun segera menyuruh pengawal bayangannya kembali untuk memantau semua pergerakan Jiang Xia Yan dan melaporkan kepadanya.
Sementara itu, dipaviliun bungga sorak sorai langsung menggema begitu Jiang Xia Yan selesai tampil. Sekelompok burung dan kupu – kupu yang tadinya hinggap dan berputar diseluruh tubuhnya perlahan mulai kembali ke tempatnya masing – masing.
Tanpa Jiang Xia Yan sadari, seruling yang ditemukannya itu selain memiliki kekuatan magis untuk menghipnotis orang melalui music yang dibawakan oleh si pengguna juga berfungsi sebagai media komunikasi dengan hewan.
Tidak ada yang tahu jika Feng Mo Tian memiliki kemampuan khusus lainnya, selain bisa membaca pikiran seseorang pemuda tersebut juga bisa berbicara dengan hewan.
Dan seruling itu biasanya dia gunakan untuk berkomunikasi dengan burung – burung liar didalam hutan untuk mendapatkan informasi.
Sayangnya, Jiang Xai yan tak mengetahui hal tersebut. Jika tahu mungkin dia akan menggunakan seruling tersebut dengan sebaik mungkin.
Permaisuri Yinhuan terlihat sangat puas dengan penampilan yang diberikan oleh Jiang Xia Yan. Ternyata feelingnya mengenai gadis tersebut benar adanya.
“Aku harus menjadikan Jiang Xia Yan sebagai pendamping Ting’er. Dengan adanya kekuatan keluarga Jiang dibelakang, akan memuluskan langkah Ting’er menuju kursi kekuasaan….”, batin permaisuri Yihua penuh tekad.
Tampaknya keingginan permaisuri Yinhua ini juga dimiliki oleh para selir lainnya. Selir Agung yang selama ini cukup vocal menyuarakan ketidak senangnya akan sosok Jiang Xia Yan, siang ini mulai berubah pikiran.
Ternyata gadis yang selama ini selalu bertindak bodoh dan konyol pada akhirnya menunjukkan sinarnya. Ditambah lagi dengan kekuatan keluarga Jiang dibelakangnya, membuat pamornya dalam sekejap mata langsung naik.
Sedangkan gadis yang dijadikan target oleh para wanita istana tersebut masih bersikap acuh tak perduli, seolah – olah apa yang baru saja ditampilkan hanyalah hal biasa sebagai wujud penghormatan atas keingginan permaisuri yang mengundangnya datang dalam pesta perjamuan musim gugur ini.
“ Selamat ya….aku sama sekali tak menyangka jika adik ketiga menyimpan bakat mengagumkan seperti itu….”, ucap Jiang Xialun menampilkan senyum lembut dipermukaan padahal dalam hatinya entah sudah berapa banyak sumpah serapah dia berikan untuk adiknya itu.
“ Hmmm….biasa saja….”, ucap Jiang Xia Yang acuh.
Bukan hanya acuh dia seolah tak perduli tanggapan semua orang yang terlihat mulai mengagung – agungkan dirinya meski dalam hatinya Jiang Xia Yan merasa puas karena berhasil memperbaiki citra baik dirinya dalam waktu sekejap.
Sikap acuh Jiang Xia Yan tentu saja membuat kedua kakaknya merasa sangat geram. Jika saja tidak ada mata yang memandang, mungkin mereka sudah akan memarahi Jiang Xia Yan sebagai tempat untuk menumpahkan rasa kesal yang ada.
“ Sangat cantik….”, guman lelaki buruk rupa yang tiba – tiba saja hadir diantara para pangeran tersebut sambil tersenyum lebar.
Dia adalah Pangeran Ming Qianfan, adik tiri kaisar Ming Qin yang sebagian wajahnya terbakar hingga dia menjadi buruk rupa dan menakutkan.
Sikap arogan yang diperlihatkan membuat siapapun tak berani mengusiknya, termasuk para pangeran karena adik kaisar Ming Qin tersebut sangat disayang oleh janda permaisuri atas jasanya menyelamatkan ibu dan anak tersebut dari musibah kebakaran yang menimpah istana beberapa tahun yang lalu.
Bahkan tindakan pangeran Ming Qianfan yang kejam dan seenaknya tersebut seakan mendapat dukungan dari kaisar Ming Qin dan janda permaisuri karena mereka akan selalu berada dibelakangnya, meski perbuatannya tersebut salah.
Dan kali ini, tampaknya lelaki tersebut sedang mentargetkan Jiang Xia Yan untuk dijadikan wangfeinya yang baru setelah wangfei lamanya meninggal dunia beberapa waktu yang lalu.
Siapa yang tidak tahu rumor tentang pangeran Ming Qianfan yang sangat brutal, terutama masalah hubungan dengan para wanitanya atau biasa disebuh memiliki *** menyimpang.
Dia akan sangat keji menyiksa setiap wanita miliknya pada saat bercinta, jika wanita tersebut lemah maka dia akan langsung meninggal akibat siksaan yang terus didapatkannya pada saat menjalani penyatuan dengan pangeran Ming Qianfan.
Jiang Xialun yang menyadari jika pangeran Ming Qianfan sepertinya tertarik dengan adik ketiganya mulia tersenyum licik.
“ Kakak…sepertinya pangeran Ming Qianfan tertarik dengan adik ketiga. Bagaimana jika kakak meminta paman untuk mendekatkan mereka. Bukankah hal itu cukup menguntungkan bagi keluarga kedua…. ”, bisik Jiang Xialun licik.
Siapapun yang mendengar ucapan Jiang Xialun pasti akan mengira jika dia berkata demikian semuanya demi keluarga kedua.
Padahal aslinya, semua itu adalah demi dirinya sendiri agar dia bisa menyingkirkan Jiang Xia Yan tanpa harus mengotori tangannya.
Jika beruntung, keluarga kedua akan mendapatkan dukungan dari pangeran Ming Qianfan. Tapi jika tidak, maka mereka harus menerima konsekuensi yang sangat berat setelah mengecewakan pangeran kejam dan tak berperasaan itu.
“ Benar apa yang dikatakan oleh adik. Tampaknya pangeran Ming Qianfan benar – benar tertarik dengan kecantikan adik ketiga. Pulang nanti, aku akan mengatakannya semua kepada ibu….”, ucap Jiang Xiuying bersemangat.
Jiang Xialun menyesap tehnya sambil tersenyum puas karena Jiang Xiauying telah berhasil masuk dalam perangkapnya.
“ Benar kata ibunda. Aku harus tetap tenang dan bermain cantik…..”, batin Jiang Xiulin berpuas diri.
Seperti dugaan semua orang, Jiang Xia Yan lah yang memenangkan lomba adu bakat yang diselenggarakan dalam perjamuan musim gugur kali ini didalam istana.
Meski merasa kesal, namun kedua kakaknya tidak terlalu kecewa karena mereka sudah menemukan cara untuk bisa menghancurkan Jiang Xia Yan selama – lamanya.
Jiang Xiuying sedikit tak sabaran untuk bisa secepatnya sampai dirumah dan mengatakan semuanya kepada ibundanya.
Dia ingin benar – benar menghancurkan Jiang Xia Yan secepatnya agar peluangnya untuk mendapatkan pangeran kedua Ming Shin terbuka lebar.
Sementara itu, didalam kereta kudanya Jiang Xia Yan terlihat beberapa kali bersin tanpa alasan yang jelas membuat Jinying yang ada didalam kereta bersamanya merasa cemas.
Diapun segera mengambilkan mantel bulu dan langsung memberikannya kepada nona mudanya tersebut agar tidak sampai kembali jatuh sakit.
“ Aku tidak apa – apa….mungkin ada orang yang sedang membicarakanku….”, Jiang Xia Yan berkata sambil tersenyum agar pelayan pribadinya itu tak merasa khawatir.
Dalam diam, Jiang Xia Yan merasa jika kedua kakak sepupunya itu sedang merencakan sesuatu yang buruk terhadapnya.
Apapun itu, dia sudah harus mempersiapkan sejak awal agar tak sampai kecolongan nantinya. Untuk itu, malam ini dia bertekad akan meningkatkan kultivasinya agar bisa menghadapi segala hal buruk yang ada didepannya.