Siapa sangka Riana kembali bertemu dengan Brian, mantan suaminya, pria yang benyak menoreh kan luka pada pernikahan mereka terdahulu.
Rupanya semalam itu membuahkan hasil, dan kini demi status sang anak, mereka terpaksa kembali menikah, tentunya dengan banyak perjanjian dan kesepakatan.
Tanpa sepengetahuan Riana, Brian punya niat terselubung, setelah anak yang dia inginkan lahir.
Bagaimana reaksi kedua orang tua Riana, manakala mengetahui pernikahan Riana yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka setelah Riana mengetahui niat jahat Brian menikahinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
BAB 23.
Riana berdiri mematung di balkon apartemennya, semilir angin malam menerpa wajah dan rambutnya, mama Nisya bahkan sudah berkali kali menyuruhnya masuk, tapi berkali kali pula mereka menolak.
Richard dan Nisya masih berada di apartemen Riana, rencana menginap mereka perpanjang hingga acara pernikahan Riana usai, Richard bahkan sudah menghubungi adik adik dan keponakannya agar datang dan menghadiri pernikahan RIana, bahkan Nisya sendiri belum mengerti jalan pikiran suaminya, hingga Nisya memutuskan untuk mendiamkan suaminya tersebut, sudah bukan rahasia jika Richard selalu bersikap tegas, bahkan cenderung galak, terutama jika itu meyangkut orang orang yang ia sayangi.
Nisya bahkan dibuat keheranan dengan ulah sang suami, pagi tadi usai berbicara empat mata dengan Brian, Richard segera menyebarluaskan rencana pernikahan Riana, baik itu di rumah sakit, maupun di media cetak dan elektronik, dan kini hampir seluruh rekan kerja, kolega, bahkan semua kenalan Richard mengetahui bahwa Richard akan kembali memiliki menantu, walau calon menantunya kali ini adalah orang yang sama.
Nisya membuang muka manakala Richard mengambil tempat di sisi nya, mereka kini duduk bersandar di headboard tempat tidur, Richard menggenggam tangan sang istri, ia sangat tahu jika istrinya tersebut sedang marah padanya, “Ma … mau sampai kapan mama mendiamkan papa?” tanya nya lembut. karena sejak kembali dari rumah sakit sore tadi, Nisya sengaja tidak mengajak suaminya berbicara.
“Mama gak habis pikir sama papa, sudah benar jika Riana menikah dengan Brian secara sembunyi, dan berpisah setelah anak mereka lahir, tapi sekarang terlihat seperti papa menyodorkan Riana untuk kembali disakiti Brian.” keluh wanita yang masih cantik di usianya kini.
Richard menggeleng, pria paruh baya ini paling tidak bisa marah atau berbicara keras pada sang istri, begitu pula sebaliknya, Nisya sangat lemah lembut, wanita yang sudah lebih dari dua puluh tahun mendampingi dan mengertikan nya, tak pernah sekalipun Richard melihat Nisya berbicara keras pada orang orang di sekitarnya, termasuk pada dirinya, karena itulah Hanya dengan menatap kedua mata istrinya, kemarahan Richard langsung reda, bahkan menguap begitu saja.
“Boleh papa bicara? jangan biarkan amarah menguasai, selesaikan masalah sebelum kita memejamkan mata di malam hari, begitu kan katamu?” tanya Richard lembut.
Nisya menoleh menatap wajah suaminya, ada air mata tertahan di sana, pastilah ia sangat sedih memikirkan putri mereka satu satu nya.
“Papa melakukan semua ini demi melindungi Riana, apa mama pikir papa akan diam dan melepaskan Riana begitu saja?” tanya Richard, seraya menggelengkan kepalanya.
“Maksud papa apa?”
“Papa tahu niat Brian, mungkin hamilnya Riana hanya kebetulan semata, tapi Brian sengaja memanfaatkan kehamilan Riana agar bisa menguasai seluruh harta warisan Roger.”
"Mama gak ngerti maksud papa."
"Warisan Roger, bisa jatuh ke tangan Brian, jika Brian menikah dengan Riana serta memiliki anak dari Riana."
Nisya membekap mulutnya tak percaya, “Bukankah Brian anak kandung Roger? kenapa Brian harus bersusah payah menikahi Riana hanya agar bisa menguasai harta warisan yang memang seharusnya menjadi miliknya?”
Richard mengangguk membenarkan apa yang istrinya katakan. “Tapi Roger tidak berpikir demikian, ia pernah berkata padaku bahwa ia sangat menyayangi putri kita, sama seperti ia menyayangi anaknya yang sejak kecil susah diatur, dan beberapa bulan sebelum Roger wafat, ia menunjukkan isi surat wasiatnya, jika dalam waktu lima tahun Brian tidak menikah kembali dengan Riana, maka seluruh kekayaannya akan jatuh ke tangan Riana, dan Brian hanya diberi hak mengelola, tanpa boleh menikmati.”
“Jadi bisakah mama bayangkan, apa yang terjadi pada putri kita, jika pernikahan mereka dilakukan secara rahasia? tentu Riana akan sangat dirugikan, karena Brian hanya memanfaatkan keberadaan Riana," Richard menjeda sesaat kalimatnya, "jika pernikahan mereka legal serta diketahui oleh publik, maka pengacara yang ditunjuk oleh Roger akan ikut serta melindungi putri kita, begitu pula para pemegang saham, karena secara tidak langsung Riana adalah CEO baru Gustav.Inc bukannya Brian yang merupakan keturunan sah dari pemilik Gustav.Inc.”
Nisya tercengang mendengar penjelasan suaminya, ia tak menyangka bahwa setelah kepergiannya, Roger tetap menjaga Riana, seperti janjinya dahulu kala melamar Riana untuk di nikahkan dengan Brian.
"Tapi tetap saja, mama khawatir pa." Keluh Nisya.
"Papa juga, tapi Riana sudah dewasa, dia pasti juga sudah belajar dari kegagalan pernikahan nya terdahulu,"
Tanpa sadar air mata Nisya mengalir begitu saja.
"Jangan Khawatir, papa akan menempatkan orang orang kepercayaan papa di mansion Roger, bukan orang sembarangan, mereka anak buah terbaikku, mulai dari pelayan, hingga pengawal pribadi, bahkan Tuan Robin kepala pelayan, sampai saat ini masih setia pada Roger, siang tadi papa sudah bicara dengannya tentang pernikahan Brian dan Riana, dan Tuan Robin akan mengatur posisi anak buah papa di sana nanti nya."
Richard melihat kelegaan di wajah sang istri. "Apa sekarang kamu bisa sedikit lebih tenang?"
Nisya mengangguk, bersyukur karena dibalik keputusan Richard Yang tergesa gesa, tersimpan banyak maksud demi melindungi Riana dari Brian.
🌹
🌹
🌹
Pagi ini berita pernikahan Riana menggemparkan seisi William Medical Center, heboh karena Riana kembali menikah dengan mantan suaminya, berita itu pun mampir ke telinga Viona dan Rodrigo, Viona bahkan mulai mengaitkan rangkaian kejadian demi kejadian, Brian yang mendadak muncul di William Medical Center, kemudian Brian yang mengidap sindrom ibu hamil, ‘tidak salah lagi pasti itu penyebabnya’, gumam Viona, kini dugaan Viona mulai mengarah pada satu hal yang ia yakini kebenarannya, yakni Riana sedang mengandung anak dari mantan suaminya.
Saking terkejutnya dengan rangkaian kejadian ini, bahkan Viona sampai meninggalkan sarapannya begitu saja di meja kantin, padahal ia belum menelan apapun pagi ini, Vioana berlari kencang, tak sabar segera menjumpai Riana dan menggali informasi sebanyak banyaknya.
Dengan nafas masih turun naik tak teratur, Viona tiba di ruangan Riana bertepatan dengan kedatangan Rodrigo yang kondisinya juga tak jauh beda dengan Viona.
“Kenapa kalian merahasiakan hal sepenting ini dariku?” Tuduh Rodrigo ketika nafasnya mulai stabil.
“Jangan asal tuduh, kalau aku tahu tak mungkin aku sepanik ini.” jawab Viona tak terima dengan tuduhan yang dilontarkan Rodrigo.
Viona bergegas mengetuk pintu ruangan Riana, tapi sepertinya Riana belum datang, hingga tak terdengar sahutan.
“Kalian sedang apa di depan ruanganku?” Tiba tiba suara Riana mengagetkan keduanya.
Rupanya Riana baru saja tiba, wajahnya terlihat segar, namun tak ada bahagia di sana, seperti layaknya calon pengantin baru.
“Benarkah berita yang kami dengar pagi ini?” tanya Viona tak sabar, ia bahkan langsung pada pokok permasalahan, bahkan saking tidak sabarnya, Viona tak menyadari wajah murung Riana.
Riana belum ingin menjawab, ia melewati kedua sahabatnya begitu saja, kemudian menekan kombinasi angka untuk membuka pintu ruangannya. “Ayo masuk, kita bicara di dalam, aku masih banyak waktu sampai jam praktek ku di mulai.