Rani adalah seorang yang sudah sebatang kara, dia tidak memiliki orang tua dan bahkan keluarga sekalipun dikampung halamannya. Sehingga dia memutuskan untuk merantau di kota besar, Jakarta. Dengan berbekal surat-surat penting dan keahlian yang dia miliki, akhirnya dia bisa memulai hidupnya di sana dengan berkuliah sambil bekerja disebuah cafe.
Tetapi siapa sangka kehidupannya berubah ketika bertemu dengan seorang pria kaya yang semaunya sendiri. Dia dituduh sebagai seorang kurir paket yang telah membawa lari paket yang seharusnya dia kirim ke sebuah alamat.
Bagaimana kisahnya?
Yukk dukung terus 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linha_nofear, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Begitu sampai didepan pintu gerbang, Dito segera disambut Bu Anya yang sudah berdiri didepan pintu sambil menunggu kedatangan putra semata wayangnya itu.
Dito sudah berdiri didepan Mamanya dan menyalaminya dengan sopan. Sepanjang keluar dari mobil dan berjalan menghampiri Mamanya Dito berusaha mati-matian menahan rasa sakit dikakinya karena terjatuh. Karena jika sampai Mamanya tahu dia terluka maka akan menjadi heboh.
Dan ketika menyalami Mamanya, tidak sengaja tangan sang Mama menyenggol luka ditangannya. Hampir saja Dito berteriak karena sakit tetapi dia tahan dan berdiri sedikit lebih jauh dari Mamanya. Keduanya pun berjalan beriringan menuju meja makan.
Disana sudah terlihat Pak Bagas yang akan bersiap makan malam bersama.
"Maaf Pah Dito terlambat soalnya tadi jalanan macet." ucap Dito berbohong sambil menyalami tangan Pak Bagas dan duduk dikursi tempatnya biasa makan.
"Iya gak apa-apa Papa ngerti. Yang penting kamu baik-baik aja." jawab Pak Bagas sambil melirik tangan Dito yang terluka.
Sebenarnya Pak Bagas tahu apa yang baru saja terjadi dengan Dito. Karena memang sudah lama Pak Bagas menyuruh salah satu anak buahnya untuk selalu mengikuti kemanapun Dito pergi semenjak Dito memutuskan tinggal di apartemen beberapa waktu yang lalu. Dan tentu saja itu semua tanpa sepengetahuan Dito.
Dan Pak Bagas tidak memberitahu istrinya perihal yang baru saja terjadi dengan anak kesayangannya. Jika saja Bu Anya tahu maka beliau akan menjadi salah satu orang yang akan histeris khawatir dan panik. Maka dari itu Pak Bagas memilih untuk diam dulu, sebelum Dito berkata jujur kepadanya.
Dito yang sadar bahwa Papanya sempat melihat luka ditangannya, buru-buru Dito menutupinya dengan menaruh tangannya dibawah meja. Dan dengan posisi duduk senyamannya.
"Kenapa Papa gak makan dulu aja? Nunggu Dito kan kelamaan, mana makanannya juga sudah mulai dingin." ucap Dito mencoba mengalihkan perhatian sang Papa.
"Kamu kayak gak tahu gimana Mama kamu aja." jawab Pak Bagas yang melirik istrinya yang saat itu sedang menyiapkan makan untuk kedua jagoannya.
"Kalau kamu gak pulang mungkin juga Papa gak makan malam." lanjut Pak Bagas yang sengaja menggoda istrinya.
Sedangkan Bu Anya hanya tersenyum manis dan tentu saja masih fokus dengan menyiapkan makanan.
"Gak donk Pa, kalau gak makan trus makanan sebanyak ini buat siapa. Kan Mama uda capek-capek masak buat kalian." jawab Bu Anya dengan sengaja memasang wajah cemberut, karena beliau tahu bahwa suaminya hanya menggoda saja.
Dito senang melihat interaksi kedua orang tuanya yang selalu romantis dan baik-baik saja didepannya. Seolah mereka menyembunyikan kejelekan mereka didepannya. Dito melihat mereka dan tanpa disadari senyuman terbit dikedua bibirnya. Betapa bersyukurnya dia memiliki orang tua seperti mereka.
Dan didalam hatinya dia juga ingin sekali jika berumah tangga nanti akan mencari seorang wanita seperti Ibunya. Ketika Dito memikirkan hal itu tiba-tiba saja bayangan senyuman Rani terlintas dipikirannya dan bersamaan dengan itu lamunan Dito buyar karena sang Mama memberinya piring yang sudah terisi nasi dan lauk pauk untuk makan malam mereka.
"Uda gak usah bengong gitu. Memangnya lagi mikirin apa? Kog sambil senyum-senyum gitu?" tanya Bu Anya yang sempat melihat Dito senyum-senyum sendiri.
"Ahh gak Ma, siapa yang senyum-senyum sendiri. Orang Dito dari tadi lihatin Mama kog." jawab Dito berbohong.
Kemudian Dito segera melahap makanannya untuk mengalihkan rasa grogi.
Sedangkan Pak Bagas yang tahu apa yang terjadi pun, melihat Dito yang terlihat salah tingkah. Dan hanya tersenyum serasa menggelengkan kepalanya tanpa sepengetahuan istri dan anaknya.
"Sepertinya Dito memang sudah saatnya move on." batin Pak Bagas.
Mereka bertiga pun makan malam bersama dengan suasana kekeluargaan yang begitu terasa.
...****************...
Tetap semangat 💪
Like, komen dan hadiah jangan lupa 🙏
KLO DITO MAU TERIMA SHERIN YG BRKHIANAT, SLINGKUH, BRZINAH HINGGA HAMIL, SUNGGUH PRIA BODOH MAU TERIMA WANITA BKAS..