NovelToon NovelToon
Cinta Di Dalam Cerita

Cinta Di Dalam Cerita

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Beda Dunia / Mengubah Takdir / Romansa / Idola sekolah / Ruang Ajaib
Popularitas:317
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Alseana, penulis muda berbakat yang masih duduk di bangku SMA, tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah hanya karena sebuah novel yang ia tulis. Cerita yang awalnya hanya fiksi tentang antagonis penuh obsesi, tiba-tiba menjelma nyata ketika Alseana terjebak ke dalam dunia ciptaannya dan menjadi salah satu tokoh yang berhubungan dengan tokoh antagonis. Saat Alseana masuk kedalam dunia ciptaannya sendiri dia menjadi Auryn Athaya Queensha. Lebih mengejutkan lagi, salah satu tokoh antagonis yang ia tulis menyadari rahasia besar: bahwa dirinya hanyalah karakter fiksi dengan akhir tragis. Demi melawan takdir kematian yang sudah ditentukan, tokoh itu mulai mengejar Alseana, bukan hanya sebagai karakter, tapi sebagai penulis yang mampu mengubah nasibnya. Kini, cinta, kebencian, dan obsesi bercampur menjadi satu, membuat Alseana tak tahu apakah ia sedang menulis cerita atau justru sedang hidup di dalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Auryn Athaya Queensha

Menunggu jemputan dari pak Adit adalah kegiatan yang dilakukan Auryn siang ini, ia menunggu di depan halte bus sekolah karena cuaca sedang mendung akan hujan.

Ia melupakan handphone milik tubuh ini sehingga tak bisa menghubungi orang rumah untuk menjemputnya.

"Huft, aku lelah sekali ingin cepat rebahan. Dimana pak Adit sebenarnya, kenapa lama sekali." Gumamnya.

Auryn pun duduk dengan menaikkan kakinya dan membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya hingga suara motor sport yang terdengar keras mendekatinya.

TIN!

Suara klakson motor sport tersebut terdengar di hadapan Auryn yang membuat dia mengangkat wajahnya.

Pria tinggi tegap dengan jaket hitam yang selaras dengan motor dan helm yang dipakai pria itu tengah berhenti di depan Auryn.

"Lo belum balik?" Tanya seorang pria di balik helm fullface nya pada Auryn.

Auryn yang mendengar itu menatap kanan kiri dan tak ada orang selain dirinya.

"Lo bicara sama gue?" Tanya Auryn dengan menunjukkan dirinya sendiri dan menaikkan alisnya dengan bingung.

"Hm."

TIN!

"Itu gue sudah dijemput." Ucap Auryn dengan santai dan terasa lega di dalam hatinya karena ia takut diculik karena sebenarnya ia tak mengenal laki-laki yang bertanya padanya itu.

Ia pun langsung bergegas masuk ke dalam mobil yang dikendarai pak Adit tersebut dengan segera.

"Itu teman non Auryn?" Tanya pak Adit saat Ayana sudah duduk di kursi penumpang.

"Gatau pak, Auryn gak kenal." Ucap Auryn dengan santai lalu menyuruh pak Adit segera menjalankan mobilnya untuk menuju ke kediaman tubuh ini.

Tak berapa lama Auryn sampai di rumah besar milik keluarga tubuh ini, atau bisa disebut mansion? entahlah Auryn tak paham ini rumah atau mansion karena dulunya ia hanya orang kelas menengah kebawah yang tak mengerti hal seperti ini.

"Non sudah sampai, tuan dan nyonya nanti malam juga sudah kembali dari amerika." Ucap pak Adit yang membuat Auryn yang ingin membuka pintu mobil terhenti.

"Mereka kembali?" Tanya Auryn dengan nada sedikit tertekan.

"Iya non, bukankah anda menyuruh tuan dan nyonya pulang cepat karena seminggu lagi ulang tahun anda yang ke delapan belas?"

"Hm."

Auryn langsung keluar mobil dan masuk ke dalam tanpa memperdulikan pelayan yang menyapanya.

Ia langsung masuk ke kamar yang ia ingat dan menguncinya lalu ia menyandarkan tubuhnya ke pintu tersebut dengan lemas.

"Bagaimana ini, aku bahkan tak mengenal orang tua tubuh ini. Bagaimana jika mereka curiga dan menuduhnya menggunakan ilmu hitam untuk mengambil alih putri mereka."

"Apakah Auryn tak menulis apapun tentang dirinya?" Gumamnya.

Ia pun segera mencari suatu informasi yang bisa ia dapatkan, dia langsung menuju ke meja belajar gadis itu dan mengacak-acak isinya disana.

Hanya buku pelajaran dan beberapa novel koleksinya saja yang ia dapatkan, namun saat ia mencari lagi ada buku kecil yang jatuh tepat di depan kakinya.

Buku kecil bersampul hitam dengan tulisan berwarna emas tersebut membuat Auryn langsung penasaran dan mengambilnya.

"Auryn Athaya Queensha." Gumam Auryn membaca ukiran emas di buku tersebut.

Seperti mendapatkan secercah cahaya di kegelapan malam, Auryn langsung tersenyum cerah.

Ia langsung duduk di kursi belajarnya dan membaca isi buku tersebut.

11/01/2021

Auryn Athaya Queensha

Hidup bagaikan hal yang membosankan, jiwaku seakan tak ada. Tak ada gairah untuk menjalani hidup.

Seakan aku hidup seperti sudah diatur oleh seseorang.

Auryn yang membaca buku diary tersebut terkejut, apa tokoh ini sadar jika ia hanya orang yang menjadi figuran? Tapi bagaimana ia bisa sadar? menurutnya kehidupan di dunia ini seperti dunianya.

Dengan menghela nafas pelan, Auryn melanjutkan membaca buku tersebut ke halaman kedua.

15/01/2021

Auryn Athaya Queensha

Apakah mereka merasakan apa yang kurasakan? kenapa aku merasa apa yang kulakukan terus berulang bahkan setiap kalimat berulang sepanjang hari hingga aku hafal apa yang mereka ucapkan dan tempat mereka bertemu. Ada apa dengan dunia ini? kenapa sejak aku menginjak kelas dua belas adegan ini terus berulang dan seperti menunggu adegan selanjutnya selesai dibuat? Apakah memang dunia ini sudah tak normal?

DEG!

Auryn langsung membeku membaca halaman kedua buku ini, ia terkejut ternyata dunia ini memang berada dalam pengaruh tulisannya. Ia tak tahu jika apa yang ia tulis nyata di dunia ini bahkan berpikiran tokohnya menjadi hidup saja tidak.

Auryn sangat yakin, menuliskan buku ini semenjak menemukan kejanggalan apa yang telah ia lakukan dan kehidupannya yang mulai aneh, karena sejak halaman pertama menuliskan dunianya seakan bab yang dibaca berulang hingga menunggu bab selanjutnya dibaca.

Auryn menjadi sedikit takut dan dimana Auryn sekarang?

Dengan keberanian yang dimiliki oleh Auryn, ia membaca halaman selanjutnya.

13/02/2021

Auryn Athaya Queensha

Aku menemukan sebuah petunjuk gila, aku merasa hidupku diatur oleh sang penulis. Aku menemukan web novel yang aku baca dan kisahnya begitu mirip dengan kehidupanku. Apakah memang aku hidup di dunia novel??

Auryn yang membaca halaman ketiga langsung menutup buku tersebut dan segera mencari laptop milik tubuh ini.

Ia segera membuka laptop tersebut dengan cepat dan menghidupkannya, namun sayang laptop tersebut terkunci.

"Sial, aku tak tahu kata sandinya." Gumamnya.

"Apakah aku harus mencari laptop baru?" Ucap Auryn dengan serius.

Tapi itu terlalu lama, ia pun mencari ponsel milik tubuh ini dan untungnya ponsel milik gadis ini ada di atas meja nakas samping ranjangnya.

Ia langsung menghidupkan ponsel tersebut dan untungnya ponsel tersebut menggunakan sidik jari untuk membukanya.

"Berhasil!"

Ia pun langsung membuka halaman web novel online miliknya.

BOOM!

Ia menemukan cerita yang ia buat, antara senang dan cemas menjadi satu.

Ia senang karena ia bisa mengingat setiap adegan novel tersebut di setiap babnya dan ia cemas jika seluruh dunia ini sadar jika kehidupannya adalah hasil karangan seseorang.

Tapi ia membaca komentar sepertinya memang bukan dari dunia ini, jadi belum banyak orang dunia ini tahu tentang web novel ini dan ia harap selamanya mereka tak akan tahu.

Ia pun segera menghapus histori pencariannya dan membuka pesan di ponselnya. Hanya tiga orang yang ia simpan kontaknya.

Hanya mama, papa dan Zamora.

"Siapa Zamora?" Gumam Auryn.

Ia pun langsung membuka pesan dari nama Zamora tersebut.

-Gue besok baru balik ke sekolah.

-Lo gak kesepian kan di sekolah?

-Ck, lo kemana gak bales pesan gue!

Auryn yang membaca pesan tersebut langsung menyimpulkan jika Zamora adalah sahabat tubuh ini, ia kira tubuh ini tak memiliki teman bahkan sahabat karena tak ada yang menyapanya seakan menghindarinya di sekolah seperti orang yang harus dijauhi, apa mungkin ia hanya tokoh figuran tidak penting sehingga semua orang tak menganggapnya ada kecuali orang terdekatnya?

Ia langsung membaca pesan dari mama papa Rhea dan ia juga bisa melihat jika Auryn adalah anak yang sangat impresif pada orang yang ia anggap dekat.

"Aku tak tahu apakah nanti akan berjalan dengan baik, tapi aku berusaha terbaik menjadi Auryn hingga jiwa Auryn aku ketahui keberadaannya." Gumamnya pada dirinya sendiri.

Oke, mari kita membiasakan diri menjadi sosok Auryn Athaya Queensha yang dikenal oleh semua orang.

Alseana sebenarnya menciptakan nama Auryn mirip dengannya karena ia menggambarkan sosok perempuan kaya karena harapannya juga ingin memiliki kekayaan hingga membangun sekolah dengan namanya sendiri.

Tapi sepertinya tuhan salah mengartikan doanya, ia malah tiba di tubuh Auryn Athaya Queensha bukan Alseana Ratu Afensa.

Bahkan Alseana sendiri tak terlalu berpikir gimana karakter Auryn Athaya Queensha karena ia hanya memasukkan nama tersebut sebagai penambahan karakter figuran tak penting saja yang tak ia sorot kisah hidup tubuh ini.

Auryn pun mengedarkan kamar ini yang belum sempat ia amati tadi pagi karena masih dalam keadaan bingung dan linglung dengan apa yang ia hadapi.

Sekarang saat ia mulai menerima takdirnya dan bersabar dengan ujian ini ia baru sadar jika kamar ini sangat mewah dan luas dengan barang mewah yang mengelilinginya.

Ia masuk ke walk in closet yang tak sempat ia amati tadi dengan takjub karena pakaian milik Auryn hanya pakaian bermerek yang dipakai.

"Sekaya apa orang tua Auryn?" Gumam Auryn dengan takjub.

Bahkah seumur hidupnya mungkin tak akan pernah bisa membeli pakaian merk terkenal ini karena lebih mementingkan kebutuhan hidup dibanding dengan gengsi.

Tidak lucu bukan ia mati dengan pakaian mewah karena kelaparan?

Bahkan untuk perawatan kulit saja ia masih mencari harga diskon atau bahkan menunggu harga diskon walaupun stock skincarenya habis, memang semiskin itu dulu karena ia hanya mahasiswa biasa yang kerja dengan gaji tak seberapa.

Tapi disini ia memiliki segalanya dengan wajahnya sendiri dengan versi glowing yang bahkan dirinya sendiri takjub dengan perubahannya jika ia dulu rajin memakai perawatan kulit.

Tapi ia tak ingin terlena disini, disini terlalu bahaya baginya yang hanya jiwa manusia biasa yang masuk ke dalam novel bergenre dark romance remaja SMA.

Hal yang perlu ia ingat dan harus ia jauhi adalah antagonis pria cerita ini, ia gila dari segala orang gila di cerita ini.

Bahkan ia sendiri yang menciptakan karakternya menjadi takut sendiri. Jika ia tahu ia akan masuk novel ini sudah pasti ia akan membuat cerita romansa SMA biasa dengan banyak adegan manis dibanding dengan kisah berdarahnya.

Namun nasi sudah menjadi bubur, ia hanya bisa menjalani kehidupannya disini dengan baik dan tak membuat semua orang curiga.

"Kenapa Auryn tak meninggalkan sedikitpun ingatan tentang dirinya?" Kesal Auryn dan ia merebahkan dirinya di kasur.

Mungkin dengan ia tidur siang sebentar ia akan menemukan sebuah petunjuk.

Memejamkan matanya sebentar ia langsung terlelap dengan tidurnya hingga ia terbawa oleh mimpi.

"Auryn." Panggilan suara halus tersebut membuat Auryn melihat ke kanan kekiri.

Ia berada di tempat serba putih yang ia tak tahu keberadaannya.

"Siapa!" Teriak Auryn pada seseorang yang memanggilnya tadi.

"Siapa itu?! Ini dimana, tak adakah yang bisa menjelaskan ini dimana?!!" Auryn berteriak kembali karena ia tak tahu ini dimana seperti tempat tak memiliki ujung yang membuat Auryn ketakutan.

"Auryn, ini adalah dunia kosong. Dunia yang belum memiliki takdir oleh sang penulis. Aku adalah pengendali alam imajinasi tak nyata dan kau telah dikutuk oleh pembacamu untuk melihat tokohmu sengsara dengan langsung." Suara yang menggema tersebut membuat Auryn ketakutan.

"Apakah aku bisa kembali?! Bagaimana aku bisa kembali ke duniaku sendiri?!"

"Takdirlah yang akan menuntunmu."

"Lalu dimana jiwa asli pemilik tubuh ini? Apakah ia sudah mati??"

"Auryn Athaya Queensha adalah Alseana Ratu Afensa adalah Auryn Athaya Queensha."

Suara tersebut terus berdengung di telinga Auryn hingga dia langsung membuka matanya dengan keringat yang membasahi tubuhnya hingga bajunya basah.

"Apa tadi? Apa tadi mimpi? Kenapa begitu nyata??" Auryn bernafas dengan tersengal-sengal seperti orang berlari maraton.

"Jadi aku harus menerima takdirku disini sampai menemukan jawaban?"

"Dan suara itu bilang aku adalah Auryn Athaya Queensha sendiri?"

Ia mulai pusing dengan apa yang ia alami sekarang, ia segera bangkit dari ranjangnya dan segera masuk ke kamar mandi karena ia melihat jam sudah menunjukkan pukul lima sore.

Ia merendamkan tubuhnya di bathup berharap rasa pening di kepalanya mulai memudar.

Dengan wangi lilin yang menenangkan, Auryn kembali memejamkan matanya kembali seakan ia berada di lautan bunga yang menenangkan.

Tok!

Tok!

"Non, apakah anda sudah bersiap? tuan dan nyonya sudah tiba di mansion!" Suara Bi Dira terdengar dari luar.

Ia langsung membuka matanya lebar-lebar. Sejak kapan ia mengingat suara itu bi Dira?

Kenapa ia merasa ia seperti mengingat semua nama orang disini?

Apa karena ucapan dari suara misterius tersebut yang mengatakan jika Auryn Athaya Queensha adalah dirinya sendiri??

"Non?? Apakah anda ada di dalam?" Suara Bi Dira kembali terdengar lagi.

"Ya bi Dira, aku sedang bersiap!!" Teriaknya agar bi Dira yang berada diluar mendengar suaranya.

"Baik non, tuan dan nyonya sudah dibawah jadi non Auryn langsung ke bawah saja." Ucap bi Dira selanjutnya.

Auryn tak menjawab lagi, ia langsung bergegas untuk menyiram tubuhnya lalu segera memakai handuk dan menuju walk in closet miliknya.

Ia ingin memakai pakaian rumahan yang sederhana namun tak ada hal sederhana disini.

Apakah Auryn setiap hari memakai pakaian yang ia anggap pakaian untuk pergi keluar??

"Sepertinya memang Auryn tak memiliki kaos oblong dan celana training di lemarinya" Gumam Auryn.

Ia pun mengambil satu buah Hoodie yang memiliki tudung kelinci dan celana legging warna putih disana. Setidaknya itu yang paling sederhana disini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!