LIHAT AKU SEKALI SAJA

"Erinaaa...Keluar kamu!!!", teriak Nella dari luar restoran.

"Sebenarnya apa mau mereka? Aku akan menemui mereka", ujar Erin yang sedang menuruni tangga dari ruangannya. Mendengar teriakkan keras Nella.

"Jangan nona Erina. Tuan Theo sudah memerintahkan saya agar nona tetap di ruangan anda saja. Tuan kuatir nona Nella bertindak nekat. Ia tidak sendirian tapi bersama pengacara dan wartawan juga", ujar Aisyah mencegah keinginan Erin untuk keluar menemui Nella.

Tenanglah tidak akan terjadi apapun", ujar Erin melangkah ke depan.

"T-api nona, kata tuan Theo nona tunggu di ruang kerja saja. Keamanan telah dan yang lainnya menghadang mereka agar tidak masuk ke dalam".

Erina tidak menggubris ucapan Aisyah. Erin tetap keluar.

Begitu melihat Erina keluar, Nella langsung bereaksi. Wanita itu semakin berteriak histeris. Teriakan nya sungguh meraung-raung membuat orang-orang yang lalu lalang dengan kendaraan memperlambat laju kendaraan mereka, mereka membuka kaca mobil. Pun wartawan yang di bawa Nella langsung merekam dan menyiarkan peristiwa tersebut secara online.

"Kembalikan semua harta milik ku yang kau kuasai, jalangg!! Selama ini kau bukan siapa-siapa bagi Theo. Kau tidak tahu malu sudah menikah dengan kekasih orang. Apa kau tahu Erin, kau itu wanita murahan!!!", hardik Nella menggebu-gebu sambil menunjuk-nunjuk wajah Erina dari kejauhan.

"Silahkan ambil wajah pelakor ini, bila perlu zoom. Hati-hati pria kalian bisa-bisa diembat juga dengan wajah polosnya itu", teriak Nella yang langsung di soraki orang bawaannya.

"Sebaiknya kalian pergi sebelum tuan Theo datang. Akan panjang urusannya jika kalian masih nekat membuat huru-hara di sini", ucap Aisyah mengingatkan Nella dan rombongannya.

"Halah. Memangnya siapa kau", balas Viona menghardik Aisyah. "Kamu hanya karyawan kelas bawah yang di bayar Nella. Kau tidak ada hak bicara begitu pada bos mu".

"Aku tidak pernah mengambil milik mu. Restoran ini milik suami ku", ujar Erina.

Terdengar tawa Nella, Viona dan orang yang mereka bawa.

"Munafik kamu. Lagak mu tidak mengambil, tapi begitu di beri kau tidak menolaknya. Dasar wanita sok lugu. Cuihhh!!!"

"Sudah benar Theo memperlakukan mu seperti pertama. Kau jadi istri memang tidak berguna, kampungan dan memalukan. Aku aneh juga kenapa Theo jadi berubah, jangan-jangan kamu pakai dukun ya", ketus Nella dengan kata-kata kasar menghina Erina.

Erina yang di hina menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak ada urusan dengan kamu Nella. Asal kalian tahu, aku menghormati mu bahkan sejak Theo telah menjadi suami ku aku tidak pernah melarangnya bersama mu. Aku tidak banyak menuntut. Bahkan malam itu saat kau mengantar suami ku pulang, aku tidak melarang mu".

"Aku tidak mengerti kenapa kamu tidak terima, keputusan suamiku karena ia pemilik restoran ini".

Mendadak kepala Erin berdenyut-denyut. Dadanya pun terasa berdebar. "Usir mereka Aisyah. Aku tidak suka mereka membuat ribut di tempat ini. Aku tidak ada urusan dengan Nella atau pengacara itu. Suamiku akan segera datang, jadi jangan pernah mereka menginjakkan kaki di tempat ini lagi!", ketus Erin hendak masuk sambil memijat keningnya.

"Kami akan pergi jika Theo dan kau menandatangani surat perjanjian.. memberikan apartemen, restoran, mobil dan aset lainnya pada nona Nella sekarang juga", tegas Bimo menatap tajam Erina yang berdiri di teras delicious restaurant.

Hingga mobil mercy berwarna hitam milik Theo datang, berhenti tepat di belakang Nella dan Bimo.

Theo turun sambil mengancingkan jas kerjanya dan memasang kacamata hitam ke wajahnya yang nampak menahan amarah.

"Ada apa kalian ribut di restoran milik ku?", tanya Theo dengan suara tegas.

"Aku ingin mengambil hak ku yang kau dan istri kampungan mu ini kuasai", jawab Nella tak kalah ketus dan memancarkan sorot tajam membalas Theo.

Theo tertawa sinis mendengar nya.

"Percaya diri sekali". Tegas Theo melangkah menghampiri istrinya yang terlihat tidak baik.

"Bawa istri ku masuk, Aisyah. Kau temani istri ku di ruangannya", perintah Theo pada manajer.

"Baik tuan Theo", jawab Aisyah yang segera mengikuti perintah dengan menuntun Erina masuk ke dalam restoran.

"Kamu tetap di sini jalang!!! Kenapa? Kau takut karena apa yang aku bilang benar semua?", teriak Nella kesal melihat Theo begitu perhatian pada Erina.

"Usir mereka dari properti milik ku sekarang juga!!", hardik Theo memerintahkan petugas kepolisian yang datang bersama Kelvin dan Bryant.

"Enak saja!! Kalianlah yang harus pergi dari properti milik ku", seru Nella berapi-api.

"Klien saya benar. Ia pemilik sah delicious restaurant dan apartment. Klien saya bisa memperlihatkan sertifikat aslinya".

Theo tertawa mendengar ucapan Bimo. "Kau nekat menentang ku Bimo, mendiang ayahmu pasti sedih melihat anaknya pengkhianat seperti dirimu ini".

Bimo pun menertawakan perkataan Theo. "Tidak penting lagi urusan dengan orang mati, bagiku siapa yang memberi keuntungan lebih besar, aku akan berada di pihaknya", jawab Bimo tertawa santai.

"Good. Kau membuka kedok mu di hadapan wartawan yang kau bawa. Kalian rekam itu dan segera siarkan!".

"Di tangan saya sertifikat asli restoran ini dan beberapa aset lainnya yang ada pada nona Nella. Pemilik lama tidak akan bisa menyangkal lagi. Akuin saja kau telah kalah Theodoriq Widjanarko", ketus Bimo lantang dengan percaya diri memperlihatkan buku sertifikat yang ia pegang.

"Nona Nella Stefany adalah pemilik sah delicious restaurant sesuai dengan hukum yang berlaku di negara ini, kalian suka atau tidak".

Nella dan Viona tertawa penuh kemenangan. Keduanya bahkan berpelukan.

"Kau pengacara abal-abal atau bagaimana Bimo Lazarus. Tentu saja kita semua tahu, walaupun klien mu pemegang sertifikat asli bukan berarti dialah pemiliknya. Apalagi yang kau perlihatkan itu adalah sertifikat lama masih berupa buku, bahkan sertifikat aset lainnya hanya copyan saja. Tentu tidak serta merta di jadikan klaim sebagai pemilih yang sah", tegas Kelvin.

"Klien saya tuan Theodoriq Widjanarko telah memperbarui sertifikat restoran ini setahun yang lalu. Jadi di pastikan sertifikat yang kalian pegang itu tidak berlaku lagi. Jika kalian masih menyangkalnya, aku pastikan kalian akan berhadapan dengan hukum yang berlaku", ucap Kelvin dengan lugas membuat Bimo dan Nella terdiam tak berkutik.

Nella menggelengkan kepalanya. "Tidak... tidak, kau pasti bohong Kelvin. Theo tidak akan melakukan perubahan tanpa memberi tahu ku", tutur Nella dengan tubuh gemetaran membolak-balik buku sertifikat yang ada dengannya selama ini.

Begitu juga dengan Bimo, pria itu tak bisa berdebat lagi dengan Kelvin yang kini telah resmi menjadi pengacara Theo.

"Lakukan sesuatu Bimo. Kau ini pengacara ku, untuk apa aku membayar mu brengsek", hardik Nella kesal.

"Aku menyerah. Silahkan kau jalan sendiri Nella. Jangan pernah libatkah aku dalam sengketa kalian", jawab Bimo pergi begitu saja.

"Dasar pengacara tidak berguna. Kau brengsekk Bimo. Aku akan menuntut mu!!!", teriak Nella emosi.

...***...

Bersambung..

Karya ini nggak bisa lanjut panjang bab-nya, karena gak dapat 20 bab terbaik. Artinya akan segera Emily tamatkan.

Terimakasih yang setia membaca membaca dan aktif meninggalkan jejak setelah membaca. Mudah²an kita jumpa di karya baru Emily lainnya 🙏