NovelToon NovelToon
Tuan Muda Yang Hilang

Tuan Muda Yang Hilang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Patahhati / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial
Popularitas:174k
Nilai: 5
Nama Author: Guspitria Kamal

Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?

Inilah kisahnya 👍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24 Pengorbanan Tisa

Segera Imah lebarkan langkahnya mencari keberadaan Mayang yang entah di mana keberadaannya, yang pasti Imah sangat yakin Mayang masih disembunyikan di dalam vila ini. Tepat saat Imah berbelok akan menuruni anak tangga, terlihat Tama tengah di pukul oleh dua orang suruhan Tuan Bagas.

Tanpa pikir lagi Imah langsung melompat dan menendang dengan kaki salah seorang penjahat tersebut hingga penjahat itu tersungkur ke dapan. Kemudian Imah menginjak perut pria itu dan membenturkan kepalanya kelantai hingga pria itu tidak sadarakan diri.

Bugh...bugh..

Sekuat tenaga Imah menarik pria yang satunya lagi saat pria itu mencekik Tama menggunakan dasi yang tergantung dileher Tama.

'' Kemari kau bajingan, bugh..ini akibat kau berani mencekik Tuanku..bugh bugh...ini untuk kebodohanmu bajingan...Bugh..Bugh...'' Imah memukul dan menendang serta menginjak-injak pria yang sudah lemah dan berdarah tersebut.

'' Imah..Imah..sudah Imah, nanti dia bisa mati.'' Tama mulai takut Imah akan kebablasan.

'' Hoh..hoh..hoh, bikin emosi aja. Kayak ga ada kerjaan lain yang lebih baik hoh..hosh...'' Imah menghentikan pukulannya dengan nafas yang sudah ngos-ngosan.

'' Anda tidak apa-apa Tuan?'' Imah menatap Tama yang tengah berdiri mematung di sampingnya dengan tatapan Tama yang terus melihat Imah dengan wajah yang sulit untuk dijelaskan.

'' Tuan..Tuan.., apa anda masih bernafas?'' Tama reflek memegang tangan Imah yang sedang menyentuh dada Tama.

'' Seharusnya aku yang bertanya, apa kamu baik-baik saja?'' Tama masih menatap wajah Imah yang entah sejak kapan sudah memerah seperti kepiting rebus.

'' A..a..saya baik-baik saja Tuan, sebaiknya kita cari Mayang. Mayang tidak bersama Tuan Danu.'' Imah mengalihkan dan melangkah menelusuri setiap ruangan yang ada di lantai dua. Hal itu sontak membuat Tama kembali sadar dari lamunannya lalu melakah mengikuti Imah dari belakang.

'' Sial, dimana mereka menyembunyikan Mayang?'' Imah mendumel kesal saat tidak menemukan keberadaan Mayang di lantai dua vila tersebut.

'' Bagaiman Imah, di mana Mayang?'' Ujar Danu tepat saat mereka bertemu di ujung tangga. Danu terlihat dipapah oleh Beni karena darahnya terus merember dari pinggangnya.

'' Danu kamu baik-baik saja?'' Tama panik saat melihat baju Danu basah oleh darah segar.

'' Tidak apa-apa, hanya luka bekas operasiku sobek lagi.'' Jawab Danu.

'' Tunggu di sini.'' Kata Imah. Dan ketiga pria itu langsung menatap kemana arah Imah berjalan.

'' Hei...hei...bangun, banguuuun. Saya hitung sampai tiga, jika kamu tidak bangun maka burung perkututmu akan saya patahkan.'' Sontak ucapan Imah langsung membuat pria yang terkapar itu terduduk. Bukan hanya itu, Tama Danu dan Beni reflek melindungi aset pribadinya dengan tangan mereka.

'' Dimana kalian sembunyikan Mayang? Cepat katakan..CEPAT!! Kalau tidak burung dan telormu akan aku potong dan aku kasih makan biawak.'' Pria itu langsung memelas ketakutan.

'' Ja jangan Nona, ba baik saya katakan.'' Pria itu sungguh pucat ketakutan dengan ucapan Imah.

'' CEPAT!!!'' Imah menarik kerah baju pria itu.

'' I iya iya Nona, ini juga mau bilang. Wanita itu di sekap di gudang bawah tanah.'' Bugh.. satu bogem mentah mendarat di wajah pria itu hingga darah segar mengalir dari hidungnya yang kemungkinan besar sudah patah.

'' Ayo jalan.'' Ajak Imah. Bukannya mengikuti Imah, ketiga pria itu hanya saling menatap dengan tubuh yang terdiam kaku.

'' Apa dia anggota mafia?'' Beni berucap saat Imah telah melewati mereka yang tengah berdiri di ujung tangga.

'' Tuan-Tuan, apa kalian masih ingin berdiri di sana?'' Imah mulai kesal karena ketiga pria itu masih diam ditempat.

'' Cepat, sebelum burung dan telor kita di kasih makan biawak.'' Ujar Danu melangkah turun bersama Beni yang memapahnya pelan.

'' Sungguh luar biasa.'' Gumam Tama dengan senyum yang seletika terbit dari wajah tegasnya.

Saat ini Imah, Danu, Beni dan Taman tengah berada di depan pintu sebuah ruangan yang mamang cocok disebut dengan sebuah gudang. Pintunya kayu yang sudah tua tapi masih terlihat kokoh. Dindingnya yang terlihat kusam dan berlumut.

'' Satu dua tiga..'' Tama mendobrak keras pintu itu namun tidak kunjung terbuka.

'' Minggir Tuan.'' Imah menendang keras pintu itu dengan satu kakinya, dan braakkk... Pintu itu langsung lepas dari kunsennya.

'' May...Mayang...'' Danu berlari tergopoh-gopoh ke dalam.

'' Berhenti ditempat!'' Ucapa Tuan Bagas dengan satu tangan menempelkan senapan api di kepala Mayang dan satu tangan lagi menahan leher Mayang.

'' Papa...apa yang sudah papa lakukan. Hentikan pa, kita bisa bicarakan ini baik-baik.'' Tama mulai panik begitu juga dengan Danu. Rasa sakit di tubuhnya langsung hilang berganti dengan kecemasan saat melihat istrinya dalam bahaya.

'' Jika kalian ingin wanita ini selamat, maka biarkan kami keluar.'' Tuan Bagas mulai bernego.

'' Mas...hiks..hiks...Mas..'' Wajah Mayang sudah pucat dan basah oleh air mata, kakinya terlihat gemetar sangking takutnya.

'' Tenang sayang, tenang yah. Mas pasti akan menyelamatkanmu.'' Ujar Danu menenangkan Mayang.

'' Ah..banyak drama kalian.'' Secepat kilat Tuan Bagas mengarahkan pistol ditangannya dan membidik Danu yang berada tepat ditengah. Dan...

Dooor.....

Satu peluru melesat cepat mengarah ke Danu dan seketika tubuh Danu tersungkur ke lantai. Tapi bukan Danu yang tertembak, melainkan Tisa. Tepat saat Tuan Bagas melepas pelatuknya, saat itu juga Tisa mendorong Danu ke depan sehingga peluru Tuan Bagas menembus bahu kanan Tisa.

Tubuh Tisa terhuyung, dengan sigap Beni yang berada tepat di sampingnya menahan tubuh Tisa agar tidak jatuh ke lantai. Darah segar mengalir deras dari bahu Tisa hingga membasahi baju Beni yang sedang memeluknya.

'' Tisaaaa....'' Semua yang ada di dalam langsung berteriak.

'' Dasar bodoh, anak bodoh!!'' Gumam Tuan Bagas yang bahkan menyalahkan anaknya.

'' Papaa... apa yang Papa lakukan? Liat Pa, Tisa kena tembak.. liat keegoisan Papa, LIHAT PAAA!!!'' Tama berteriak dengan mata yang sudah memerah membentak Papanya yang sudah kalap mata.

" Dia sendiri yang menginginkan itu terjadi, jadi bukan salah Papa.'' Ujar Tuan Bagas tanpa dosa.

'' Om Tisa sudah jadi korban Om, hentikanlah Om sebelum lebih bayak korban lagi.'' Danu berusaha menyadarkan Tuan Bagas, tapi itu sia-sia.

'' Bagas..hentikan semua ini.'' Ucap Tuan Agung yang sudah berdiri di depan pintu.

'' Cepat bawa Tisa pergi dari sini!'' perintah Tuan Agung. Tanpa diminta Beni langsung menggendong Tisa dan berlari cepat keluar vila untuk membawa Tisa ke rumah sakit.

'' Bertahanlah Tisa, bertahanlah.'' Gumam Beni dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipinya. Hati Beni begitu hancur saat melihat Tisa berlumuran darah dan tak berdaya.

'' Rudi sudah menyiapkan semuanya, sekarang lepaskan Mayang.'' tambah Tuan Agung saat Rudi menyerahkan sebuah map hijau pada Tuan Agung tepat saat Beni sudah keluar.

'' Letakan map itu di lantai, dan sekarang keluarlah semuanya dari sini.'' Perintah Tuan Bagas.

Setelah Tuan Agung menganggukan kepala, semuanya melangkah pergi keluar vila meninggalkan Tuan Bagas yang masih menodongkan senjata ke kepala Mayang.

Di luar vila keadaan sangat kacau, bayak tubuh yang tergeletak entah masih hidup atau tidak yang jelas sudah bergelimpangan di tanah dan di teras. Hanya terlihat beberapa orang dari Tuan Agung yang masih tersisa.

Terlihat Tuan Bagas ke luar dari pintu vila dan berlahan berjalan menuju sebuah mobil yang terparkir dengan menyeret paksa Mayang yang sudah terlihat sangat lemah.

'' Jangan coba-coba mendekat, kalo tidak saya pecahkan kepalanya.'' Ujara Tuan Agung saat Danu dan Tama hendak melangkah.

Tepat saat tuan Bagas membuka pintu dan melempar map tadi ke dalam mobil, terlihat Tuan Bagas menarik pelatuknya..

'' Kalian pikir saya bodoh hah! Haha haha...'' Tuan Bagas mulai menarik pelatuknya, Dan...

Dooor... Sebuah peluru lepas dari sarangnya. Mayang berteriak kencang saat Tuan Bagas merosot jatuh ke tanah.

Dengan sekut tenaga Danu berlari memeluk Mayang, dan Tama langsung berlari menuju Papanya yang sudah terkapar akibat peluru yang menembus lehernya.

Semuanya sangat kaget saat melihat Imahlah yang telah menembak Tuan Bagas tepat saat Tuan bagas akan menarik pelatuknya. Imah yang sebelumnya telah mengambil pistol milik Sekretaris Rudi, diam-diam sudah bersiap membidik Tuan Bagas karena firasatnya sudah buruk.

'' Ma maaf, saya hanya ingin menyelamatkan Mayang. Ini Tuan, tadi saya lupa bilang pinjam sama Tuan.'' Ucap Mayang sok polos saat semua sorot mata mengarah padanya.

1
sakura
...
Candra Apih
ceritanya jadi jauh dari judul
Candra Apih
harusnya yg jdi MC itu c Imah
Yusmar Lina
Lumayan
tri sutami
pengawal tuan agung letoy smuaa
Rusliadi Rusli
slow thor
Ridho Widodo
mayang goblok...otaknya dungu ga mikir keadaan suami nya....
Ridho Widodo
mayang di bikin mati aja thor...tau suaminya ada musuh malah sok polos....
Welda Arsy❤
bagus banger cerita mu thooor....terharu akhir nya bahagia🤗semangat berkarya thorrr😘
Welda Arsy❤
aq mampir thorrr
Fano Jawakonora
jgn buarkan apem amisnya ima nganggur tama hajar terus rancap teeus pepet terus sampai baasaahhh apemnya amisnya
Fano Jawakonora
sdhlah burung kutilang bau ketek....bau apem... tama akn segera menikah dgn ima kamu itu hny masa lalu jgn sok cantik dn manja" amis didepan tama dn ima
Fano Jawakonora
knp a skl danu sama beni sdh mati kali cpt dtg berikan bantuan author knp bikin cerita koq peran utama semuanya disiksa cerita gk nyambung banget nih dimna" peran utama selalu unggul koq ini yg oeran pembantu yg mendominasi cerita apaan ni
Fano Jawakonora
knp auhtor suka sekali hncur danu
Fano Jawakonora
lanjut auhtor may terllu berlebihan gk ngerti dgn urusan suaminya kase suport ding ini mala ngbek
Fano Jawakonora
kamu gk ngerti may pengawal itu penting musuh masi mengincar jgn teledoh may kamu itu dungu diam sja ikuti alurnya
Fano Jawakonora
gmn dgn musuhnya danu dn tama
Ilham Risa: Hai kak, mampir juga yuk kak ke novel aku "penyamaran seorang pria kaya raya" makasih kak🙏
total 1 replies
Fano Jawakonora
yukito bau
Fano Jawakonora
org kya tapi gk peka terhadap musuh disekelilingnya knp gk pke pengawal banyak" mna data perusahan mudah di retas lg
Fano Jawakonora
cerita gk bisannya bikin danu korban terus auhtir konyol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!