Setelah memenangkan perang di perbatasan, Qin Chen, Pangeran ketiga Kerajaan Chu segera kembali ke istana Kerajaan untuk secepatnya meresmikan hubungan dengan salah satu putri pejabat Kerajaan yang telah lama menjadi kekasih hatinya.
Kembali ke istana saat Raja sedang menggelar pesta pernikahan, Qin Chen terkejut melihat Li Wei, wanita yang dia cinta duduk bersandingan dengan Ayahnya, dan mendapatkan gelar Selir Agung. Gelar di Kerajaan yang hanya berada satu tingkat di bawah Ratu.
Mendapatkan sambutan yang begitu menyakitkan setelah memenangkan peperangan, Qin Chen begitu saja melepas gelar Pangeran miliknya, dan tanpa pamit dia pergi meninggalkan Kerajaan Chu.
Dua tahun berlalu, Qin Chen yang sudah merubah identitasnya kembali ke Kerajaan Chu. Bukan kembali untuk mengambil gelarnya, dia justru kembali sebagai pengawal Putri Liu Yao, Putri Mahkota Kerajaan Shu, yang merupakan calon istri Putra Mahkota Kerajaan Chu.
Dari sinilah dimulainya kisah Qin Chen menjadi seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Sia-Sia Delapan Jenderal Kerajaan Shu
Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih...
°°°
“Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa dia seorang diri dapat mengalahkan empat Jenderal yang sudah berada di tingkat Pendekar Ahli?...” Raja Liu Feng sangat terkejut melihat pengawal pribadi Putri Liu Feng, dapat memukul mundur keempat Jenderal terkuat yang dimilikinya.
Raja Liu Feng tiba-tiba saja merasakan ketakutan melihat kekuatan pengawal Putri Liu Feng, dan merasa telah melakukan kesalahan besar dengan menahan Putri Liu Feng yang ingin pergi meninggalkan istananya.
Hanya mengalami luka yang tidak terlalu parah, keempat Jenderal segera bangkit, tapi kali ini mereka tidak buru-buru menyerang lawannya, “Dia sangat kuat, melakukan serangan secara asal hanya akan membuat kita celaka untuk kedua kalinya. Lebih baik kita menyerangnya dari empat arah berbeda!” ujar salah satu Jenderal.
Qin Chen tersenyum mendengar rencana mereka, “Apapun yang kalian rencanakan, itu semua tidak akan berguna saat kalian berhadapan denganku,” katanya.
“Kamu terlalu sombong untuk orang yang sebentar lagi mati,” kata Jenderal lainnya sembari mengeluarkan pedang yang merupakan senjatanya.
Tiga Jenderal lainnya juga mengeluarkan senjata mereka masing-masing, dan mereka mulai bergerak menyerang Qin Chen.
Kali ini gerakan mereka lebih cepat dari sebelumnya, dan daya hancur serangan mereka juga lebih besar dari sebelumnya.
Melihat itu, Qin Chen segera saja mengeluarkan pedangnya, menghadang setiap serangan yang dilakukan oleh keempat Jenderal.
Dengan kekuatan yang lebih besar, bukan sesuatu yang sulit bagi Qin Chen mengimbangi kekuatan mereka. Bahkan, perbedaan kekuatan yang begitu besar, membuat keempat Jenderal mulai kewalahan menghadapi Qin Chen, yang hanya sesekali melakukan serangan balasan, di sela-sela menghadang serangan mereka.
Keempat Jenderal di buat kebingungan karena mereka tak kunjung menemukan celah untuk mengalahkan Qin Chen.
Terus menyerang tanpa membuahkan hasil, membuat keempat Jenderal mulai kelelahan, dan pada akhirnya keempatnya melompat mundur menjauhi Qin Chen hanya untuk sejenak memulihkan kembali stamina mereka.
Akan tetapi, Qin Chen tidak memberi mereka banyak waktu untuk memulihkan stamina.
Yakin kedua pelayan pribadi Putri Liu Yao dapat melindungi sang Putri, kini giliran Qin Chen maju melakukan serangan.
Saat Qin Chen melesat maju menyerang ke arah keempat Jenderal, dari arah pintu istana masuk empat Jenderal lainnya yang langsung maju menghadang serangan Qin Chen.
Namun karena minimnya persiapan yang mereka lakukan, keempatnya justru harus terpental mundur menghantam dinding istana, saat mencoba menghadang serangan yang dilakukan Qin Chen.
Senyum lebar terlihat di bibir Putri Liu Yao melihat yang dialami para Jenderal kepercayaan Raja Liu Feng.
“Yang Mulia, apa Yang Mulia ingin menabuh genderang perang denganku? Kalau itu keinginan Yang Mulia, dengan senang hati aku pasti memberikan apa yang menjadi keinginan Yang Mulia,” ujar Putri Liu Yao.
Raja Liu Feng menarik mundur para Jenderalnya, lalu dia berkata, “Putriku, aku mohon turuti apa yang sudah aku putuskan! Semua yang aku putuskan semata-mata hanya untuk kebaikanmu. Menjadi Selir Pangeran kedua Kekaisaran Qing. Meski hanya seorang Selir, kamu akan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan menjadi Permaisuri seorang Pangeran dari salah satu Kerajaan...”
“Yang Mulia, kamu tahu apa tentang mana yang baik dan mana yang tidak baik untukku? Yang Mulia, kamu selama ini hanya memikirkan tentang kekuasaan. Apapun yang baik untuk memperkuat kekuasaan yang kamu miliki, sekalipun itu harus mengorbankan keluargamu, semua itu akan terlihat sebagai keputusan baik untukmu!” seru Putri Liu Yao yang emosinya mulai terpancing.
“Putriku, aku baru satu melakukan kesalahan saat memaksa kamu bertunangan dengan Putra Mahkota Qin Yuwen, tapi selebihnya aku senantiasa memutuskan sesuatu yang tepat untukmu,” ungkap Raja Liu Feng.
Putri Liu Yao terkekeh pelan mendengar semua itu. Masih teringat jelas dalam ingatannya, sebuah kesalahan terbesar yang dilakukan Raja Liu Feng, hanya untuk menyelamatkan kedudukannya sebagai Raja Kerajaan Shu.
“Apa Yang Mulia yakin kalau selama ini hanya itu kesalahan yang pernah Yang Mulia lakukan padaku?” tanya Putri Liu Yao dengan sorot mata tajam menatap Raja Liu Feng.
Raja Liu Feng tentu tidak lupa dengan peristiwa yang terjadi pada Permaisurinya, yang tidak lain adalah Ibu dari Putri Liu Yao, “Putriku, apa yang terjadi pada Permaisuri adalah takdir, dan itu semua terjadi juga semata-mata untuk kebaikan kita semua,” ungkap Raja Liu Feng.
Emosi Putri Liu Yao seketika memuncak setelah mendengar semua itu, lalu dengan suara lantang dia memberi perintah pada Qin Chen, “Qiao Chen, bunuh kedelapan Jenderal Kerajaan Shu, untuk membayar perkataan yang baru dilontarkan Yang Mulia Raja!...”
Meski belum tahu pasti apa yang terjadi dengan Permaisuri, yang merupakan Ibu dari Putri Liu Yao. Saat mendengar perintah dari Putri Liu Yao untuk membunuh delapan Jenderal Kerajaan Shu, tanpa banyak berpikir Qin Chen langsung saja menyerang delapan Jenderal yang berdiri tepat di depan Raja Liu Feng.
Qin Chen kali ini tidak lagi menutupi kekuatannya. Dengan seluruh kekuatannya, dia langsung menyerang kedelapan Jenderal Kerajaan Shu.
Delapan Jenderal Kerajaan Shu sama sekali tidak memiliki kesempatan menghindari serangan Qin Chen. Mereka hanya bisa bertahan dari serangan yang mustahil mereka tahan tanpa mengalami luka.
“Pen-Pendekar tingkat Raja! Bag-Bagaimana mungkin ada pendekar tongkat Raja lainnya, selain tiga sosok yang selama ini kekuatannya telah diakui oleh dunia persilatan,” kata lirih salah satu Jenderal yang dapat melihat tiga belas titik pusat tenaga dalam milik Qin Chen.
Tanpa dia sangka, kata-katanya yang sangat lirih masih saja dapat didengar oleh Qin Chen, “Karena kamu berhasil melihat apa yang tak seharusnya kamu lihat, kamu akan menjadi yang pertama mati di tanganku!...” Qin Chen langsung membunuh Jenderal itu dengan sebuah tebasan pedang yang seketika memisahkan bagian kepala dan tubuh orang itu.
Sebenarnya, meski seseorang dapat melihat titik pusat tenaga dalam milik orang lain, dia tidak bisa menggunakan letak titik tenaga dalam orang lain untuk menemukan titik pusat tenaga dalam miliknya, dikarenakan titik pusat tenaga dalam milik setiap orang berada di tempat berbeda.
Raja Liu Feng melihat kematian cepat yang dialami salah satu Jenderalnya. Tubuh dan kepala terpisah. Pemandangan seperti itu membuat Raja Liu Feng erat memegangi lehernya.
Dia tidak menyangka kalau pengawal putrinya benar-benar membunuh Jenderalnya, begitu dia mendapatkan perintah. Tanpa rasa takut, pengawal putrinya membunuh salah satu Jenderalnya di depan kedua matanya, dan sekarang orang itu bersiap membunuh Jenderalnya yang lain.
Raja Liu Feng terus saja menatap tajam kearah Qin Chen, tapi tiba-tiba saja dia dibuat terkejut saat sosok Qin Chen menghilang.
Terus melihat kesana-kemari mencoba menemukan keberadaan Qin Chen, Raja Liu Feng justru menemukan dua orang Jenderalnya mati dengan sangat mengenaskan.
“Putriku tolong hentikan orang itu! Kematian para Jenderal hanya akan melemahkan kekuatan Kerajaan Shu,” ungkap Raja Liu Feng yang tidak ingin lagi melihat kematian sia-sia para Jenderal kepercayaannya.
“Yang Mulia, aku tidak mungkin menarik kembali perintah yang sudah aku berikan padanya! Bukannya Yang Mulia ingin berperang denganku? Jadi, anggap saja semua ini adalah pembukaan dari perang yang segera terjadi. Dengan membunuh delapan Jenderal kepercayaan Yang Mulia, tentu itu adalah keberuntungan terbesar untukku, sebelum terjadi peperangan yang sesungguhnya,” ujar Putri Liu Yao sembari menunjukkan senyuman lebar di wajahnya.
“Putriku, maafkan Ayah! Ayah tidak akan lagi memaksa kamu menuruti apa yang Ayah putuskan. Kamu bebas memutuskan apa saja untuk hidupmu,” kata Raja Liu Feng meminta maaf.
Putri Liu Yao menggelengkan kepalanya, “Yang Mulia, semua benar-benar sudah terlambat. Kematian kedelapan Jenderal sudah pasti. Namun, Yang Mulia tenang saja, hari ini tidak akan menjadi hari kematian Yang Mulia. Setidaknya Yang Mulia masih dapat menikmati indahnya kehidupan sampai tangan ini mengakhiri hidupmu,” kata Putri Liu Yao sangat ingin melakukan seperti apa yang dilakukan Raja Liu Feng pada Ibunya.
“Putriku, bagaimana mungkin kamu memiliki keinginan membunuh Ayah yang sudah membesarkanmu?” tanya Raja Liu Feng yang tidak percaya dengan perkataan Putri Liu Yao.
Belum juga mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, Raja Liu Feng melihat bagaimana tiga Jenderalnya mati, dan kini hanya menyisakan dua Jenderal yang berdiri tepat di depannya. Namun, hanya dalam satu tarikan nafas, dua orang Jenderal di hadapannya mati, dan kini tak lagi ada delapan sosok Jenderal yang selama ini senantiasa menemani serta memberi perlindungan padanya.
“Yang Mulia, asal kamu tahu betapa keinginanku membunuhmu, seperti apa yang kamu lakukan pada Ibu dan seluruh keluarga Ibu! Sampai waktunya tiba, kamu akan merasakan kematian seperti yang mereka rasakan...” Sosok Putri Liu Yao tiba-tiba saja menghilang, dan tak lama sosok Qin Chen serta dua pelayan pribadi sang putri ikut menghilang dari pandangan Raja Liu Feng.
°°°
Bersambung...