NovelToon NovelToon
CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Nelki

- 𝗨𝗽𝗱𝗮𝘁𝗲 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗛𝗮𝗿𝗶 -

Ria merupakan seorang mahasiswi yang dulunya pernah memiliki kedekatan dengan seorang pria bernama Ryan di dunia maya. Hubungan mereka awalnya mulus dan baik-baik saja, tapi tanpa ada tanda-tanda keretakan berakhir dengan menghilang satu sama lain. Sampai Ryan menghubungi kembali dan ingin memulai hubungan yang nyata.
Akankah Ria menerima atau menolaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bu, Siapa Sebenarnya Anakmu?

✉️

Bawahan: Bos, Nona tadi sudah sampai rumah dengan selamat.

Ryan: Oke, kamu bisa kembali ke rumah utama.

Bawahan: Siap, Bos.

Ryan sudah melepas kekhawatiran tentangku yang pulang sendiri. Di dalam kamarnya, dia melanjutkan tugas-tugas yang menumpuk di emailnya.

"Sepertinya malam ini begadang lagi," batin Ryan.

...****************...

Aku yang baru saja tiba di rumah, tapi ibu malah menanyakan soal Ryan lebih dulu dari pada diriku. Aku menaruh curiga atas tindakannya. Lalu, aku mulai membombardir dengan beragam pertanyaan.

"Bu, siapa sebenarnya anakmu?"

"Apa perlu kita ke rumah sakit buat tes DNA?"

"Masa anakmu ini baru pulang yang ditanya malah Ryan, Ryan, Ryan."

"Jangan-jangan aku anak pungut yah?" kataku menerka.

Ibukku langsung diam. Benar saja dia pilih kasih. Langsung baik-baikin aku di detik berikutnya. Dia mulai membuatkan minuman untukku. Haus yang ku tahan sejak tadi akhirnya bisa terobati dengan segelas teh ini. Aku belum meminumnya sampai habis, malah mendengar kalimat menyebalkan darinya.

"Yah, Ibu kan cuma nanya keadaan calon mantu," katanya dengan enteng.

Mendengarnya mengatakan itu, aku menyemburkan separuh teh yang ku minum tadi. Ibuku panik langsung menepuk-nepuk punggungku. Aku memberikan tatapan tajam padanya, tapi tak berpengaruh. Dia menghentikan aksinya dan melanjutkan wejangan yang panjang.

"Kamu itu dah boleh nikah kok. Emang kenapa kalau nikah muda? Ibu juga ga masalah kok. Lagian si Ryan itu suka sama kamu. Harusnya kamu seneng ada yang suka, ditambah dianya serius tuh," oceh ibuku.

Hatiku yang kecil ini tak mampu menahan pujian ibuku mengenai Ryan. Dia memang baik, tapi apa aku pantas? Kesenjangan hanya akan menambah masalah di kehidupan bersama. Aku tak menanggapi. Tubuhku berdiri tegak dan langsung berjalan ke arah kamar tanpa menoleh ibuku yang terus memanggil namaku.

"Ria! Ria!"

Aku baru saja membuka pintu kamarku dan menerobos masuk ke dalam. Dengan kekuatan tanganku membanting pintu kamar.

Brak!

Buru-buru aku menguncinya dari dalam. Kasurku yang memberi kode siap menjadi sandaran kekesalanku. Tubuhku yang lelah dua hari ini rasanya remuk. Belum lagi semua masalah yang terjadi karena Ryan. Masih belum cukup banyak, ibuku juga ikut menanyakan Ryan. Pikiranku dipenuhi masalah-masalah yang tak seharusnya ada. Kakiku melangkah kecil mendekati tempat tidur.

Bruk!

Aku menjatuhkan tubuhku di kasus dengan keras. Ingin mandi dulu, tapi tubuhku tak mau bergerak. Akhirnya aku memilih untuk tidur siang. Berharap semua beban pikiran dan badan hilang saat terbangun nanti.

...****************...

Rumah sakit tempat Fina berada. Sejak operasi ayahnya dilakukan, dia berjaga di sana seorang diri. Ibunya bekerja, sedangkan adiknya masih bersekolah di SMP. Beruntung Fina sudah masuk waktu liburan kalau tidak siapa yang akan menjaga ayahnya. Kerabat dari kedua orang tua Fina jauh-jauh.

Berkat bantuan dari Ryan, operasi ayahnya bisa dilakukan tepat waktu. Fina tidak bisa membayangkan jika operasi itu terlambat, nyawa sang ayah mungkin terancam. Sekarang kondisi ayahnya sudah stabil dan sudah dipindahkan ke kamar biasa. Fina memandangi ayahnya yang belum sadar selama beberapa hari setelah operasi.

Cairan yang menjadi satu-satunya penunjang nutrisi untuk tubuh ayahnya hampir habis. Fina dengan sigap mencari perawat untuk menggantinya. Perawat datang dengan membawa infus baru. Dia mulai bekerja, mengganti infus ayah Fina.

"Terima kasih Sus," ucap Fina setelah perawat itu selesai memasang infus baru.

"Sama-sama," jawab perawat.

Perawat itu pergi meninggalkan ruangan, Fina masih menunggu ayahnya sadar. Jemari ayahnya perlahan menunjukkan gerakan kecil. Kelopak matanya perlahan terbuka. Dia melihat putrinya di samping.

"Fina!" panggil ayah.

"Ayah dah bangun," kata Fina bergegas mendekati ayahnya dan memeluknya erat.

Ayah mengulas senyum. Diam-diam menahan air matanya agar tak tumpah dihadapan sang anak. Diusapnya kepala Fina dengan lembut. Fina melepas pelukannya. Dia menatap ayahnya sambil bercucuran air mata.

"Udah jangan nangis lagi Nak!" pinta sang ayah.

Tangan Fina bergerak menghapus jejak air matanya. Dia bertindak menjadi kuat di hadapan ayahnya.

"Iya, Yah!" katanya dengan senyuman.

"Aku panggil dokter dulu ya," pamit Fina sebelum meninggalkan ayahnya dan mendapatkan anggukan tanda setuju.

Beberapa menit kemudian, Fina kembali bersama seorang dokter. Dokter mulai memeriksa kondisi ayahnya. Fina merasakan ketegangan saat dokter itu selesai.

"Gimana, Dok?" tanyanya.

"Kondisinya bagus," balas dokter itu kemudian pergi.

Di dalam hati Fina mengucapkan, "Alhamdulillah."

Kabar baik ini dia bagikan kepada ibu, adik, dan temanya yaitu aku.

...****************...

✉️

Fina: Ria, ayahku dah sadar kondisinya juga bagus. Makasih yah atas bantuan kamu dan cowokmu. ☺

Aku yang terbangun dari tidurku memaksakan diri membalas pesan Fina. Mataku memang sudah terbuka. Jemariku mulai menari di keyboard ponsel. Ketika kalimat itu langsung ku kirim tanpa banyak berpikir dan aku kembali tidur.

Fina menerima pesanku. Dia terlihat senang membacanya. Bagaimana tidak? Balasan pesan dariku dengan kalimat pendek, tapi mengandung makna pengakuan hubunganku dengan Ryan.

✉️

Ria: Oke, sama-sama Fin.

Fina: Cie dah diakuin nih si dia. Selamat semoga langgeng.

Fina masih ingat tugasnya sebagai mata-mata Ryan. Dia segera mengsecrenshoot lalu mengirimkan ke Ryan. Ryan yang mendapatkannya tersenyum sendiri. Di tengah kesibukannya dia malah meneleponku. Aku terbangun lagi. Kali ini telepon dari seseorang paling menyebalkan di dunia. Dengan malas aku mengangkatnya.

"Jadi kamu diam-diam udah ngakuin hubungan kita ke orang lain," kata Ryan di seberang.

Aku yang tadinya belum sadar langsung berteriak, "Apa katamu?"

"Ga usah teriak, aku juga paham kok," kata Ryan menenangkan.

"Kata siapa itu?" tanyaku.

"Lho kamu kan yang bilang masa marahnya ke aku sih," jawabnya mengelak.

Ryan segera meneruskan pesan dari Fina kepadaku. Aku yang menerimanya langsung kesal. Harusnya tadi aku sadar dulu baru bales. Sekarang jadi kemana-mana kan. Eh, tapi kok Ryan bisa tau.

"Kamu kok bisa dapet itu dari Fina?" tanyaku mencari dalangnya.

"Heem, kenapa?"

"Ah... tau ah males aku ngomong sama kamu," kataku dan langsung memutus telepon.

Aku mencoba bertanya ke Fina tentang kejadian kali ini.

✉️

Ria: Fin, kok kamu malah bantuin si biang kerok itu sih?

Fina: Iya, siapa suruh dia bayarin kekurangan biaya operasi ayahku. Dia ga minta dibalikin, tapi minta buat ngawasin kamu. Takut banget tuh kayaknya kalo sampe kehilangan kamu, Ri.

Ria: Ya udahlah itu hakmu juga.

Fina: Jangan marah loh ya! Nanti cantiknya ilang lho.

Ria: Ga akan marah kok.

Fina: Cewek kalo bilang ga marah berarti lagi marah beneran. Iya kan?

Ria:😡😡

Fina: Tuh apa aku bilang.

Ria: Dah dulu ya aku mau mandi air dingin biar ga marah.

Fina: Oke, oke. Kalo masih kebakar semprot pake nitrogen aja.

Ria: Iya ga cuma dingin. Bisa jadi monumen patung manusia es.

Fina: Hahaha.

1
Alucard
Aku gak bisa tidur kalau belum baca next chapter, fix it thor! 🥴
ALISA<3
Gemesin banget! 😍
MindlessKilling
Luar biasa! 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!