Terpaksa Menikah Diusia Belia

Arsha menurunkan Ziva dari pangkuannya.Walaupun sesaat begitu tergoda namun pria itu tetap kukuh dengan pendiriannya.

Pria itu masuk ke dalam kamarnya.Beberapa detik kemudian kembali dengan membawa selimut yang langsung diselimutkan ketubuh polos Ziva.

"Jangan lakukan ini lagi!" Pria itu membopong tubuh Ziva menuju kamarnya.Saat itu Ziva hanya menatap matanya yang berekspresi datar bisa dipastikan kali ini dia tidak berhasil.

Setelah insiden beberapa Minggu lalu Ziva tidak pernah mendapatkan lagi haknya sebagai seorang istri walaupun sangat menginginkannya, Ziva hanya bisa menahannya.Sampai dia melakukan semua ini demi mendapatkan keinginannya tapi rasanya semua sia-sia karena suaminya tetap tidak menginginkannya.

Arsha membaringkan tubuh Ziva keatas ranjang lalu tiba-tiba menarik selimut yang menutupi tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan Kak?"

"Jangan harap kau lepas dariku." Arsha mengungkung tubuh Ziva membuatnya tidak bisa bergeser sedikit pun.

Keduanya melakukan pergulatan panas disiang menjelang sore.Keduanya terkapar setelah mendapat keinginan masing-masing.

"Kenapa kamu nakal sekali?aku baru sadar punya istri senakal ini." Arsha mencubit hidung Ziva gemas.

Dulu Arsha berpikir Ziva pasti akan menolak masalah intim seperti ini tapi Ziva malah selalu menggodanya hingga tak bisa menolaknya.

"Seharusnya aku tidak mengajarimu untuk ini, sekarang aku akan kuwalahan mengahadapimu.Bisakah kamu tidak sering-sering meminta ini," pinta Arsha.

"Kenapa aku tidak boleh memintanya darimu, kalau aku tidak meminta darimu lalu aku akan meminta pada orang lain?" Ziva sengaja menggoda Arsha untuk membuat suaminya itu menyadari kesalahannya karena menyianyiakan dirinya begitu saja.

"Ish, amit-amit jangan sampai itu terjadi!Minta padaku kapan pun kamu mau." Arsha menatap tajam ke arah Ziva.

"Nah gitu dong tuan Arshaka, apa tujuanmu menikahiku kalau tidak ingin membahagiakan aku." Ziva beranjak dari tempat tidur lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian Ziva keluar dengan rambut basah dan segar.

Pergulatan dengan Arsha melupakan sejenak masalahnya disekolah dengan Rendy.

Arsha memandangi Ziva yang tengah memakai pakaian setelah mandi.Kedua kalinya pria itu kembali menelan salivanya sendiri mengagumi setiap lekuk tubuh Ziva yang bak gitar spanyol. Ziva memperhatikan ekspresi Arsha yang mulai on lagi."Apa mau lagi?" tawar Ziva.

"Nggak sudah cukup." tolak Arsha.

Pria itu melangkah pergi keluar dari kamarnya menuju kamar mandi.

"Sial!"

Arsha kesal melihat dirinya selalu on jika melihat tubuh Ziva membuat dirinya mau tidak mau bermain solo jika ingin juniornya segera tidur kembali.

Beberapa menit kemudian Arsha keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar di pinggangnya sementara Ziva duduk manis di ruang tamu.

"Enakan mana main sendiri apa sama aku?" Ziva sengaja menggoda suaminya karena gemas akan kekonyolan suaminya itu.

"Kamu ini selalu saja bisa menggodaku, mau diberi les tambahan sepertinya!" ancam Arsha mendekat dan kembali mengungkung tubuh Ziva dengan tangannya.Tiba-tiba handuk yang menutupi tubuhnya jatuh dilantai membuatnya menghentikan aksinya.Pria itu langsung menutupi tubuhnya kembali kemudian masuk ke kamarnya.

"Hahaha." Ziva menertawakan kekonyolan suaminya.

"Aku baru tahu dimana kelemahanmu," batin Ziva.

Belum genap 5 menit pria itu masuk ke kamarnya tiba-tiba berlari kearah Ziva.

"Ada apa Kak? tanya Ziva.

Pria itu tidak menjawabnya malah asyik dengan euforia sendiri.

"Yes." Arsha nampak senang berjingkrak-jingkrak semakin membuat Ziva tak mengerti akan tingkah suaminya.Arsha lalu memeluk tubuhnya kemudian membopong tubuh Ziva dan berputar-putar beberapa kali.

"Cukup Kak," pekik Ziva.

Ziva memegangi kepalanya yang berasa puyeng karena ulah tidak jelas suaminya.Rasa penasarannya semakin besar membuatnya semakin bertanya-tanya tanpa memperdulikan kepalanya yang masih berasa berputar-putar.

"Ada apa sih,tadi aku tanya kamu diam tiba-tiba jingkrak jingkrak nggak jelas lalu membuat kepalaku puyeng?" Ziva semakin geram akan tingkah suaminya.

"Akhirnya proyek baru yang Kakak usulkan disetujui oleh bos dan ini proyek baru yang akan aku pegang sendiri.Setelah ini langkahku menuju kursi Manager akan sangat mudah." Arsha mengungkapkan kebahagiannya.Kini mimpi yang sudah lama diincarnya akan segera ia dapatkan semua berkat Ziva yang selalu berada disampingnya membuat semangatnya semakin berkobar demi membahagiakan wanita pujaannya itu.

***

Seminggu kemudian

Hari ini Ziva akan mulai ulangan kenaikan kelas setelah Ziva berusaha keras selama seminggu lalu belajar giat kini waktunya bertempur dengan kertas ulangan.

Murid-murid semua fokus mengerjakan soal ulangan sementara Guru terus mengawasi gerak-gerik muridnya agar tidak ada murid yang menyontek.

Sesekali Ziva menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena kesulitan mengerjakan soal ulangannya tapi Ziva terus berusaha mengingat kembali setiap pelajaran yang dipelajarinya.

Waktu 60 menit telah berlalu bel berbunyi menandakan waktu mengerjakan telah habis.Murid-murid kemudian mengumpulkan jawaban mereka ke meja Guru pengawas.

Ziva merasa lega dapat menyelesaikan ulangannya sampai selesai.

"Hebat loe Va, semenjak sama Kak Arsha gue lihat loe semakin semangat belajar tidak pernah lagi main-main nggak jelas seperti dulu," puji Keyla. Kedua sahabatnya yang lain juga ikut memujinya karena bagi meraka, Ziva seperti orang berbeda bagi mereka.Beberapa bulan ini nilai ulangan harian Ziva meningkatkan drastis melewati ketiga sahabatnya.

"Malu dong gue,laki gue orang hebat." Ziva mendekatkan ketiga sahabat hingga mendengar bisikannya.

Lalu ketiga sahabatnya mengangkat jempol mereka membuat Ziva semakin semangat karena punya suami dan sahabat yang selalu mendukungnya.

"Yuk balik." Ziva menarik tangan Keyla seraya menatap Nara dan Medina bergantian.Keempatnya kemudian beranjak dari duduknya melangkah keluar dari kelas.

Tiba-tiba langkah mereka di hadang beberapa siswi yang tak lain siswi kelas 12. "Ini ya yang namanya Zivanna anak kelas 11 IPA," ucap Siska ketus.

Siska merupakan mantan Rendy yang diputus secara sepihak.Rumor yang beredar, Rendy memutuskannya karena Ziva, telah sampai ke telinganya membuatnya geram.

"Diapain ini anak?" Reni sahabat Siska menatap Ziva kesal.

"Ada apa ini Kak,apa salah Ziva?" tanya Keyla.

"Masih pura-pura bodoh,kalian nggak punya telinga atau memang tuli?" ucap Siska kasar. "Sini loe!" Siska mencekal paksa tangan Ziva.

"Maaf Kak lepaskan tanganku, apa salahku?" Ziva berusaha melepas cekalan tangan Siska.